NovelToon NovelToon
Love Stalker Syndrome

Love Stalker Syndrome

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / CEO / One Night Stand / Bad Boy / Office Romance
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Tyarss_

Milan selalu punya ide gila untuk selalu menggagalkan pernikahan Arutala. semua itu karena obsesinya terhadap Arutala. bahkan Milan selalu menguntit Arutala. Milan bahkan rela bekerja sebagai personal asisten Arutala demi bisa mengawasi pria itu. Arutala tidak terlalu memperdulikan penguntitnya, sampai video panasnya dengan asisten pribadinya tersebar di pernikahannya, dan membuat pernikahannya batal, Arutala jadi penasaran dengan penguntitnya itu, ia jadi ingin lebih bermain-main dengannya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tyarss_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kuras Hartaku Sayang

Masih dengan penyamarannya, pagi-pagi sekali Milan bersiap. Jika biasanya ia akan bangun siang lalu melakukan aktivitas seperti membaca buku sambil meminum segelas jus, sekarang Milan harus bergegas melaksanakan tugasnya. Seperti perintah Arutala. Mungkin memang benar, yang di butuhkan Arutala itu adalah seorang istri dan bukannya PA.

Lyra yang melihat bagaimana Milan tergesa-gesa hanya bisa menggelengkan kepala. Ini semua karena Milan sendiri yang memilih merepotkan diri sendiri.

Sampai pada penthouse Arutala, Milan langsung masuk. Semalam Arutala memberi tau kode pintunya. Milan juga sudah membeli roti sourdough. Ia lantas membuat coffe dengan cepat. Setelah semua siap, sarapan untuk Arutala sudah tersaji, barulah Milan masuk ke dalam kamar Arutala.

Baru satu langkah memasuki kamar Arutala, Milan dibuat ternga-nga. Jika biasanya ia hanya melihat Arutala shirt less melalui layar, kini ia dapat melihat dengan langsung bagaimana punggung pria itu.

Arutala tertidur tengkurap dan shirt less. Memperlihatkan punggung pria itu yang kekar dan bertato. Selimutnya yang hanya sampai pinggang membuatnya semakin terlihat hot. Milan mengetuk jidatnya sendiri dengan telapak tangannya. Pikiran mesumnya itu sudah kelewat batas. Ia tanpa henti mengagumi tubuh indah Arutala.

"Sadarlah Milan. Sadarlahh.. jangan sampai kerana pikiran kotormu itu rencanamu jadi gagal." Ingatnya pada diri sendiri.

Semakin mendekat ke ranjang, Milan melirik wajah damai Arutala ketika tidur. Tapi sebelum itu, ia mengambil ponsel milik Arutala. Bukannya langsung keluar, Milan malah mendudukkan diri di samping Arutala. Tanpa rasa takut Milan menyingkirkan helaian rambut Arutala yang menutupi mata pria itu. Damn. Milan menginginkan Arutala. Tapi dia masih belum tau apa yang dia inginkan dari pria ini. Hanya saja, ia tidak suka jika orang lain memiliki Arutala. Suka? Tentu saja Milan sadar jika dia menyukai Arutala. Hanya saja jika untuk ikatan pernikahan, Milan rasa ia tidak menginginkan itu.

"Aku tidak tau kau akan seberani ini." Ujar Arutala.

Sontak Milan langsung menarik tangannya. Terkejut. Arutala membuka matanya. Ia tersenyum miring melihat wajah memerah Milan. Jelas sekali ia menangkap basah Milan. "Apa wajah tampanku ini begitu membuatmu terpukau? Katakana saja Milan. Aku akan memakluminya."

"Tidak. Aku sepertinya melihat semut di wajahmu tadi. Tapi ternyata aku salah." Elak Milan.

Arutala memiringkan tubuh. Bertopang dagu. Dan sialnya itu sangat seksi di mata Milan.

"Benarkah? Kalau begitu akan aku anggap benar ucapanmu itu." Arutala mendudukkan diri. Membelakangi Milan. Sengaja mempertontonkan punggungnya.

Okey, sepertinya Milan harus melatih mengontrol pikiran kotornya terhadap Arutala sekarang.

"Sarapanku sudah siap?"

"Sudah Pak. Jadwalmu hari ini juga sudah saya dapatkan dari Tjo."

Tjo adalah sekretaris Arutala. Dan semalam Tjo sudah mengirimkan jadwal meeting Arutala melalui email kepada Milan. Tugas Milan mengingatkan Arutala agar mengikuti sesuai jadwal.

"Bagus." Arutala berjalan menuju meja makan. Ia mengambil secangkir coffe. Menghirup aromanya terlebih dulu sebelum menyesapnya. Satu kata untuk coffe buatan Milan. "Enak. Aku suka coffe buatanmu."

Rasanya seperti baru di sanjung oleh pacar. Milan suka itu. "Terimakasih Pak."

Milan berdiri di depan Arutala yang sedang memakan sourdough. Ia membuka tab miliknya. Membacakan jadwal Arutala. "Sepertinya hari ini Pak Aru tidak banyak memiliki pertemuan. Jadi kemungkinan Pak Aru bisa sedikit lebih santai."

Arutala hanya mengangguk saja. Ia begitu menikmati sarapannya pagi ini. "Bagaimana dengan kencan buta ku? kau sudah memilihkan pasangan buat ku?"

Milan memperlihatkan tabnya pada Arutala. Membuka profil milik Camila.

