seorang gadis remaja yang lemah lembut, di pertemukan dengan seorang pria yang sangat kejam dan sangat kasar.
siapa sangka gadis ini bisa mengubah segalanya.
dan kenapa bisa...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla Mustari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 pentas seni
Tidak lama kemudian Dela sudah tiba di sekolah. Dela berjalan menuju ke kelasnya, Dela sangat senang karena masih di izinkan sekolah walaupun keadaan nya seperti ini. Guru dan teman-temannya tidak mengetahui kalau Dela sudah menikah, walau menikah dengan sembunyi-sembunyi.
Baru beberapa menit Dela di dalam kelasnya. semua siswa-siswi di suruh berkumpul di dilapangkan. Karena ada informasi penting yang akan di sampaikan oleh kepala sekolah.
Dela dengan lainnya ikut berkumpul. Dan setelah semua siswa telah berkumpul. Kepala sekolah mengumumkan bahwa akan diadakan pentas seni akhir tahun ini dan akan di adakan setelah ujian semester ganjil ini.
Dan bagi siswa siswi yang ingin ikut, maka akan mendaftar di wali kelasnya masing-masing. setelah kepala sekolah menyampaikan pengumuman tersebut. Semua siswa-siswi bubarkan diri dan masuk ke kelasnya masing-masing.
Begitu dengan Dela masuk ke kelasnya. Tidak lama kemudian wali kelasnya juga masuk kelas. Ibu guru menyapa murid-murid nya. "selamat pagi anak-anak."
Semua siswa menjawab "selamat pagi Bu."
"ibu hanya menyampaikan kepada kalian bahwa di antara kalian juga ada yang ikut berpartisipasi dalam pentas seni ini. Yang di sampaikan oleh bapak sekolah tadi." dan ibu gurunya juga mengatakan siapa di sini suka menyanyi dan suka main drama teater dan banyak lagi."
salah satu siswa mengatakan kepada gurunya "saya Bu yang akan menyanyi."
"oke devano siapa lagi."
"saya Bu sama Dela yang teater."
"lah kenapa aku juga kamu tunjuk Dara."
"tidak apa-apa kali Dela ini kan hanya pentas seni kita ikut juga berpartisipasi."
"tapi aku tidak mau dara."
"Bagaimana dengan mu Dela dara. Apa kamu mau."
"iya ibu." Kata dara
"ok tiga orang yang ikut di kelas kita dan ibu sudah catat nama kalian bertiga. dan semoga kalian bertiga tidak Mengecewakan ibu. "
"iya ibu."
"kalian bertiga bisa gabung sama yang lain ikut latihan. Setelah ibu info lagi nanti."
...****************...
Di tempat lain... Tubuh Alvin menggigil dan demam lagi. Untung Andre datang ke rumah nya Alvin karena tidak biasanya Alvin tidak ke kantor. Andre sudah menghubungi dokter, tidak lama kemudian dokter pun sudah datang.
Dan langsung saja memeriksa Alvin. Setelah dokter memeriksa Alvin dokter tersebut pamit untuk pulang. Jam sudah menunjukkan jam tiga. Dela sudah pulang sekolah, Dela langsung saja masuk ke kamarnya dan melihat alvin tertidur.
Dela mengambil pakaiannya dan masuk ke kamar mandi. setelah Dela mengganti pakaian nya Dela ingin keluar kamar. Namun Dela terhenti karena Alvin memanggilnya. Dela membalikkan tubuhnya.
"iya om ada apa.."sambil Dela berjalan ke tempat tidur di mana Alvin berada di sana.
"bisa bantu aku ambil gelasnya, aku haus banget dan aku tidak bisa meraih nya."
Dela mengambil kan gelas itu dan memberikan nya ke Alvin.
Dela duduk di kursi dekat tempat tidur itu. Dan menanyakan "apa om butuh sesuatu lagi biar Dela bantu."
"saya mau ke kamar mandi, bisa bantu saya."
"biar ku bantu."
Dela memapah Alvin sampai ke kamar mandi. Setelah itu Dela ingin keluar tapi di cegah oleh alvin.
"mau kemana kamu."
"mau keluar lah om masa Dela mau di dalam sini lihatin om buang air tidak mungkinlah."
