Leana seorang aktris yang baru saja terjun ke dunia hiburan tiba-tiba didorong ke dalam laut. Bukannya mati, Leana justru masuk ke dalam sebuah novel yang di mana ia menjadi tokoh pendukung yang lemah. Tokoh itu juga memiliki nama yang sama dengannya
Leana menjadi salah satu simpanan tokoh utama yang telah beristri. Namun tokoh utama pria hanya menganggap ia sebagai alat pemuas hasrat saja. Dan terlebih lagi, di akhir cerita ia akan mati dengan mengenaskan.
Merasa hidup sudah di ujung tanduk, Leana berusaha mengubah nasib tokohnya agar tidak menjadi wanita simpanan yang bodoh dan tidak mati mengenaskan. Di sisi lain Leana juga harus mencari cara agar keluar dari dunia novel ini.
Akankah Leana mampu melepaskan diri dari tuannya yang terkenal kejam itu? Dan bagaimana caranya agar Leana mampu kembali ke dunia asalnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rembulan Pagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan Yang Dipercepat
Mobil Dalton melesat cepat menjemput nyonya Merry dan Leana. Wanita tua itu terlihat bahagia ketika Dalton menyapa mereka. Hampir 25 tahun nyonya Merry mengabdi kepada keluarga itu. Artinya ia sudah bersama Dalton sejak Dalton masih kecil.
Kedatangan nyonya Merry di keluarga Dalton disapa baik oleh semuanya. Wanita yang berusia hampir 50 tahun itu sudah melajang sejak lama. Ia sangat mengenali karakter Dalton dan begitu menyayangi pria itu. Dalton sudah ia anggap seperti anaknya sendiri. Dan siapapun yang menjadi istri Dalton, nyonya Merry akan merasa itu adalah menantunya sendiri.
"Aku tidak menyangka kau akan menjemput kami," ucap nyonya Merry.
"Yah lagi pula aku tidak banyak pekerjaan," balas Dalton berbohong.
Beberapa saat yang lalu
Dua laptop Dalton terbuka, satu untuk membaca berkas dan satunya lagi untuk melakukan pengecekan terhadap kesesuaian pekerjaannya. Akhir-akhir ini ia kurang tidur dan harus mengerjakan semuanya. Ditambah akan ada kerja sama dengan perusahaan asing.
Perusahaan Dalton bekerja dibidang industri dengan menciptakan perusahaan otomotif yang terkenal. Hari-hari yang selalu sama Dalton jalani membuat harinya merasa datar. Tidak ada kebahagiaan selain Anastasia. Namun ada sesuatu yang mengubahnya.
Ketika sibuk dengan semua pekerjaan itu. Satu notifikasi dari nyonya Merry membuatnya sedikit bersemangat.
Nyonya Merry: Tuan, mobil yang dikendarai Abraham kempes. Aku dan Leana terpaksa harus pulang menggunakan taksi.
Nama Leana yang tertera pada teks itu membuat penat Dalton hilang seketika. Pikirannya mulai penasaran akan sesuatu, sesuatu yang tidak ia sadari menarik perhatiannya yaitu, Leana. Gadis itu yang bukan siapa-siapa menarik sedikit jiwanya untuk berjalan ke arahnya. Gadis yang bukan apa-apa itu mampu membuat pikirannya berkelana jauh entah kemana.
Kembali kesaat ini, Dalton dengan sepenuh hati ingin mengetahui apa yang sebenarnya yang ia mau. Apa yang sebenarnya dirinya inginkan. Apakah nafsu dan ketertarikan ini mulai terikat kepada satu gadis yang sama?
"Aku berniat membelikan sepatu untuk kejutan Anastasia. Apakah kau ingin ikut nyonya Merry?" tanya Dalton.
"Ya ampun! Sebuah kehormatan Dalton terhadap tawaran itu. Ayo Leana kita akan cuci mata lagi!" ungkap nyonya Merry dengan kegirangan.
Sekilas Dalton menoleh ke belakang dan mencari tahu ekspresi Leana. Gadis itu hanya diam dan menunduk seolah ada sesuatu. Mobil Dalton menggunakan spion digital sehingga tidak menampakkan jok di belakang. Kaca spion digital ini hanya menampakkan keadaan posisi yang terkoneksi dengan kamera yang dipasang di pinggir dan belakang mobil sehingga Dalton harus menolehkan kepalanya ke belakang.
"Mengapa tiba-tiba perlakuanmu berubah lagi?"
Sepanjang perjalanan Dalton terus bertanya-tanya mengapa Leana yang biasanya ia lihat kini berubah menjadi Leana yang dahulu. Biasanya Leana yang sekarang akan menatap ke depan dan mengatakan perkataan yang tidak sopan. Tetapi saat ini gadis itu kembali ke sikap awal.
Dalton memarkirkan mobilnya. Mereka turun ke sebuah toko fashion yang terkenal. Nama merk yang ada membuat Leana asing, sebab merk ini tidak ada di dunianya. Dengan begitu tempat ini menambah keyakinan dirinya bahwa ini adalah dunia novel.
