NovelToon NovelToon
Lahirnya Sang Kaisar Api

Lahirnya Sang Kaisar Api

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Perperangan
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: DANTE-KUN

Menceritakan kisah perjalanan mc kita bernama shim wol untuk menjadi orang terkuat di murim dan mendapatkan julukan kaisar api

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malam berdarah di klan Dang

Perjalanan tim khusus pun berlanjut, dan hanya butuh satu hari lagi untuk sampai di klan Dang. Namun, mereka memacu kuda mereka dengan kecepatan tinggi agar bisa tiba lebih cepat. Akhirnya, mereka sampai di klan Dang dalam waktu setengah hari. Sesampainya di sana, mereka langsung disambut oleh Patriark Klan Dang dan diberikan tempat untuk beristirahat karena kondisi tim yang kelelahan. Setelah beristirahat, malam pun berlalu dan keesokan harinya, seluruh anggota tim sudah bugar kembali. Mereka langsung sarapan bersama Patriark Klan Dang.

Di tengah waktu makan, mereka mulai membicarakan apa yang terjadi dalam perjalanan mereka kepada Patriark. Mendengar bahwa mereka diserang oleh seorang Supreme Demon dari Kultus Demon, Patriark Klan Dang terlihat kaget. Ia lalu bertanya, "Lalu bagaimana kalian bisa melawan mereka?"

Ketua tim menjawab dengan nada serius, "Kami beruntung karena tidak bertempur sampai mati. Jika itu terjadi, kami tidak tahu apa yang akan terjadi pada kami."

Patriark Klan Dang mendengarkan dengan cermat, kemudian ia memberitahukan bahwa pergerakan Kultus Demon sempat terlihat di sebuah desa kecil, tetapi mereka langsung menghilang setelah pihak klan mengirim tim untuk menyelidikinya.

Setelah sarapan, Shim Wol memutuskan untuk berkeliling dan melihat kondisi sekitar Klan Dang. Kediaman utama Klan Dang sangat besar, terdiri dari tujuh bangunan, dengan bangunan terbesar dan termewah dihuni oleh Patriark dan keluarga utama. Klan Dang juga memiliki empat tetua dan ratusan murid. Salah satu murid yang menarik perhatian Shim Wol adalah Dang Tejin, anak kedua dari Patriark, sementara anak pertama, Dang Jimbe, adalah yang akan menjadi penerus tahta.

Saat Shim Wol sedang berkeliling, Jihye tiba-tiba muncul tepat di belakangnya. Shim Wol pun bertanya, "Apa kamu sedang berkeliling juga?"

Jihye, yang tampak sedikit canggung, menjawab, "Ya, aku penasaran dengan Klan Dang, jadi memutuskan untuk berkeliling."

Shim Wol mengangguk dan berkata, "Begitu ya."

Tak lama setelah itu, Jihye tiba-tiba berjalan cepat dan berdiri di depan Shim Wol. Wajahnya tampak sedikit malu. "Sebenarnya, aku juga ingin mengucapkan terima kasih padamu karena telah menyelamatkanku saat itu," katanya dengan suara pelan, sambil menundukkan kepala.

Shim Wol, yang sedikit terkejut, menjawab dengan tenang, "Ah, itu tidak perlu dipikirkan, aku hanya melakukan apa yang bisa aku lakukan."

Jihye tersenyum kecil, merasa lega setelah mengungkapkan rasa terima kasihnya. Namun, ia langsung berjalan cepat kembali ke arah belakang Shim Wol, yang hanya melirik sejenak sebelum melanjutkan kelilingannya.

Siang itu, Shim Wol memutuskan untuk berlatih pedang di sebuah lapangan kecil yang terletak dekat gerbang masuk Klan Dang. Dia berlatih dengan tekun, memfokuskan seluruh perhatiannya pada gerakan pedangnya. Udara hangat siang itu tampak tenang, hanya suara pedang yang beradu dengan angin yang terdengar jelas. Ketika dia tengah melatih serangan-serangan terlatihnya, tiba-tiba sebuah sosok muncul di kejauhan. Itu adalah Jegal Hoon, yang tanpa suara mendekat dan mengamati latihan Shim Wol dari kejauhan.

Setelah beberapa saat, Hoon akhirnya mendekat dan berkata, "Shim Wol, aku ada permintaan untukmu."

Shim Wol berhenti sejenak, menatap Hoon, lalu menjawab, "Apa itu?"

Hoon tampak sedikit ragu, namun segera mengungkapkan maksudnya, "Maukah kamu berlatih tanding denganku? Kurasa aku bisa meningkatkan sedikit kemampuan pedangku jika aku berlatih tanding denganmu."