"Namanya Camila. Dia salah satu influencer yang berpengaruh. Saya rasa citra yang di bangun Camila cukup baik. Terlebih dia seorang influencer, jadi dia akan sangat menjaga sikapnya. Selain itu dia sangat cantik. Jadi publik pasti akan setuju."

"Aku tidak peduli apa kata publik, Milan. Aku bukan publik figur. Yang ku butuhkan wanita yang tidak memiliki banyak masalah."

"Saya rasa tidak ada salahnya untuk Pak Aru mencoba bertemu dengan Camila. Jika Pak Aru setuju, saya akan meminta Tjo untuk meluangkan waktu Pak Aru besok malam." Saran Milan dengan sangat meyakinkan.

"Baiklah. Kalau begitu sekalian kau yang memesankan tempat untukku."

"Baik Pak Aru." Dalam hati Milan, ia tersenyum penuh kemenangan. Sampai detik ini semua masih berjalan sesuai rencananya.

Milan membantu Arutala bersiap setelah pria itu menyelesaikan sarapan dan mandi paginya. Memilihkan setelan senada, membantu memakaikan jam tangan. Dan yang terakhir, Milan membantu memasangkan dasi Arutala.

Aroma parfum Arutala menyeruak di indra penciuman Milan. Aroma oriental dengan campuran oud, vanilla, dan amber. Milan menyukainya. Dan itu membuat Milan terhanyut di buatnya.

"Katakan jika kau ingin menciumku Milan." Ujar Arutala menunduk melihat Milan.

Satu tangan Milan menaikan kaca matanya yang sedikit menurun akibat menunduk. Arutala menarik dagu Milan agar mendongak menatapnya.

"Satu kebenaran yang harus kau tau Milan. Aku sangat menyukai wanita dengan wajah polos tapi begitu liar di ranjang." Kata Arutala mengutarakan hal yang tidak pernah Milan duga sebelumnya.

Jantung Milan berdetak dengan cepat. "Maaf, apa maksud Pak Aru barusan?"

Arutala lantas melepaskan dagu Milan. Ia menaruh kedua tangannya ke dalam saku celana. Membiarkan Milan kembali melanjutkan tugasnya. "Tidak ada. Hanya ingin memberi tau saja."

Sialan. Ingin rasanya Milan menampol wajah tampan Arutala yang justru tersenyum tanpa dosa sedangkan dirinya dengan mati-matian menahan gugup.

Pekerjaan Milan hari ini tidak terlalu melelahkan. Begitu tiba di kantor, Arutala langsung melakukan rapat mingguan. Dan itu berlangsung cukup lama.

Jadi Milan hanya duduk santai di mejanya sembari mencari tempat yang cocok untuk kencan Arutala dan Camila besok malam.

Ia sudah mengirim pesan pada Lyra, menanyakan apakah wanita itu sudah melakukan apa yang di suruh Milan. Begitu menerima jawaban jika semua berjalan sesuai rencana, Milan langsung memesan tempat yang tepat. Ia bahkan memboking seluruh restoran di hotel bintang lima. Kedua sudut Milan tertarik membentuk senyuman licik. Inilah yang paling ia tunggu.

"Aku tidak tau kau punya ekspresi seperti itu." Milan terlonjak kaget kala tiba-tiba Arutala berada di sebelahnya.

"Ah, Pak Aru, anda membuat saya terkejut."

"Benarkah? Justru kau yang membuatku terkejut." Bukannya langsung pergi, Arutala justru mendaratkan pantatnya di atas meja kerja Milan. "Katakan padaku, kau sedang merencanakan sesuatu bukan?"

Milan gelagapan menjawab, "Tidak. Saya hanya sedang memesan tempat untuk Pak Aru dan Camila besok malam."

Meski sedikit tidak percaya, Arutala memilih untuk mengalah. Toh dia sudah memutuskan untuk menikmati permainan Milan.

"Minggu depan akan ada pesta perusahaan. Dan kau akan selalu ada di sisiku. Jadi usahakan kau mengenakan pakaian yang menawan. Apa kau akan menyewa pakaian seperti yang kau katakan kemarin?"

Wajah Milan berubah cemberut. Ia tau Arutala sedang menggodanya. "Tergantung, jika Pak Aru memberikan ku uang maka aku tidak akan menyewa pakaian." Awalnya Milan hanya berniat meladeni candaan dari sang atasan, namun Arutala malah mengeluarkan dompetnya. Memberinya black card.

"Belilah semua yang kau butuhkan." Setelah memberikan itu, Arutala masuk ke dalam ruangannya. Meninggalkan Milan yang tercengang.

'kuras hartaku sayang.' Kalimat itu terlintas di pikiran Milan. Seperti menggambarkan tindakan Arutala barusan. Milan bahkan baru saja bekerja dua hari, dan Arutala sudah bertindak sejauh ini? Apa ini hal yang wajar? Atau, apa mungkin Arutala berniat menjadikan Milan sebagai sugar baby?

1
Irma Wati Jelita
kk episode pelit ☺️3 gtu. dong kk
sagitarius: mau gitu, tp nunggu dapet libur kerja dulu yaa😊
total 1 replies
Irma Wati Jelita
kpn up lg kk
sagitarius: besok akan di up yaa
total 1 replies
Risa Koizumi
TERBAIK! Itu aja yang bisa aku bilang, bagus banget storynya! 🙌
sagitarius: Makasih banyakk🫶🏻🫶🏻
total 1 replies
Alphonse Elric
Mantap betul!
Sun Seto
Terselip kebijaksanaan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!