"Aku berencana membelikannya sepatu. Tetapi aku tidak tahu hal khusus apa yang wanita sukai. Menurut Bibi, yang mana?" tanya Dalton.
Beberapa pegawai berbaris dan menunggu keputusan Dalton.
"Bawakan sepatu yang terbagus!" perintah Dalton.
Lima sepatu direkomendasikan. Mata Leana terbuka lebar. Perempuan itu mengingat kebiasaannya di dunia asli yaitu mengkoleksi tas dan sepatu yang bagus. Dilihat dari kualitasnya, harga sepatu ini bisa mencapai ratusan juta.
"Aku tidak terlalu tahu Tuan, bagaimana dengan Leana yang memilihnya?" usul nyonya Merry.
Semua mata kini tertuju pada Leana. Leana menelan salivanya. Matanya memperhatikan sepatu itu, hingga keputusannya bulat. Sepasang sepatu hak tinggi dengan warna silver yang mengkilat.
"Itu!" tunjuk Leana.
"Seleramu sangat bagus," tutur Dalton.
Leana membayangkan jika Anastasia memakai sepatu ini di Red Carpet pasti akan terlihat begitu memukau. Dalton kemudian membisikkan sesuatu kepada pegawai hingga membuat pegawai itu mengangguk.
Setelah semuanya selesai, satu paper bag besar diberikan kepada Dalton.
"Biarkan aku yang membawa ini Bibi," ucap Dalton ketika nyonya Merry ingin membawa paper bag.
"Ah begitu yah.".
Di perjalanan nyonya Merry banyak bercerita kepada Leana. Leana mendengarkan dengan seksama seperti murid kepada gurunya. Sedangkan Dalton hanya sibuk menyetir. Perjalanan mereka memakan 1,5 jam perjalanan hingga akhirnya sampai di rumah.
Leana dan nyonya Merry kembali bekerja. Sedangkan Dalton masih duduk di dalam mobilnya. Pria itu memandangi kotak sepatu dalam paper bag.
...****************...
Lima hari lagi pernikahan Dalton dan Anastasia akan berlangsung. Bastian juga ikut sibuk akan melalukan apa di pesta pernikahan itu. Para pelayan juga sudah menemukan pakaian yang cocok. Mira terlihat lebih cantik dengan gaun barunya. Sedangkan Leana ia semakin terlihat cantik.
"Wah sangat bagus. Tapi sepatu apa yang cocok ya?" tanya Mira cemberut.
Leana menoleh, ia memeriksa sepatunya. Leana memiliki dua sepatu yang satunya bisa dipakai oleh Mira. Kebetulan ukuran kaki mereka sama.
"Kau bisa pakai ini Mira," ucap Leana sembari menyodorkan sepasang sepatu.
"Wahh terima kasih Leana. Lalu kau akan memakai apa?" tanya Mira.
Tangan leana menunjukkan sepasang sepatu.
"Itu?" tanya Mira yang dijawab anggukan oleh Leana.
"Anastasia akan menjadi nyonya di rumah ini. Benar-benar luar biasa. Kau tahu kan Leana bahwa nona Anastasia sangat baik hati? Aku benar-benar ingin bekerja untuknya," ungkap Mira.
Leana tertawa kecil.
"Apa yang lucu Leana?" Mira bertanya.
"Cerita di dunia ini lucu. Di dunia modern yang terasa kuno. Entahlah aku bingung mengapa Dalton menggunakan konsep kerajaan."
"Ya ampun Leana! Jujur belakangan ini kau benar-benar berubah. Aku tidak tahu istilah apa yang kau gunakan dan candaan apa yang kau gunakan. Tetapi aku setuju denganmu!"
Lagi-lagi Leana tertawa kecil. Gadis dengan aroma susu bercampur Lavender itu beranjak keluar kama disusul dengan Mira. Beberapa pelayan bergosip mengenai sesuatu.
Penasaran, mereka berdua ikut menimbrung perbincangan pelayan itu.
"Ada apa?" tanya Mira.
"Pernikahannya dipercepat menjadi besok."
"Apa?" Sontak Leana terkejut. Semuanya berubah. Leana mulai berpikir karena ada dirinya beberapa cerita berubah.
"Benar, nyonya Merry tahu hari ini juga. Tidak tahu mengapa. Jadi semua orang pada sibuk."
Semua ini membuat Leana merasa shock. Ia takut jika besok malam akan terjadi sesuatu yang merugikannya. Saat ini ia merencanakan sesuatu agar dirinya aman hingga ia bisa keluar dari tempat ini. Leana hanya perlu menunggu sampai ia bisa bekerja di tempat lain.
"Apakah artinya aku bisa pergi dari tempat ini dengan cepat?" Leana bertanya kepada Mira.
Mira menggeleng. "Kurasa masih ada waktu satu minggu lagi. Kau harus menahannya."
"Aku harus segera pergi dari sini!"