Shim Wol tersenyum ringan. "Dengan senang hati," jawabnya tanpa ragu.

Mereka pun segera bersiap, masing-masing mempersiapkan diri untuk latihan tanding yang intens. Tanpa banyak basa-basi, Hoon segera bergerak cepat, melancarkan serangan pertama dengan teknik 12 Lightning Slashes, sebuah teknik yang berfokus pada serangkaian tebasan cepat sebanyak dua belas kali, seakan-akan kilatan petir yang merembet. Gerakan pedangnya sangat cepat, sulit untuk diikuti dengan mata biasa.

Shim Wol, yang sudah siap, menggunakan 7 Formless Slashes, sebuah teknik yang memungkinkan pedangnya untuk bergerak dengan cepat dan menghasilkan tujuh tebasan yang tidak terlihat oleh mata telanjang. Pedang mereka bertemu di tengah, menghasilkan benturan keras, namun keduanya tak ada yang mundur sedikit pun. Kecepatan dan kekuatan serangan mereka seimbang.

Melihat hasil serangan pertama, Hoon langsung melompat mundur dengan lincah. Shim Wol, yang sudah mengantisipasi gerakannya, langsung menyerang kembali. Dengan menggunakan teknik Soundless Step, Shim Wol bergerak secepat suara, tidak terlihat oleh mata manusia, dan melancarkan serangan balik ke Hoon.

Namun, Hoon dengan cekatan menanggapi serangan tersebut. Sebagai salah satu orang dengan kecepatan gerakan tercepat di antara semua anggota tim khusus, dia berhasil menangkis serangan pedang milik Shim Wol dengan sempurna. Perbedaan kecepatan antara keduanya sangat terasa, namun keduanya saling menghormati kemampuan masing-masing.

Pertarungan terus berlanjut. Mereka saling menangkis dan menyerang, namun tanpa menggunakan Sword Qi atau elemental Qi, hanya mengandalkan kekuatan fisik dan ketangkasan tubuh mereka untuk meningkatkan serangan dan stamina. Keringat mengucur deras di wajah mereka, namun keduanya tetap bertahan dengan semangat tinggi.

Setelah 20 menit berlatih tanding tanpa henti, keduanya akhirnya berhenti, sedikit kelelahan namun puas. Hoon menghela napas panjang, lalu berkata, "Terima kasih, Shim Wol. Latihan ini sangat membantuku untuk meningkatkan kemampuan pedangku."

Shim Wol tersenyum, juga merasa puas dengan latihan itu. "Tidak masalah, Hoon. Latihan ini juga sangat membantu meningkatkan kemampuanku," jawabnya dengan rendah hati. Keduanya saling menghormati kemampuan satu sama lain, menyadari bahwa latihan ini tidak hanya mengasah fisik mereka, tetapi juga mempererat hubungan mereka sebagai sesama prajurit dalam tim.

Setelah itu, mereka berdua duduk sejenak, memulihkan tenaga sebelum melanjutkan aktivitas mereka yang lain.

Pada sore hari yang tenang itu, seorang anggota klan Dang yang ahli dalam intelijen datang menghadap Patriark dengan wajah serius. Dengan hormat, dia melaporkan, "Patriark, kami baru saja mengamati pergerakan kelompok yang kami curigai. Kelompok kultus demon muncul di daerah yang sangat dekat dengan kediaman utama klan. Namun, hanya ada dua orang yang terlihat, dan menurut analisa kami, mereka tampaknya bukan individu yang sangat kuat."

Patriark klan Dang mendengarkan laporan itu dengan seksama, menimbang-nimbang kemungkinan yang ada. "Mereka pasti tidak datang begitu saja. Ini kemungkinan besar adalah umpan. Mereka sengaja mengirimkan dua orang untuk menarik perhatian kita, sementara kelompok utama mereka bersembunyi di tempat yang lebih dekat lagi," jawab Patriark, menatap anggota intelijen itu dengan tajam.

Patriark itu kemudian menatap ke arah jendela, memperhatikan pegunungan yang mengelilingi kediaman mereka. "Kita tidak bisa lengah. Jika mereka berencana menyerang, itu akan datang dengan sangat cepat. Segera perintahkan agar seluruh wilayah sekitar diperiksa dengan seksama. Jangan sampai ada yang terlewat. Aku ingin tahu apa rencana mereka."

Anggota intelijen itu segera memberi hormat, lalu pergi untuk menyampaikan perintah Patriark. Dalam hatinya, dia merasa cemas, namun dia tahu bahwa Klan Dang harus siap menghadapi kemungkinan terburuk.

