Dalam kehidupan yang dipenuhi dengan tantangan dan pertempuran, cinta sering kali menjadi cahaya yang memandu. Zayyy, seorang pemuda yang karismatik dan tak kenal takut, telah berjuang melawan musuh dan tantangan, tidak hanya untuk melindungi artefak berharga, tetapi juga untuk menjaga cintanya dengan Angelina. Namun, di tengah semua itu, ada suatu kebenaran yang tak terhindarkan: hidup adalah perjalanan yang penuh dengan keputusan sulit, pengorbanan, dan kehilangan.
Saat bayangan gelap mulai mendekat, Zayyy harus menghadapi tidak hanya musuh yang mengancam, tetapi juga perasaannya sendiri. Pertarungan untuk cinta dan harapan akan membawa Zayyy pada jalan yang penuh dengan kenangan indah dan kesedihan yang mendalam. Di sinilah kisahnya dimulai, di mana setiap detik berharga dan setiap pertempuran adalah bagian dari perjalanan yang lebih besar—sebuah perjalanan menuju pengertian sejati tentang cinta dan kehilangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mohamad Zaka Arya Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Menggali Kebenaran
Setelah menerima pesan dari Dito, Zayyy merasa ada ketidaknyamanan yang mendalam di dalam hatinya. Jalan menuju rumah terasa lebih panjang dari biasanya, seolah setiap langkah membawa beban yang lebih berat.
Pikiran tentang Angelina terus berputar dalam benaknya, dan setiap detik yang berlalu menambah kekhawatiran. Mengapa ada rumor yang menyebar tentangnya? Apa yang sebenarnya terjadi?
Sesampainya di rumah, Zayyy langsung mencari Angelina. Dia tahu mereka harus berbicara, tetapi rasa gugup menggerogoti dirinya.
Ketika menemukan Angelina duduk di ruang tamu, wajahnya tampak lebih tenang, tetapi Zayyy bisa merasakan ada sesuatu yang tidak beres.
“Lina,” panggil Zayyy, mencoba menyembunyikan ketegangan dalam suaranya. “Kita perlu bicara.”
Angelina mengangkat wajahnya, menatap Zayyy dengan tatapan penuh pertanyaan. “Ada apa, Zay? Kau terlihat khawatir.”
Zayyy menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. “Dito memberitahuku sesuatu yang mungkin tidak kamu tahu. Ada rumor yang mengatakan bahwa kamu terlibat dalam sesuatu yang tidak baik. Apa itu benar?”
Angelina terdiam sejenak, tampak terkejut dengan pertanyaan mendadak itu. “Rumor? Apa maksudmu?” dia bertanya, matanya menyusut sedikit.
“Dito bilang ada orang yang mengklaim bahwa kamu terlibat dalam kelompok yang mencurigakan. Aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Jangan sembunyikan apapun dariku,” Zayyy menegaskan.
Mendengar pernyataan Zayyy, Angelina terlihat semakin gelisah. “Zay, aku tidak tahu dari mana rumor itu berasal. Aku tidak terlibat dengan kelompok apapun. Mungkin itu hanya omong kosong dari orang-orang yang iri melihat kita bahagia.”
Zayyy merasa lega mendengar penjelasan Angelina, tetapi rasa khawatirnya belum sepenuhnya sirna. “Tapi, jika tidak ada yang terjadi, mengapa orang-orang berbicara seperti itu? Kita harus mencari tahu kebenarannya.”
Angelina mengangguk, mengerti betapa pentingnya hal ini bagi mereka berdua. “Kita harus bertanya pada Dito dan teman-teman lainnya. Mungkin mereka tahu siapa yang menyebarkan rumor ini.”
Setelah menyusun rencana, Zayyy dan Angelina memutuskan untuk menemui Dito dan beberapa teman dekat lainnya di Taman Nyawiji, tempat di mana mereka sering berkumpul. Saat tiba, suasana di taman terlihat ceria, tetapi Zayyy merasakan ketegangan di antara mereka.
Setelah berkumpul, Zayyy mengajak mereka berbicara. “Kita harus membahas rumor yang beredar tentang Angelina. Aku ingin tahu siapa yang menyebarkannya dan mengapa.”
Dito mengangguk setuju. “Gue setuju. Kita tidak bisa membiarkan rumor ini merusak hubungan kalian. Kita perlu menemukan sumbernya.”
“Ya, ini bukan hanya tentang kita. Ini tentang semua orang yang terlibat,” tambah salah satu teman mereka, Clara. “Kita harus melindungi satu sama lain.”
Mereka duduk melingkar di bawah pohon besar, menciptakan suasana akrab namun serius. Zayyy menatap teman-teman mereka satu per satu. “Jadi, siapa yang mendengar rumor ini pertama kali? Dari mana asalnya?”
Beberapa saat keheningan memenuhi udara sebelum Dito akhirnya berbicara. “Gue dengar dari Rina. Dia bilang dia mendengar seseorang berbicara tentang kamu dan Angelina di sekolah, tetapi dia tidak tahu siapa yang memulainya.”
