NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Super Jenius Kultivasi 2

Reinkarnasi Super Jenius Kultivasi 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi Timur / Dikelilingi wanita cantik / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:190.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Soccer@

Satu tahun telah berlalu, banyak hal yang terjadi. Namun Chen Xuan, pangeran sampah dari Istana Raja Chen telah bangkit menjadi praktisi terkuat di usia 18 tahun. Mengguncang Benua Timur dengan Pedang Penguasa Naga Hitam. Menghancurkan Faksi Laut Biru dan mempermalukan mantan tunangannya yang telah menghina ibunya.

Tapi meski demikian, setelah semua itu berakhir. Chen Xuan masih harus terus maju. Membuka rahasia besar tentang masa lalu dan masa mendatang, memenuhi janjinya kepada Ling Xia, serta mencari keberadaan ibunya.

Namun di saat janji begitu penting, Chen Xuan sekali lagi di hadapkan dengan pilihan sulit antara melindungi anaknya yang akan lahir atau terus maju dengan hati dingin ke arah takdir yang di tentukan!!.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Soccer@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 32 ~ JIA MEI ATAU LU XIA?

Dengan gerakan hati-hati, pria kekar dan berotot itu berjongkok di samping pemuda berambut merah. Ia memperhatikan wajah pucat dan mulut yang terkelupas dengan darah mengering. Dengan tangan kasar namun lembut, ia memeriksa denyut nadi pemuda tersebut, mencari tanda-tanda kehidupan. Matanya tajam memperhatikan kondisi pemuda itu.

Pria kekar itu bangkit dan berteriak kepada kelompok tentara bayaran, "Dia masih bernapas, tapi lukanya sangat parah! Dia bisa di katakan cacat!"

"Apa kita tetap membawanya?" tanya pria kekar itu, menunggu pendapat kelompoknya.

Mendengar kata pemimpin mereka, dua puluh tentara bayaran menggelengkan kepala, menunjukan simpati. Salah satu dari mereka berseru dengan nada kasar, " Bos Zu, tinggalkan saja dia! Kita tidak bisa membuang waktu dan sumber daya untuk orang tak dikenal!"

"Perjalanan masih panjang, jangan tambahkan beban yang tidak perlu!"

"Orang itu sudah terluka parah, mati adalah pilihan terbaik baginya!"

"Kita tidak bisa membuang waktu dan sumber daya untuk orang yang tidak berguna!"

Para tentara bayaran lainnya bergabung, menyuarakan ketidaksetujuan mereka.

Bos Zu mengangguk, matanya menunjukkan rasa kasihan saat memandang pemuda berambut merah yang terbaring lemah di atas gundukan pasir. Ia kemudian melangkahkan kaki, siap bergabung dengan kelompoknya. Namun, baru saja satu langkah diambil, suara merdu dan indah mengalun dari dalam gerbong kereta kuda, memecah kesunyian padang pasir.

"Bawah dia!"

Mendengar suara merdu tersebut, wajah para tentara bayaran terkejut. Bos Zu menghentikan langkahnya, menatap ke arah gerbong kereta dengan ekspresi bingung.

Tentara bayaran yang bernama Ji Hao, seorang pria berperut buncit dan bermata licik, berbicara dengan nada berhati-hati. "Nona Jia, perjalanan masih sangat jauh dan berbahaya. Pria asing itu terluka parah. Jika kita membawanya, itu akan sangat melelahkan dan berisiko bagi keselamatan kita semua."

Ji Hao memiliki wajah bulat dengan pipi yang tembem, mata yang sempit dan berkilauan dengan licik, serta hidung yang mancung. Rambutnya yang tipis dan berminyak tergerai ke belakang, menambahkan kesan licik pada penampilannya.

"Masukkan dia ke dalam gerbong!" Suara wanita dari dalam gerbong terdengar lembut namun tegas, penuh otoritas dan tidak bisa dibantah.

Mendengar perintah wanita di dalam gerbong, wajah Ji Hao menunjukkan rasa tidak setuju, murung dan berkecamuk, namun ia tidak berani membantah.

Tentara bayaran lainnya juga diam, tidak berani melawan perintah. Ekspresi enggan dan tidak setuju terukir jelas di wajah mereka, namun tak seorang pun berani mengungkapkan ketidaksetujuan.

Bos Zu menghela nafas panjang, lalu berbalik dan memikul tubuh pemuda berambut merah. Dengan lembut, ia membawanya menuju gerbong kereta, mengikuti perintah wanita di dalam gerbong.

Dengan suara "Berderak!", pintu gerbong digeser, mengungkapkan sosok wanita anggun yang terbalut dalam jubah biru terang dan kain putih yang elegan menutupi wajahnya. Ia duduk dengan postur tegak dan tenang di dalam kereta.

"Nona, di sini," kata Bos Zu sambil membaringkan pemuda berambut merah di lantai gerbong. Wanita itu kemudian memerintahkan dengan suara tenang, "Tutup pintunya!"

Bos Zu mengangguk, lalu menggeser pintu gerbong dan menutupnya kembali. Ia berbalik, berjalan menuju kudanya, dan melompat ke atasnya dengan gesit. Dengan suara keras, ia berseru, "Lanjutkan perjalanan!"

Segera, rombongan kelompok dua puluh orang tentara bayaran kembali melanjutkan perjalanan, mengawal kereta kuda yang berjalan pelan namun stabil melintasi padang gurun yang panjang.