Dela berjalan keluar dari kamar mandi dan menutup pintu kamar mandi. Dan menunggu Alvin selesai buang air.
Dela di panggil oleh Alvin, dara langsung masuk ke kamar mandi dan membantu Alvin sampai menuju ke tempat tidur. Dela tiba-tiba terjatuh dan posisinya di atas Alvin.
Dela cepat cepat bangkit tapi di tahan oleh Alvin. "aduh om lepasin Dela. Dela tidak sengaja jatuh om."
Alvin tidak mengatakan apa-apa cuma alisnya saja yang naik turun. Sambil mencengkram tangan Dela."
"maafin Dela om. Tangan Dela sakit."
Alvin langsung melepas cengkeramannya. Dan Dela langsung saja bangun.
Dela hanya mengusap-usap tangannya tadi, sambil duduk di kursi.
"kamu jangan kemana-mana tetap di kamar ini."
"tapi om Dela ingin."
"tidak ada tapi-tapian."
Dela memegang perutnya yang bunyi karena lapar. "aduh kenapa perut tidak bisa di ajak kompromi lagi."
"kamu lapar."
"iya om." sambil Dela menunduk.
Alvin menghubungi Bibinya supaya membawakan makanan ke kamar.
Tidak butuh waktu lama pintu kamar di ketuk. Dela berdiri dan berjalan menuju pintu kamar untuk membukanya. Dela langsung saja mengambil nampang makanan itu dan berterima kasih kepada bibi.
Dela menaruh nampang di meja dekat tempat tidur dan menutup pintu kamar.
Dela belum menyentuh makanan itu karena Dela pikir itu makanan untuk Alvin.
"om ini makanan."
"makan saja aku tidak lapar."
"baiklah om Dela makan. Om mau juga biar Dela suapi."
"tidak perlu."
Dalam hati Dela. "Ini orang dingin banget jadi orang."
saat Dela makan, Alvin melirik-lirik Dela dan merasa ingin juga makan, tapi Alvin sangat gengsi saja mengakui bahwa dirinya juga ini makan.
Dela merasa tidak nyaman makan kalau di lihatin. Dela langsung menyuapi Alvin makanan ke mulutnya. Tapi Alvin menahan tangan Dela.
"kamu ngapain bocah. Sudah ku bilang tadi aku tidak mau makan."
"om tidak nyaman makan kalau om tidak makan juga. Om makan yah Dela suapi."
Alvin melepas tangan dela dan membuka mulutnya."gitu dong om, om juga harus banyak makan supaya cepat sembuh."
"bisa tidak diam."
"baiklah om."
Mereka berdua makan dengan kebisuan. Setelah selesai makan Dela keluar kamar membawa nampang tadi ke dapur, Setelah itu Dela kembali lagi ke kamar.
...****************...
Hari sudah mulai gelap Dela merasa dirinya mengantuk dan ingin sekali tidur. Dela duduk di kursi depan meja rias Dela meletakan kepalanya di meja.
hanya beberapa menit saja Dela sudah Tertidur. Alvin memanggil Dela tapi tidak ada sahutan sama sekali. Alvin terpaksa berdiri dan mendekati Dela. ", pantes saja aku panggil dia tidak menyahut."
Alvin langsung saja mengangkat Dela dan membaringkan nya di tempat tidur. Alvin tidak sadar dia mengusap-usap dahi Dela. Setelah itu Alvin keluar kamar dan Alvin ke ruang kerjanya.
Walaupun Alvin masih kurang sehat, dia tetap memantau dan mengawasi pergerakan musuhnya. Tiba-tiba hp Alvin berbunyi ternyata yang menelepon ialah Andre. "ada apa kamu menelpon ku malam-malam begini."
"ada berita penting bos tentang keluarga istri mu."
"cepat katakan ada apa."
"begini bos."
"kamu ke sini saja ceritakan secara detail."
Alvin langsung mematikan telepon nya secara sepihak. "kebiasaan nih bos matikan telepon belum mengatakan apa-apa sudah di matikan, malah suruh kerumahnya lagi."
Andre langsung pergi untuk menemui Alvin. tidak butuh waktu lama Andre sudah tiba di kediaman Alvin.