"Aku bersedia menikahinya, tapi dengan satu syarat. Kakek harus merestui hubungan aku dan Jessica"
Bagaimana jadinya jika seorang pria bersedia menikah, tapi meminta restu dengan pasangan lain?
Akankah pernikahan itu bertahan lama? Atau justru berakhir dengan saling menyakiti?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dj'Milano, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps31. Gadis penurut
Viona menaiki lift dengan wajah seribu tanya, apalagi mau Alex, kenapa sampai mengancam sekertarisnya seperti itu.
Tok, tok, tok.
"Masuk" sahut suara dari dalam.
Viona melangkah masuk, seperti karyawan pada umumnya, gadis itu menunjukan sikap provesionalnya.
"Selamat siang, Tuan. Apa Tuan manggil saya?" tanya Viona sopan.
"Ya, duduklah" sahut Alex.
Viona menurut, lalu mendudukan pantannya pada kursi yang berhadapan dengan Alex.
"Apa kau tau kenapa kau dipanggil kesini?" tanya Alex serius.
"Tidak, Tuan" sahut Viona singkat.
Blukkkkkkkkk
Alex membanting beberapa berkas dihadapan Viona, sonta membuat Viona kaget dan memegang dadanya.
"Laporan keuangan macam apa ini? Apa Kau sengaja mau membuat rambutku rontok karena memeriksa laporan ini?" ucap Alex masi dalam mode serius.
Viona tidak menjawab, gadis itu hanya diam menunduk. Otaknya bekerja keras, laporan mana yang salah ia kerjakan.
"Tunggu apa lagi, cepat kerjakan sekarang" bentak Alex.
"Iya, Tuan" sahut Viona cepat sambil meraih berkas itu dan hendak pergi.
"Mau kemana?" tanya Alex.
"Mengerjakan laporan" sahut Viona.
"Selesaikan semuanya disini"
"Tapi, Tuan. Saya butuh komputer untuk mengerjai semua ini." ucap Viona.
"Kau pikir diruangan saya tidak ada komputer?." Alex menjedah ucapannya. "Mendekatlah." Alex memberi isyarat dengan tangannya.
Viona menurut lalu mendekat, sorot matanya sekilas melihat wajah Alex, Viona semakin tidak berkutik ketika melihat wajah pria itu sangat serius.
"Lebih dekat lagi, berdiri disini" Alex menunjuk kesampingnya.
Lagi-lagi Viona menurut dan berdiri disamping Alex dengan hati-hati.
"Duduk dan selesaikan laporan itu sekarang" Alex berdiri dan menyuruh Viona duduk dikursi kebesarannya.
"Disini? Tapi, Tuan." ucap Viona menunjuk kursi Alex, gadis itu tampak ragu-ragu.
Alex menarik Viona sedikit kasar hingga Viona terduduk di kursinya.
"Selesaikan semuanya, baru kau bisa keluar dari sini" ucap Alex lalu berjalan menuju sofa.
Alex terseyum senang, rencananya pura-pura tegas berjalan lancar, Alex tidak menyangka Viona akan menurut dan tidak membantahnya sedikit pun. Sepertinya Alex akan sering-sering mengguna trik ini, untuk bisa berduaan dengan Viona.
.
.
.
Waktu berjalan begitu cepat, tanpa terasa tiga puluh menit sudah Viona berada diruangan Alex.
Viona melirik kearah sofa, tampaklah Alex yang sedang berbaring diatas safo, tangannya terlipat didada dan kaca mata hitam melekat dimatanya. Sepertinya pria itu sedang terlelap.
Viona memegangi perutnya yang sudah sangat kelaparan, ingin sekali ia keluar dan pergi mengisi perutnya, tapi Viona ingat pesan Alex, bahwa dirinya baru boleh keluar setelah menyelesaikan pekerjaannya. Gadis itu hanya bisa pasrah sambil terus menekan perutnya.
"Ambil bekal itu dan makanlah." ucap Alex tanpa bergrak sedikit pun.
Apa dia tau saya sedang kelaparan? batin Viona. Gadis itu enggan melakukan perintah Alex.
"Jangan berpikir terlalu, kau hanya punya waktu sepuluh menit" Alex menekan ucapannya.
Viona menatap rantang susun yang tersimpan tak jauh dihadapanya, gadis itu menelan silvanya berkali-kali. Perutnya yang semakin keroncongan membawa tangan Viona meraih rantang tersebut.
Tanpa menunggu lama lagi, Viona membuka rantang itu. Melihat lauk yang begitu menggoda, Viona langsung memakannya dengan lahap.
Sementara, Alex terseyu menang dalam hatinya. Tak ingin melewat momen itu, Alex mengambil ponselnya lalu mengambil beberapa gambar Viona.
Sebenarnya, Alex tidak tertidur sejak awal, bahkan matanya tidak terpejam sedikit pun. Pria itu sengaja mengambil posisi berbaring dan memakai kacamata hitam agar bisa lebih leluasa memandangi Viona.
Alex merasa Viona punya daya tarik tersendiri, bulu matanya yang lentik, hidung mancung, bentuk bibir yang sedikit tebal dan ada belahan dibagian bibir bawa. Wajah gadis itu tidak membosankan untuk dipandang berlama-lama.
Kenapa aku tidak menyadari semuanya dari dulu? batin Alex.
Melihat Viona yang sudah selesai makan, Alex cepat-cepat meletakan ponselnya dan kembali pura-pura tidur.
Viona benar-benar menuruti perintah Alex, bahkan gadis itu menghabiskan waktu hingga selesai jam kerja diruangan Alex.
.......
.......
.......
Jangan lupa dukungannya, Like dan Comen.❤🖤
banyak kerananya