Sementara itu, di dalam kereta yang nyaman, wanita berjubah biru terang dengan elegan menatap sosok pemuda berambut merah yang terbaring di depannya. Mata indahnya yang tersembunyi di balik kain putih tipis menyipit, menunjukkan rasa penasaran dan kehati-hatian. Dengan gerakan lembut dan penuh perhatian, wanita itu mengulurkan tangannya yang halus dan seputih giok, dihiasi dengan cincin-cincin antik, ke arah hidung pemuda berambut merah, memeriksa napasnya dengan hati-hati.

Beberapa saat kemudian, helaan napas lega terdengar dari balik kain putih yang menutupi wajah wanita misterius itu. Dia kemudian mengeluarkan sebuah pil berwarna emas mengkilat dari dalam kantong kecil di jubahnya. Pil itu berbentuk bulat dan dihiasi dengan simbol-simbol kecil yang menunjukkan kekuatan penyembuhannya. Wanita itu terlihat berpikir sejenak, mungkin mempertimbangkan betapa pentingnya pil itu. Namun, pada akhirnya, dia dengan lembut memasukkan Pil Emas itu ke dalam mulut pemuda berambut merah, berharap pil tersebut dapat menyelamatkan nyawanya.

Saat Pil Emas memasuki tubuh pemuda, cahaya emas yang cemerlang dan suci segera muncul dari luka-luka yang parah di tubuh pemuda berambut merah. Cahaya itu menyebar dengan cepat, memancarkan energi penyembuhan yang kuat. Luka-luka yang menganga dan dalam perlahan-lahan mulai menutup, kulit yang terluka mulai meregenerasi, dan bekas luka menghilang seolah-olah tidak pernah ada. Bahkan, wajah pemuda yang semula pucat karena kehabisan darah kini berangsur mendapatkan kembali warna merah muda yang sehat, menandakan kekuatan vitalnya mulai pulih.

Melihat pemulihan pemuda itu, sudut bibir wanita yang tersembunyi di balik kain putih mengulas senyum manis dan puas. Matanya yang indah seperti musim gugur, dengan kedalaman dan kehangatan yang tak terhingga, menatap wajah tampan pemuda berambut merah dengan penuh perhatian. Dia terpesona oleh ketampanan alami dan kekuatan tersembunyi pemuda itu, seolah-olah melihat ke dalam jiwa yang terdalamnya. Senyum dan pandangannya mengungkapkan rasa kagum dan minat yang tak tersembunyi.

Dengan suara lembut dan penuh kasih sayang, wanita itu berkata, "Chen Xuan, akhirnya kita bertemu kembali. Ketampananmu tidak berubah, sama seperti di kehidupan sebelumnya. Kau masih mempesona."

Pada saat itu, mata pemuda berambut merah yang terpejam tiba-tiba terbuka lebar. Pupil mata hitam legamnya bertemu dengan mata yang indah bak musim gugur di balik kain putih, menciptakan kontak pandangan yang intens dan menggetarkan.

Keduanya saling terdiam, terjebak dalam suasana hening yang mendalam. Waktu seolah-olah berhenti, meninggalkan hanya kesadaran akan kehadiran satu sama lain. Pandangan mereka terus terpaut, mengungkapkan ribuan kata tanpa suara, membentuk ikatan yang kuat dan misterius. Suasana di dalam kereta menjadi sangat tenang, hanya terdengar napas lembut dan suara kereta yang melintas.

Bibir pemuda berambut merah terbuka, dan dia mengucapkan dengan lemah, "Lu Xia!"

Begitu suaranya berhenti, Chen Xuan tiba-tiba menggenggam pisau perak di tangannya. Tanpa peringatan, dia mengayunkan lengan dan mengarahkan ujung pisau tajam ke tenggorokan Lu Xia dengan gerakan cepat dan tepat.

Kilatan dingin melintas di pupil mata hitam legam Chen Xuan, mengungkapkan niat membunuh yang kuat dan tak tergoyahkan saat dia menatap wanita dengan pandangan tajam dan mengancam.

Meski ujung pisau di arahkan ke lehernya, wanita itu tetap tenang dan mengulas senyum tipis yang misterius. Dengan suara lembut dan penuh nostalgia, dia berkata: "Kamu masih sama seperti dulu, selalu berhati-hati dan waspada."

1
Ratu surgawi
waahhhh gawatttttt
Dannie
kaya cerita BTTH Tpi beda versi/Hey/
Ebes Saja
apa yg akan terjadi selanjutnya stlh kedua wanita musuh bebuyutan ini saling mengenal kembali
Dirman Ha
rty huu
pengemar saja
akhirnya ketemu juga wanita ku
DRAJAT ADI WIJAYA
Rubah Licik.... pasti seru... Mantap
agus yulianto
upppp
agus yulianto
mantappppp
agus yulianto
uppp
Dirman Ha
do
pengemar saja
han zian tentu clan han
Qing shan
💪💪💪💪💪
Qing shan
🤔🤔🤔🤔🤔
Qing shan
👍👍👍👍
Qing shan
🥰🥰🥰🥰
Qing shan
🙏🙏🙏🙏🙏
Qing shan
🤩🤩🤩
@🇮🇩🍁ꪶꫝFAIZ 𝓐𝔂⃝❥❣️🤎🚙
bertemu Duan Yue,harapan hidup pun hilang
@🇮🇩🍁ꪶꫝFAIZ 𝓐𝔂⃝❥❣️🤎🚙
dramatis apa drastis ya yang tepat
Ma`ul
dgggfgfddrtgggg
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!