Sebuah surga impian yang baru saja dibangun terpaksa hancur karena kehadiran orang ketiga. Nadia Mustika Wijayanto harus menelan kenyataan pahit jika sang suami pulang dengan membawa seorang wanita yang merupakan madunya. Pernikahan yang dia kira sebagai surga, nyatanya berubah menjadi neraka. Nadia yang sedari awal tidak ingin dipoligami memutuskan untuk bercerai daripada harus berbagi hati dan suami.
Mengasingkan diri ke luar negeri dengan alasan ingin melanjutkan pendidikan menjadi pilihan Nadia setelah perceraian. Hingga akhirnya dia bertemu dengan sahabat lamanya tanpa sengaja. Devano Kazim Ravendra, pria dengan senyum lembut yang bisa membuatnya tertawa lepas setelah sekian lama.
***
" Terima kasih sudah menghancurkan surga yang aku impikan, Mas " ~ Nadia Mustika Wijayanto.
***
IG: gadis_taurus15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Kehidupan Baru
Kehidupan baru Nadia akan benar-benar di mulai sejak kakinya menginjak tanah benua Eropa. Wanita itu meninggalkan semua luka dan masa lalunya yang pahit untuk menata masa depan serta membuat dirinya bahagia. Tempat tinggal baru, orang baru, teman-teman baru dan suasana baru mungkin akan menuntun Nadia untuk menemukan kebahagiaannya.
Di sinilah sekarang Nadia berada, di depan bandara internasional London Heathrow, London, Inggris. Pesawat yang membawa Nadia selama kurang lebih tujuh belas jam itu baru mendarat sekitar tiga puluh menit yang lalu dan wanita itu baru bisa keluar karena mengambil beberapa kopernya dari bagian bagasi. Nadia sedang menunggu satu-satunya temannya di Inggris dan sudah beberapa tahun tinggal di negara dengan julukan The Three Lions itu.
// Assalamualaikum, Bunda. Pesawatku baru saja mendarat dengan selamat di London. Ayah dan Bunda tidak perlu mengkhawatirkan aku karena aku akan baik-baik saja. Nanti aku akan video call saat sudah sampai di apartemen //
Nadia harus memberikan kabar kepada Bunda Siska seperti janjinya pada sang ibu. Selain itu, Nadia juga tidak ingin mereka semua khawatir dan memberikan kabar jika dirinya baik-baik saja.
Dari Jakarta, Nadia pergi ke Inggris seorang diri karena dia tidak ingin merepotkan seseorang yang harus menemani. Bahkan untuk pergi ke bandara saja, Nadia melarang ada yang mengantarnya karena tidak ingin semakin berat untuk pergi. Ayah Reno dan Bunda Siska pasti akan berat melepaskannya, begitu juga dengan yang lainnya.
Akan tetapi, tetap akan ada beberapa orang yang ditugaskan untuk menjaganya dan pergi dengan pesawat yang berbeda. Nadia tidak ingin terlalu terlihat jika ada orang yang menjaganya dan ingin mereka menjaganya dari jarak jauh saja.
" Nadia! " panggil seseorang dari kejauhan sembari melambaikan tangannya.
Nadia langsung tersenyum dan membalas lambaian tangan itu karena melihat orang itu yang ternyata adalah temannya. Terlihat orang itu berlari kecil menghampiri Nadia yang sudah sedari tadi menunggunya.
" I'm so sorry, Nadia. Tadi aku sempat ketiduran, jadi sedikit terlambat untuk menjemput kamu " ucap orang itu langsung memeluk Nadia.
" Tidak apa-apa, Manda. Pesawatku juga baru landing kok " jawab Nadia membalas pelukan temannya yang bernama Manda itu.
Keduanya sudah berteman sejak SMA tetapi ketika sudah lulus, Nadia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Indonesia dan Manda di Inggris. Saat ini Manda sedang menempuh pendidikan magisternya dan sudah tahun kedua di universitas yang sama seperti yang akan menjadi tempat Nadia menuntut ilmu nanti.
" Kalau begitu, ayo kita ke stasiun. Di sana kekasihku sudah menunggu kita berdua " ajak Manda pada Nadia.
Nadia pun menganggukkan kepalanya karena dia pun ingin segera sampai ke tempat tinggalnya di sana. Perjalanan yang hampir memakan waktu satu hari satu malam itu benar-benar membuat tubuhnya sangat lelah.
