Semuanya berawal dari David yang salah masuk ke kamar Viona, dan keduanya terlibat percintaan panas yang membuat keduanya saling terikat.
"Ingat pernikahan ini hanya formalitas saja, kau hanya istri di atas kertas saja" David Bramasta.
"Terserah, tapi aku mau bayaran ku 2M setelah itu kita bisa bercerai" Viona Khanza.
Penasaran? ikuti kelanjutan nya, dan jangan lupa dukung author dengan like coment dan vote nya ya🥰 makasih🙏🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilam nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 22. David yang tampan.
Happy Reading..
🌹🌹🌹🌹
Keesokan harinya..
Viona bangun dari tidurnya dan alangkah terkejutnya dia melihat David yang memeluk nya.
Tubuh nya jadi tidak bisa bergerak karena David memeluknya dengan sangat posesif.
"Ekhem.. bisa tolong lepaskan?" ucap Viona membuka suara.
Tapi tak di hiraukan oleh David yang masih terlelap dengan tidurnya.
Viona mencoba melepaskan tangan David yang melingkar di pinggang nya, tapi nihil hal itu tak bisa membuat David melepaskan nya.
"Hey bangun! bangun" Viona mencoba membangunkan.
Dan kali ini David akhirnya membuka matanya, keduanya saling pandang tapi hanya beberapa saat sebelum akhirnya David melepaskan pelukan nya itu.
"Aku pikir tubuh mu guling" kata David sambil bangkit dari tempat tidur.
Viona yang mendengar itu memutar bola matanya malas.
"Guling, maksudnya guling juga suka di remas-remas? dasar mesum!" ucap Viona kesal.
David yang sedang berjalan ke arah kamar mandi hanya tersenyum.
Lalu masuk ke dalam kamar mandi dan mengabaikan Viona yang terus menggerutu di kamar nya.
"Dasar bawel, padahal saat di pegang dia santai saja tidak menolak" gumam David kesal karena menurut nya Viona terlalu munafik untuk mengakui jika dia suka David memperlakukan nya seperti seorang istri.
Sedangkan Viona dia menunggu David dengan wajah kesalnya.
Arggggghhh..
Viona menjerit, lalu tangan nya menggaruk rambut kepala nya yang tidak gatal.
"Ada apa dengan ku, kenapa aku jadi seperti ini" Viona kesal sendiri.
Harusnya Viona bisa memperlihatkan sikap yang lebih tegas, tapi kenapa sekarang dia malah merasa mudah terpancing dengan sentuhan David.
"Oh no, Viona kamu jangan terpancing oleh tipu muslihat pria mesum itu. ingat dia suka berganti wanita dia terlalu buruk untuk mu" gumam Viona sambil menarik nafasnya panjang.
Lalu Viona kembali menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Aku harus kembali ke mode Viona yang tahan banting, buang Viona yang lemah iman nya" lanjut Viona lagi dengan mata tertutup.
Saat itu David akhirnya keluar dan melihat Viona yang memejamkan matanya.
David mendekat dan saat Viona membuka matanya dia terkejut melihat David yang ada di depan matanya.
"Kenapa kau selalu muncul di depan ku! minggir" ucap Viona sambil mendorong David.
Dan hasilnya David tak berpindah tempat sedikitpun, pria itu malah menatap Viona dengan heran.
Merasa dia melakukan kesalahan Viona menelan ludah nya kasar, lalu dia perlahan turun dari ranjang dan setelah itu berjalan cepat ke kamar mandi.
"Aku bisa gila!" Viona mengacak rambutnya prustasi.
Sedangkan David yang baru selesai mandi dia hanya acuh melihat kelakuan aneh Viona.
David memilih memakai pakaian, hari ini dia masih akan bersantai karena cutinya masih ada beberapa hari lagi.
David turun dari tangga dan melihat rumah yang sepi, seperti biasanya pembantu di rumah nya tidak ada yang berani keluar di saat dia berada di lantai utama.
Tak lama kemudian Viona menyusul, dan melihat Viona David langsung berjalan ke arah meja makan.
Viona yang memang sudah lapar tak mempermasalahkan jika harus makan bersama David, dia bahkan mengambilkan makanan untuk David.
"Aku tidak suka telor" kata David menolak.
"Ayam?" tanya Viona.
"Satu" balas David.
"Sayur nya?" tanya Viona.
"Sayur itu saja" menunjuk ke arah sayur capcay baso udang.
Viona mengangguk dan mengambilkan makanan yang di minta David.
Setelah itu dia pun mengambil makanan untuk dirinya sendiri, David melihat Viona yang makan dan dia melihat jika Viona tidak mengambil sayur.
Keduanya makan tanpa mengobrol, hingga tak lama setelah makan David yang selesai lebih dulu dia bangkit dari duduknya dan meninggalkan Viona.
