WARNING *** BIJAKLAH DALAM MEMBACA⚠️ ⚠️
Emile adalah seorang mahasiswi yang terpaksa harus menyudahi kuliahnya karena alasan ekonomi dan juga adik kesayangannya yang tengah sakit. Dia menghabiskan waktunya hanya untuk bekerja dan membiayai pengobatan adiknya yang tak ramah di kantong. Dalam pertemuan yang tak di sengaja dengan bosnya di sebuah bar membuat hidupnya berubah drastis. Ia terjebak dalam sebuah perjanjian kontrak dengan Harry Andreson.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonaniiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tamparan
Hari ini Emile bekerja seperti biasanya. Tapi sejak tadi malam dia selalu gelisah entah apa yang terjadi dia juga tidak tahu. Saat ini Emile tengah mengepel lantai dan bertepatan juga dengan kedatangan Harry.
Tatapan Harry sudah tidak bersahabat sehingga para karyawan kantor tidak berani menyapanya dan hanya menundukkan kepalanya saja.
Ketika melihat keberadaan Emile membuat Harry langsung mengeraskan rahangnya dan menghampiri Emile. Dia berbicara pelan dengan penuh penekanan.
"Ke ruanganku sekarang juga!!" Kata Harry yang langsung pergi.
Daniel hanya mengangguk saja dan ikut pergi sementara Emile tidak tahu apa yang terjadi namun dia sudah mempunyai firasat buruk tentang ini. Para karyawan pun juga bertanya-tanya kenapa Emile tiba-tiba di panggil bos mereka.
Karena tidak mau membuang waktu, buru-buru Emile menyelesaikan semuanya dan bergegas ke ruangan Harry. Baru sampai di depan ruangannya saja dia sudah merasa merinding seluruh tubuhnya.
"Masuklah tuan Harry sudah menunggu mu." Kata Daniel yang membuat Emile terkejut karena sudah berada di belakangnya
"Ah iya...." Ucap Emile dengan gugupnya
Dia menghela nafasnya saja dan mengetuk pintu lalu masuk. Baru saja menutup pintu tatapan Harry bagai ingin memakannya hidup-hidup.
"Kau tau apa kesalahan mu wanita tidak kompeten." Kata Harry dengan menekankan kata-katanya.
"A apa yang tuan maksud...saya tidak mengerti." Ucap Emile.
"Aku tau itu kau dan kau ingin melarikan diri karena tidak mau menggantinya. Kau tau barang yang kau rusak adalah satu-satunya barang yang ayah ku berikan padaku. Dan kau tau betapa berharganya itu untukku apa kau tau hah!!!" Bentak Harry dengan mata yang sudah memerah.
"Jika kau tidak ingin melihatnya setidaknya jangan rusak barang orang lain brengsek. Kau tau berapa harga yang harus kau bayar karena telah merusak miniatur kesayangan ku." Kata Harry yang membuat Emile terkejut dan baru saja paham.
"Maaf tuan aku tidak sengaja. Aku juga tidak tahu jika itu sangat berharga untukmu." Ucap emile dengan menunduk.
Harry yang memang sudah marah pun langsung mencengkeram erat dagu Emile dan memaksa wanita itu untuk menatapnya.
"Kau pikir kau siapa? Apakah dengan aku berkata aku membiarkan mu tinggal di apartemen ku jadi kau bisa seenaknya saja. Walaupun kau tinggal di apartemen mewah kau masih tetap wanita miskin yang tidak tahu aturan." Kata Harry dengan menghempaskan Emile kasar.
Air mata Emile sudah mengalir dia merasa ketakutan melihat kemarahan bosnya itu, namun bukannya berhenti Harry justru malah semakin marah melihat Emile menangis. Dengan mata yang sudah di penuhi dengan api amarah tanpa sadar tangannya menampar pipi Emile hingga sudut bibirnya memerah.
Plakkkkkk....
Tubuh Emile menegang ketika pipinya terasa panas dan perih. Air matanya mengalir dengan menatap Harry, sementara pria itu masih menatapnya dengan tajam.
Untuk sesaat keduanya sama-sama terdiam tanpa adanya gerakan hingga Harry menyadari jika darah sudah mengalir di sudut bibir Emile sehingga membuat pria itu tersadar.
Dia menatap telapak tangannya sendiri kemudian menatap wajah sendu Emile yang terlihat begitu menyedihkan. Gadis itu tersenyum kecut pada Harry.
"Bahkan orangtuaku saja tidak pernah menamparku tuan lantas siapa dirimu?" Kata Emile dengan menepis tangan Harry namun pria itu langsung memblokir gerakan Emile dan langsung membungkam mulutnya dengan ciuman.