Kemudian, Nadia dan Manda langsung pergi dari area bandara. Nadia membawa tiga koper besarnya dengan dibantu oleh Manda karena tidak akan bisa jika dia membawanya sendiri.
.
.
.
Setelah menempuh perjalanan sekitar kurang lebih dua jam dari London dengan mengganti kereta, akhirnya Nadia bersama Manda dan kekasihnya sudah sampai di Oxford. Kota yang akan menjadi tempat tinggal dan tempat menuntut ilmu Nadia selama beberapa tahun kedepan. Di sana juga Nadia akan memulai kehidupan barunya sebagai mahasiswa.
" Kalian masuklah. Aku harus pergi sebentar " ucap Chris, kekasih Manda.
Mereka sudah berada di lobby apartemen yang letaknya tidak jauh dari Oxford University ataupun stasiun kereta. Sangat-sangat memudahkan sekali Nadia untuk pergi ke kampus dan kemana saja.
" Oke, Babe " jawab Manda.
" Terima kasih banyak karena telah membantuku, Chris " ucap Nadia pada Chris.
Pria blasteran Indonesia-Inggris itu menganggukkan kepalanya sebagai jawaban lalu langsung pergi.
" Nad, ayo kita masuk! " ajak Manda berjalan lebih dulu.
" Iya Man " jawab Nadia mengikuti langkah kaki Manda.
Mereka masuk ke dalam lift dan menuju ke lantai dua puluh untuk menuju unit apartemen mereka. Memang Manda mencarikan apartemen untuk Nadia yang bersebelahan dengannya agar temannya itu lebih mudah jika membutuhkan bantuannya.
Ting.
Nadia dan Manda langsung keluar dari lift lalu menuju dua unit apartemen di ujung, salah satunya adalah milik Nadia. Manda menekan password apartemen itu dan tidak lama pintunya pun langsung di buka.
" Password-nya nama kamu, Nad. Kamu bisa menggantinya nanti " ucap Manda sembari membuka pintu apartemen itu lebih lebar.
Manda masuk lebih dulu dan menyalakan lampu di dalam apartemen itu hingga semuanya terlihat jelas. Apartemen yang tidak terlalu besar dan sangat sesuai dengan apa yang Nadia inginkan. Dua kamar tidur, dapur lengkap dengan meja makan, satu kamar mandi luar, satu ruang tamu, tidak lupa juga ada tempat cuci pakaian dan balkon, sangat pas untuk Nadia yang memang tinggal sendiri.
" Gimana? Kamu suka apartemennya? " tanya Manda pada Nadia.
" Iya, aku suka, Man " jawab Nadia sembari terus melihat-lihat tempat tinggalnya itu.
Dia benar-benar menyukai apartemen itu dan sepertinya akan sangat betah tinggal di sana.
" Kalau begitu aku pergi dulu ya, Nad. Kamu tidak apa-apa aku tinggal, kan? Kalau butuh apa-apa, kamu datang saja ke sebelah " pamit Manda menepuk pundak Nadia pelan.
" Iya Man, tidak apa-apa " jawab Nadia tersenyum.
" Terima kasih banyak karena kamu telah membantu aku dari awal ya, Man. Kalau bukan karena semua bantuan dari kamu, aku tidak tahu harus bagaimana sekarang " ucap Nadia benar-benar sangat berterima kasih pada temannya itu.
" Iya Nad, sama-sama. Santai saja, kita kan teman " jawab Manda.
Setelah itu, Manda pun langsung pergi dari sana dan mungkin kembali ke apartemennya. Sedangkan Nadia menuju ke sebuah kamar yang akan menjadi kamarnya. Tidak lupa juga dia membawa dua kopernya yang berisi pakaian dan buku, satu yang lainnya berisi bahan makanan yang disiapkan oleh Bunda Siska.
Brugh.
Nadia menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur karena merasa sangat lelah, tapi dia juga sangat senang dan bersyukur karena sudah bisa sampai di sana dengan selamat dan tanpa halangan apapun. Dia juga sudah benar-benar siap untuk memulai kehidupan barunya di negeri orang dan tanpa keluarga.
" Kalau di Indonesia pasti sudah jam sepuluh pagi " ucap Nadia melihat jam dinding yang ada di kamar itu yang sudah menunjukkan pukul empat pagi.
Perbedaan waktu antara Indonesia dan Inggris memang cukup jauh yaitu enam jam. Waktu di Indonesia lebih cepat dibandingkan dengan Inggris sehingga di sana sudah cukup siang, sedangkan di tempat Nadia masih gelap.
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