"Nyonya biar kan saya saja" bibi pembantu datang.
"Tidak apa, hanya membawa cucian kotor ke dapur" Viona berniat membawa piring kotor.
Tapi masih di halangi oleh bibi pembantu yang tidak mau terkena masalah.
Viona akhirnya menyerah dan memilih kembali ke kamar nya, tapi tak lama kemudian Viona yang hanya mengambil tas nya langsung menuruni tangga.
"Kamu mau kemana sudah rapih?" tanya David saat melihat Viona membawa tas.
"Keluar" balas Viona cepat.
"Hanya sebentar" lanjut nya sambil melihat David.
David menatap Viona lalu menggeleng.
"Hari ini kau di rumah menemani ku" balas David tegas.
"Aku harus ke luar, urgent" kata Viona lagi.
Dan David tak ingin mendengar alasan, dia menghalangi Viona dengan tubuh nya.
"Aku benar-benar harus pergi, aku perlu tahu kemana mereka kabur" lanjut Viona menatap David marah.
"Mereka? ibu tirimu?" tanya David.
"Ya, aku harus membalaskan dendam" balas Viona cepat.
David menaikan sebelah alisnya ke atas, lalu menggeleng.
"Rumah mu sudah kosong di sita bank" kata David santai.
A-apa!
Viona terkejut mendengar rumah nya di sita bank.
"Lalu papa ku" Viona nampak khawatir.
"Mereka membawa nya, menurut informasi mereka pergi sesaat setelah ibu tirimu membawa mu pergi" jelas David lagi.
David di beritahu oleh informant terpercaya nya siapa lagi kalau bukan Rico sang asisten.
Rico sudah mencari tahu semuanya tentang Viona, tapi sayang nya Rico kehilangan info tentang kepergian Ibu tiri Viona yang sudah pergi ke luar kota.
"Papa" Viona nampak lemas membayangkan papa nya yang menyedihkan.
Viona tak yakin jika ibu dan kakak tirinya akan bersikap baik kepada papa nya atau tidak.
David melihat wajah sedih Viona, dia membawa Viona untuk duduk di sofa.
Viona yang duduk hanya diam, membayangkan papa nya yang hidup bersama dua wanita jahat membuat Viona merasa semakin cemas.
"Bisakah kau mencari papa ku? aku tidak masalah tidak di bayar asal papa ku bisa di temukan" kata Viona tiba-tiba.
David mendengar itu nampak diam, lalu mengangguk setuju.
"Baiklah, karena aku baik jadi aku setuju" balas David santai.
"Makasih" ucap Viona senang.
"Hem, tapi semuanya tidak gratis" lanjut David lagi.
Hah?
"Bukan kah aku sudah mengatakan jika aku tak akan meminta bayaran jika pernikahan permainan ini selesai?" tanya Viona bingung.
David menaikan sebelah alisnya ke atas.
"Siapa yang bilang ini permainan, pernikahan sakral dan aku sudah sah menjadi suami mu" ucap David lagi.
"Ya, tapi kamu bilang kan pernikahan kita itu hanya pernikahan di atas kertas" sahut Viona cepat.
"Kau yakin? aku tampan apa kau tidak ingin benar-benar menjadi nyonya David?" tanya David menatap Viona dengan selidik.
Deg..
Viona yang di tatap seperti ini menjadi salah tingkah.
"Aku__" ucap Viona terpotong.
"Banyak yang ingin di posisi mu, bukan hanya satu tapi banyak yang ingin menjadi istriku" lanjut David dengan penuh percaya dirinya.
Viona memutar bola matanya malas melihat David yang narsis.
"Aku hanya ingin papa ku kembali, setelah itu baru aku putuskan akan lanjut atau tidak" kata Viona menjawab ambigu.
David tertawa mendengar jawaban Viona yang menurutnya secara tidak langsung telah menolak nya.
"Oke, jangan menyesal dengan pilihan mu. aku sudah memberikan penawaran dan kau menolak nya jadi jangan salahkan aku jika kau akan menangis karena ini" ucap David mendekatkan wajahnya kepada Viona.
Jarak wajah mereka sangat dekat, bahkan Viona dapat merasakan dengan jelas hembusan nafas hangat David.
"Aku tampan dan berkharisma, semua wanita memuja ku dan menginginkan ku. kau akan menyesal" lanjut David lagi sambil mendekatkan bibirnya ke bibir Viona.
Tapi segera Viona menghindar dan bangkit dari duduknya.
"Jangan harap" balas Viona tersenyum kecut.
Lalu Viona pergi meninggalkan David yang menatap nya dengan kesal.
"Lihat saja, pesona seorang David tak akan bisa di abaikan. dia akan bertekuk lutut pada ku, aku tampan"
🌹🌹🌹
Jangan lupa tinggalkan jejak ya biar aku bisa tahu siapa aja yang suka novel David dan Viona🥰💗