Tentu saja Emile memberontak bahkan dia beberapa kali menendang kaki Harry namun tidak di pedulikan oleh Harry.
"Aku tidak sengaja..." Kata Harry dengan mengelap bibir Emile.
"Lepaskan aku." Seru Emile dengan mendorong tubuh Harry dan berlalu keluar dengan mengusap air matanya.
Sebenarnya Harry ingin mengucapkan maaf tapi selama hidupnya dia tidak pernah mengucapkan kata-kata itu jadi ketika dia ingin mengucapkannya terasa agak aneh dan dia memilih mengganti kalimatnya.
"Sialll apa yang sudah aku lakukan." Gumam Harry dengan mengacak rambutnya frustasi.
Melihat bagaimana penampilan Emile ketika keluar dari ruangan Harry membuat Daniel mengerti apa yang sudah terjadi di dalam.
Dengan kepala menunduk, Emile berjalan dan mengambil tasnya. Rekan kerjanya bertanya apa yang sebenarnya terjadi namun tidak mendapatkan jawaban dari Emile.
"Apakah terjadi sesuatu pada Emile?"
"Sepertinya begitu..."
Emile mengendarai taxi dengan tatapan kosongnya. Ia mengelus pipinya yang masih terasa perih dan panas. Sopir taxi yang melihat pipi Emile memerah pun terkejut.
"Nona apakah anda baik-baik saja?" Tanya supir taxi itu
"Ya tentu saja." Jawab Emile dengan tersenyum namun kemudian kembali menatap kosong lagi ke jendela.
"Pak tolong berhenti di sana ya." Kata Emile dengan menunjuk ke sebuah cafe.
Dia pun masuk dan langsung pergi menuju toilet. Dia mengganti pakaiannya dengan pakaian yang sangat sexy. Ya memang sudah menjadi kebiasaan Emile membawa baju baju haramnya karena tidak jarang sehabis pulang kerja dari perusahaan dia langsung menuju ke club.
"Persetan denganmu. Kenapa takdir mempertemukan ku dengan pria brengsek itu." Kata Emile dengan menatap dirinya di pantulan cermin.
Ia pun memesan kopi hangat dan duduk sebentar. Penampilannya sangat berbeda dari sebelumnya. Dia menjadi pusat perhatian di dalam cafe tersebut.
Setelah menenangkan diri sebentar ia pun langsung pergi menuju club. Seperti sebelumnya ia langsung meminum satu gelas bir dalam satu kali tegukan.
Banyak pria yang ingin ikut duduk dan minum bersamanya namun ia menolaknya dan lebih memilih duduk sendiri dan menikmatinya sendiri.
Dentuman musik, sorot lampu disko serta bau bau khas club membuat suasana hati Emile menjadi sedikit lebih baik. Bebannya serasa berkurang dia tidak lagi memikirkan hal yang tadi terjadi dengannya.
"Boleh aku duduk nona." Ucap pria tampan dengan segelas birnya.
Dengan mata menyipit Emile mengangguk saja dan langsung melanjutkan minumnya tanpa menghiraukan kehadiran pria itu. Dia adalah Elkan Wellder sepupu Harry.
"Bisakah kau menuangkannya untuk ku?" Tanya Elkan yang membuat Emile langsung mengambil botolnya kemudian mereka meminumnya secara bersamaan.
"Ahhhh sudah sangat lama aku tidak merasakan hal ini. Apakah kau sudah lama disini?" Tanya Elkan dengan basa basi.
"Lumayan." Jawab Emile seadanya.
"Ah ya kita belum berkenalan. Namaku Elkan." Kata Elkan dengan tersenyum.
"Meylin." Jawab Emile
"Ku perhatikan sedari tadi banyak yang ingin bergabung denganmu nona ah maksudku Meylin." Kata Elkan.
"Entahlah aku tidak tertarik." Kata Emile
"Apakah artinya kau membiarkanku bergabung disini kau tertarik denganku." Tanya Elkan.
"Sedikit. Kau masuk tipe idealku." Jawab Emile dengan tersenyum
Ketika dia melihat Elkan, wajah itu seperti muncul kembali. Rasanya wajah Elkan sangat familiar dengan wajah orang yang dia rindukan selama ini.
"Ahhh tapi aku yakin bukan kau. Kau hanya mirip saja." Ucap emile yang membuat Elkan bingung.
"Kau mengatakan sesuatu?" Tanya Elkan.
"Tidak ada." Jawab emile dengan menuangkan kembali bir kedalam gelas mereka berdua.