Zayyy mengerutkan dahi. “Rina? Aku tidak percaya dia akan melakukan ini. Dia seharusnya tahu lebih baik.”
“Ya, tetapi Rina bukan satu-satunya. Ada juga orang lain yang ikut membicarakan. Mungkin kita perlu bertanya langsung kepada mereka yang menyebarkan rumor,” ujar Clara.
Angelina menambahkan, “Tapi kita tidak bisa langsung menyudutkan mereka. Kita perlu bertanya dengan baik dan mencoba mencari tahu alasan di balik semua ini.”
Zayyy setuju. “Betul. Kita harus bersikap bijak. Mari kita temui Rina dan lihat apakah dia bisa memberi tahu kita lebih banyak tentang siapa yang pertama kali mengatakannya.”
Setelah sepakat, mereka memutuskan untuk mencari Rina di sekolah keesokan harinya. Zayyy merasa cemas, tetapi ia tahu bahwa mencari kebenaran adalah langkah yang tepat.
Jika ada orang yang ingin merusak hubungan mereka, mereka perlu menghentikannya sebelum semakin parah.
Keesokan harinya, suasana di sekolah terasa lebih tegang dari biasanya. Zayyy dan Angelina mencoba bersikap santai, tetapi mereka tahu bahwa banyak mata yang mengawasi mereka. Ketika bel sekolah berbunyi, mereka langsung menuju kelas Rina.
Rina terlihat sedang berbincang dengan beberapa teman sekelasnya saat Zayyy dan Angelina mendekatinya. “Hai, Rina. Boleh kita bicara sebentar?” Zayyy meminta dengan nada sopan tetapi tegas.
Rina tampak terkejut. “Oh, hai. Ada apa, Zay?”
“Kami hanya ingin tahu tentang rumor yang beredar tentang kami. Dito bilang kamu mendengar sesuatu, dan kami ingin tahu dari siapa asalnya,” jawab Zayyy.
Rina terlihat sedikit gelisah, tetapi ia akhirnya mengangguk. “Baiklah. Sebenarnya, aku mendengar dari satu orang yang tidak ingin kusebutkan namanya. Dia mengatakan bahwa Angelina terlibat dengan kelompok yang tidak baik. Aku hanya menyebarkan apa yang aku dengar, tetapi aku tidak percaya itu.”
“Siapa orang itu?” tanya Angelina, berusaha tetap tenang.
Rina menggelengkan kepala. “Maaf, aku tidak bisa memberitahumu. Dia minta agar aku tidak membocorkan namanya. Aku hanya tidak ingin ada masalah.”
Zayyy merasa frustrasi. “Tapi ini adalah masalah besar! Jika kita tidak tahu siapa yang menyebarkannya, kita tidak bisa memperbaikinya.”
“Gue rasa kita perlu mencari tahu lebih dalam. Mungkin ada cara lain untuk menemukan kebenaran,” Dito menyarankan.
Setelah berbicara dengan Rina, Zayyy merasa tidak puas. Mereka butuh lebih banyak informasi, dan mengandalkan satu sumber tidaklah cukup. “Kita harus menggali lebih dalam,” katanya, berpikir keras. “Kita bisa mencari tahu dari teman-teman lain atau orang-orang yang mungkin tahu lebih banyak.”
Angelina tampak setuju. “Kita bisa mengunjungi beberapa teman yang lebih dekat dengan kita dan bertanya apakah mereka mendengar sesuatu. Mungkin kita bisa menemukan benang merahnya.”
Hari itu pun mereka habiskan dengan bertanya kepada teman-teman lain di sekolah. Setiap kali Zayyy dan Angelina mengajukan pertanyaan, mereka merasa semakin dekat untuk menemukan kebenaran. Namun, setiap jawaban yang mereka terima membawa mereka lebih jauh ke dalam labirin rumor dan ketidakpastian.
Malam harinya, mereka berdua berkumpul di Taman Nyawiji lagi. Zayyy merasakan kelelahan, tetapi juga semangat untuk terus berjuang. “Kita sudah mendengarkan banyak cerita, tetapi kita belum menemukan siapa yang memulai semuanya,” katanya kepada Angelina.
“Aku rasa kita perlu berbicara langsung kepada orang-orang yang terlibat. Mungkin kita bisa menemui mereka secara individu dan bertanya tentang apa yang mereka tahu,” jawab Angelina.
“Setuju. Kita bisa mulai dengan Rina, Dito, dan Clara. Kita bisa membuat pertemuan di mana kita semua bisa saling berbagi informasi,” usul Zayyy.
Angelina tersenyum. “Kau selalu punya ide-ide cemerlang, Zay. Mari kita lakukan itu. Kita tidak bisa membiarkan rumor ini merusak hubungan kita.”