Sementara itu, di sisi lain, kelompok kultus demon yang telah mengamati Klan Dang selama seminggu penuh kini merasa bahwa momen untuk bertindak sudah semakin dekat. Informasi yang mereka kumpulkan menunjukkan bahwa Klan Dang memiliki racun-racun kuat yang sangat berharga, dan informasi terbaru yang mereka terima lebih mengejutkan lagi. Salah satu anggota mereka yang berhasil menyusup ke kediaman utama klan Dang berhasil menemukan lokasi penyimpanan racun terbaik milik klan tersebut—tersembunyi di ruangan bawah tanah yang berada di bawah kediaman sang patriark.

Dengan informasi tersebut, kelompok kultus demon mulai merencanakan langkah berikutnya. Mereka memutuskan untuk menyerang secara langsung dari depan, dengan tujuan untuk memancing sang Patriark keluar dari kediamannya. Dengan begitu, mereka berharap dapat mengakses ruangan bawah tanah yang aman itu dan mendapatkan racun-racun yang sangat mereka inginkan.

Kepala kultus demon, yang memimpin perencanaan ini, mengumpulkan para anggotanya dan memberikan instruksi yang jelas. "Kita akan menyerang dengan sengaja dan membuat kekacauan. Patriark pasti akan keluar untuk menghadapi kita. Ketika itu terjadi, kita akan menurunkan pasukan kita dan mengambil racun itu. Jangan sampai ada yang menghalangi rencana kita."

Dengan rencana yang telah disusun, kelompok kultus demon bersiap untuk melaksanakan aksinya. Mereka tahu bahwa ini adalah kesempatan langka untuk meraih tujuan mereka. Namun, mereka juga menyadari bahwa Klan Dang bukanlah musuh yang bisa diremehkan, dan setiap langkah harus dihitung dengan cermat.

Lalu, di malam harinya, seorang bawahan Klan Dang melaporkan bahwa kelompok kultus demon menyerang warga di wilayah terdekat dari kediaman utama. Mendengar laporan tersebut, patriark klan segera memanggil seluruh murid dan prajurit Klan Dang untuk berkumpul dan bersiap berperang melawan kelompok kultus demon. Sekitar 250 anggota klan langsung terjun ke medan perang, sementara tetua dan patriark memilih untuk tetap berada di belakang, tidak terjun langsung.

Di sisi lain, seorang penyusup dari kelompok kultus demon hanya bisa menunggu momen yang tepat untuk menyelinap dan mengambil racun-racun terbaik milik Klan Dang.

Di sisi lain, tim khusus yang datang ke klan Dang juga turun langsung ke medan perang. Namun, di sana hanya ada 15 orang dari kultus demon. Seseorang dari kultus demon menggunakan teknik ilusi, membuat mereka tampak seperti puluhan orang. Klan Dang terkena tipu daya kultus demon, dan orang-orang utama dari kultus demon langsung menyerang kediaman utama untuk membuat patriark keluar dari sangkarnya.

Melihat ada yang tidak beres, Shim Wol memutuskan untuk kembali menggunakan teknik "cloud movement" miliknya. Dia langsung bergegas kembali ke kediaman utama, dan benar saja, di sana sedang terjadi pertempuran antara tetua sekte melawan orang-orang kultus demon. 4 tetua klan melawan 5 orang dari kultus demon.

Untungnya, kekuatan tetua sekte klan Dang sudah lebih dari cukup untuk menghalau orang-orang dari kultus demon. Namun, Shim Wol mulai merasakan energi demonic yang kuat dari kejauhan, yang seolah tidak bergerak dari satu tempat tertentu. Merasa ada sesuatu yang mencurigakan, ia segera memutuskan untuk menghampiri sumber energi tersebut.

Sesampainya di lokasi yang dirasa sebagai pusat energi demonic, Shim Wol terkejut karena tidak menemukan apa pun di sana. Energi itu terasa begitu nyata, namun tempat tersebut tampak kosong. Ia tetap berjaga-jaga, mengaktifkan indranya untuk mendeteksi pergerakan.

Tiba-tiba, sebuah bayangan melesat dari belakang. Seseorang menyerangnya dengan kecepatan tinggi. Serangan itu sedikit mengenai dada Shim Wol dan membuat darah mengucur dari dadanya. Sosok tersebut adalah penyusup yang selama ini mengumpulkan informasi di kediaman klan Dang. Shim Wol di serang menggunakan belati khusus yang biasa digunakan oleh para assasin. Penyusup itu tersenyum licik lalu berkata, "matilah." Dia berpikir bahwa racun yang menyerang Shim Wol yang berasal dari belatinya akan langsung membunuhnya. Akan tetapi Shim Wol tidak gentar sedikit pun, dia langsung menyerang balik menggunakan teknik pedang api miliknya, dia juga menggunakan soundless step miliknya dan menerjang dengan kecepatan tinggi ke arah si penyusup. Penyusup itu tidak dapat bereaksi, dan tidak lama kemudian pedang Shim Wol tertancap di dadanya. Penyusup itu pun mati seketika.