Dengan semangat baru, mereka pun merencanakan pertemuan berikutnya. Zayyy tahu bahwa kebenaran akan segera terungkap, dan bersama Angelina, mereka siap menghadapi apa pun yang datang. Meskipun jalan ke depan terlihat penuh rintangan, mereka berkomitmen untuk saling mendukung.
Setelah beberapa hari melakukan penyelidikan, mereka akhirnya mengumpulkan cukup informasi untuk mengungkap siapa yang menyebarkan rumor.
Dalam pertemuan yang direncanakan, Zayyy merasakan gelisah dan kecemasan di dalam hatinya. Ketika semua orang berkumpul, Zayyy mengawali pertemuan dengan suara tenang, tetapi penuh keyakinan.
“Terima kasih telah datang. Kita semua di sini untuk membahas isu yang telah meresahkan banyak dari kita. Aku dan Angelina ingin mencari tahu dari mana rumor ini berasal dan bagaimana kita bisa menghentikannya,” katanya dengan tegas.
Seluruh ruangan sunyi. Semua mata tertuju pada mereka, menunggu siapa yang akan berbicara lebih dulu. Dito mengangguk, lalu berkata, “Kita harus saling terbuka. Jika kita tidak berbicara tentang ini, semua orang akan terus berpikir yang tidak benar.”
Setelah beberapa saat, Clara akhirnya angkat bicara. “Aku mendengar bahwa semua ini bermula dari kebingungan. Seseorang mungkin telah melihat kalian bersama dan mengira ada sesuatu yang lebih, lalu mereka mulai berbagi cerita.”
“Siapa yang melihat kami?” tanya Zayyy dengan nada penuh ketidakpastian.
“Rina dan beberapa teman sekelas lain. Mereka melihat kalian di taman beberapa waktu lalu,” jawab Clara.
Zayyy dan Angelina saling berpandangan. “Kami hanya berbincang-bincang, tidak lebih,” kata Angelina, kecewa mendengar bahwa kebersamaan mereka disalahartikan.
“Sama sekali tidak ada yang istimewa. Kami hanya teman,” Zayyy menambahkan.
Pertemuan itu berlangsung lama, dengan setiap orang mengungkapkan pendapat dan berbagi informasi. Namun, Zayyy merasa semakin jelas bahwa untuk menghentikan rumor ini, mereka harus menemukan orang yang memulainya. Setelah perdebatan dan diskusi panjang, mereka sepakat untuk bertanya langsung kepada Rina dan meminta penjelasan.
Keesokan harinya, Zayyy dan Angelina kembali mencari Rina. Dengan ketegangan di dalam hati mereka, mereka menghadapi Rina di taman yang sama. “Rina, kami perlu bicara,” kata Zayyy, berusaha menenangkan diri.
“Lagi? Apa kali ini?” tanya Rina, tampak cemas.
“Kami ingin tahu mengapa kamu menyebarkan rumor itu. Apa yang sebenarnya kamu dengar?” tanyanya langsung.
Rina terlihat bingung. “Aku tidak menyebarkan rumor, Zay. Aku hanya mendengar dari orang lain, dan aku tidak berpikir itu serius.”
Zayyy merasa frustrasi. “Tetapi ini sudah menjadi masalah besar. Kenapa kau tidak memberitahu kami dari awal?”
“Karena aku pikir itu hanya gosip. Aku tidak tahu itu akan berkembang seperti ini,” jawab Rina.
Angelina mencampuri, “Kita harus menghentikan semua ini, Rina. Kita tidak bisa membiarkan rumor merusak persahabatan kita. Kami perlu tahu siapa yang memulai semua ini.”
Setelah beberapa saat, Rina akhirnya menjelaskan bahwa orang yang pertama kali menyebarkan berita tersebut adalah seorang teman sekelas lain yang iri melihat kebahagiaan Zayyy dan Angelina.
Rina mengaku bahwa dia tidak ingin berkonfrontasi tetapi merasa bersalah karena telah berpartisipasi dalam menyebarkan informasi yang salah.
“Aku tidak pernah bermaksud menyakiti kalian. Aku minta maaf,” kata Rina, menyesali tindakan yang telah diambilnya.
Zayyy dan Angelina saling berpandangan, merasa lega tetapi juga marah. “Kita semua harus bertanggung jawab untuk apa yang kita katakan dan lakukan. Kita tidak bisa membiarkan orang lain merusak apa yang kita miliki,” Zayyy mengingatkan dengan serius.
Setelah pertemuan itu, Zayyy dan Angelina mulai merasakan kelegaan. Mereka berhasil menemukan sumber rumor dan bersiap untuk menghadapinya.
Meskipun ada banyak rintangan di depan mereka, mereka bertekad untuk melindungi hubungan mereka dan menjaga cinta yang telah terjalin begitu kuat.
Kini, mereka harus bersiap menghadapi orang-orang yang ingin merusak kebahagiaan mereka, tetapi Zayyy dan Angelina tahu bahwa selama mereka bersatu, tidak ada yang bisa menghentikan mereka. Cinta mereka akan selalu lebih kuat dari segala rumor yang beredar.