Di waktu yang sama, di tengah kota, pasukan klan Dang berhasil mengalahkan 15 orang dari kelompok kultus demon. Namun, setelahnya mereka menyadari bahwa jumlah penyerang hanya 15 orang dan serangan itu hanyalah umpan untuk mengalihkan perhatian. Sadar akan hal itu, seluruh pasukan segera bergegas kembali ke kediaman utama dengan kecepatan penuh.

Sementara itu, Shim Wol, yang baru saja mengalahkan penyusup di area kediaman, segera bergabung untuk membantu para tetua klan melawan anggota kultus demon yang lebih kuat. Pertarungan di halaman utama kediaman berlangsung sengit. Ketua kelompok kultus demon menunjukkan kekuatan yang luar biasa, mampu bertahan melawan dua tetua sekaligus. Sementara itu, empat anggota lainnya bertarung melawan dua tetua lainnya.

Meski memiliki pengalaman dan kekuatan besar, salah satu tetua klan akhirnya gugur di tangan kelompok kultus. Situasi pun berubah menjadi tiga lawan satu, membuat para tetua yang tersisa berada dalam tekanan besar. Patriark klan Dang, yang menyaksikan pertempuran itu dari kejauhan, akhirnya meluapkan kemarahannya.

Dengan suara lantang, patriark memerintahkan salah satu tetua yang tersisa untuk mundur dan menjaga area bangunan utama. Sejak awal, patriark percaya bahwa para tetua cukup kuat untuk menangani ancaman dari kelompok kultus demon. Oleh karena itu, dia memilih tetap berada di dalam bangunan utama untuk melindungi tempat penyimpanan harta-harta berharga milik klan Dang, yang tidak boleh jatuh ke tangan musuh bagaimanapun caranya. Setelah menerima perintah, salah satu tetua mundur untuk menjaga bangunan utama, sementara patriark turun langsung ke medan pertarungan. Dengan kecepatan tinggi patriark menyerang dengan menggunakan teknik Dragon Poison Claw. Sebuah serangan cakar yang terbuat dari qi dan mengandung racun yang mematikan. Anggota kultus demon langsung menghindari serangan itu, dengan berpencar ke segala arah. Akan tetapi Patriark langsung bergerak cepat, dan menyerang mereka satu persatu menggunakan sebuah belati. Para anggota kultus demon terkena serangan milik Patriark, walaupun hanya sedikit luka yang mereka terima, akan tetapi racun yang sangat kuat, yang berasal dari belati langsung membunuh mereka dalam hitungan detik.

Setelah itu, perhatian Patriark kini terfokus pada pemimpin kultus. Patriark melancarkan serangan, akan tetapi pemimpin kultus bisa menahan semua serangan miliknya dengan sempurna, menunjukkan bahwa dia bukanlah lawan yang biasa.

Tidak berselang lama, semua pasukan utama Klan Dang tiba di bangunan utama, disusul oleh Shim Wol. Setelah melihat situasi aman terkendali, patriark memerintahkan untuk tidak membunuh orang itu. Patriark beranggapan bahwa pemimpin kelompok kultus demon yang saat ini menyerang, memiliki banyak informasi penting.

Namun ketika pemimpin kelompok kultus terpojok, dia tiba-tiba tertawa keras dan berteriak dengan suara lantang, "Panjang umur pemimpin kultus! Hamba yang rendah ini akan berkorban demi kejayaan!" Seketika tubuhnya di selimuti energi demonic yang sangat pekat. Patriark yang menyadari dengan bahaya ini langsung berteriak, "Mundur semuanya! Dia akan meledakan diri!"

Ledakan dahsyat pun terjadi. Tubuh pemimpin kultus meledak dengan kekuatan luar biasa. Membunuh puluhan orang disana, dan melukai banyak lainnya. Ledakan itu meninggalkan kerusakan besar di klan Dang, dan mengingatkan akan musuh yang berbahaya bagi mereka.

1
Iqbal Bait
ceritanya udah bagus terus kan bg
oh iya tolong bantu karya ku ya bg
terima kasih
Iqbal Bait: oke di tunggu saran dan kekurangan karya ku ya
Dante-kun: Makasih udah mampir bang. Nanti saya mampir bang
total 2 replies
Ignacia belen Gamboa rojas
Kok belum ada update sih thor? Nanti malam aku mau baca pas tidur, pasti bikin tidur nyenyak banget.
awita_llu
Seneng banget nemu cerita sebaik ini, terus berkarya thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!