NovelToon NovelToon
Sekretaris "Ngegas"

Sekretaris "Ngegas"

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Zaraaa_

Alya, seorang sekretaris dengan kepribadian "ngegas" dan penuh percaya diri, melamar pekerjaan sebagai sekretaris pribadi di "Albert & Co.", perusahaan permata terbesar di kota. Ia tak menyangka akan berhadapan dengan David Albert, CEO tampan namun dingin yang menyimpan luka masa lalu. Kehadiran Alya yang ceria dan konyol secara tak terduga mencairkan hati David, yang akhirnya jatuh cinta pada sekretarisnya yang unik dan penuh semangat. Kisah mereka berlanjut dari kantor hingga ke pelaminan, diwarnai oleh momen-momen lucu, romantis, dan dramatis, termasuk masa kehamilan Alya yang penuh kejutan.
[REVISI]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zaraaa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31. Pengakuan di Tengah Malam

Alya menatap keluar jendela ruang tunggu kantor dengan tatapan menerawang. Udara malam yang dingin membuat kaca jendela sedikit berembun. "Aku tahu aku beruntung mendapatkan David," gumamnya pelan, lebih kepada dirinya sendiri. "Dia sangat mencintai dan mendukungku. Tapi… kadang aku masih merasa tidak layak untuk dia."

David, yang duduk tak jauh dari Alya, segera menoleh. Ia mendengar dengan jelas nada keraguan dalam suara Alya. Dengan langkah tenang, ia mendekat dan duduk di sampingnya. "Alya," katanya lembut, tangan hangatnya menyentuh jemari Alya yang dingin. "Jangan pernah meragukan dirimu sendiri. Kau adalah wanita yang luar biasa."

Alya menoleh, matanya mencari keyakinan di wajah David. "Tapi aku… aku merasa belum cukup. Kau tahu aku kurang berpengalaman dalam dunia bisnis. Aku sering merasa… tidak sebanding denganmu."

David tersenyum, tatapannya penuh kasih. "Setiap orang memiliki kelemahan dan kekuatannya masing-masing, Alya. Yang penting adalah kita saling mendukung. Kau punya semangat yang luar biasa. Itu lebih dari cukup untukku."

Anton, rekan kerja mereka yang sedang menikmati kopi di sudut ruangan, mendengar percakapan itu. Ia menegakkan tubuhnya, meletakkan cangkir kopinya dengan perlahan, lalu berujar, "Kalian berdua seperti pasangan dalam novel romantis. Saling melengkapi. Sangat cocok."

Alya tertawa kecil, pipinya merona malu. "Ah, Anton, jangan melebih-lebihkan."

"Tidak ada yang dilebih-lebihkan," balas Anton sambil tersenyum. "Kalian benar-benar terlihat seperti dua potongan puzzle yang pas."

David terkekeh, menatap Alya dengan tatapan penuh cinta. "Aku setuju dengan Anton. Kau adalah belahan jiwaku, Alya."

Anton mengangkat cangkirnya, seolah ingin bersulang. "Untuk cinta sejati!"

Percakapan mereka terhenti sejenak, suasana di ruangan itu berubah menjadi lebih hangat. David tiba-tiba meraih tangan Alya dengan kedua tangannya. Wajahnya tampak serius, namun penuh kelembutan. "Alya," katanya dengan suara yang sedikit gemetar. "Aku ingin mengatakan sesuatu."

Alya memiringkan kepalanya, penasaran. "Apa itu, David?"

David menarik napas dalam-dalam. Ia tampak berusaha mengumpulkan keberanian. "Aku ingin mengajakmu menikah."

Alya terkejut. Ia menatap David dengan mata membelalak. "David… apa?"

David tersenyum gugup. "Aku tahu ini mungkin mendadak. Tapi aku yakin. Aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu. Alya, maukah kau menikah denganku?"

Anton, yang tadinya hanya diam mendengarkan, kini terkekeh pelan. "Lamarannya sederhana, tapi penuh perasaan. Kau harus bilang iya, Alya."

Alya tidak bisa menahan senyum yang mulai merekah di wajahnya. Ia menatap David dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "Ya, David. Aku mau menikah denganmu."

David menariknya ke dalam pelukan hangat. "Terima kasih, Alya. Kau membuatku orang paling bahagia malam ini."

Anton bertepuk tangan, mengundang gelak tawa dari keduanya. "Baiklah, sekarang aku harus merencanakan pesta kecil-kecilan di kantor untuk kalian!"

Malam itu terasa begitu panjang sekaligus begitu indah bagi mereka. Anton mulai menceritakan kisah-kisah lucu yang pernah terjadi di kantor untuk menghibur mereka. Alya dan David tertawa hingga mata mereka berkaca-kaca.

"Anton, kamu benar-benar seorang penghibur alami," kata Alya sambil menghapus air mata di sudut matanya.

"Ah, aku hanya ingin memastikan kalian selalu bahagia," jawab Anton dengan nada bercanda. "Lagipula, tidak setiap malam aku bisa menyaksikan lamaran seperti ini."

---

Beberapa hari kemudian, di sebuah restoran romantis dengan lilin-lilin kecil yang menerangi meja mereka, David mengeluarkan sebuah amplop dari dalam jasnya.

"Alya, aku punya kejutan lain untukmu," katanya.

Alya menerima amplop itu dengan ragu. Ketika ia membukanya, matanya melebar. "Tiket ke Paris?!" serunya dengan nada tak percaya.

David mengangguk, tersenyum lebar. "Ya. Aku ingin kita menghabiskan waktu bersama di kota paling romantis di dunia sebelum kita menikah. Aku sudah memesan semuanya. Kita berangkat minggu depan."

Alya tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. "David, ini luar biasa. Terima kasih."

Dia menggenggam tangan David dengan erat. "Aku tak pernah membayangkan akan mendapatkan cinta seperti ini."

David menatapnya dengan penuh kasih. "Alya, kau adalah segalanya bagiku. Aku ingin memberimu kebahagiaan dalam setiap langkah hidup kita."

---

Ketika mereka akhirnya sampai di Paris, kota itu menyambut mereka dengan pemandangan menakjubkan. Menara Eiffel berdiri megah di kejauhan, sementara angin sejuk membawa aroma croissant dari toko roti di pinggir jalan. Alya menggenggam tangan David erat-erat, wajahnya dipenuhi kekaguman.

"Paris benar-benar indah," katanya dengan suara lirih.

David memandangnya dengan senyum puas. "Kau lebih indah."

Hari-hari mereka di Paris dipenuhi dengan kunjungan ke tempat-tempat ikonik. Di malam hari, mereka berjalan di bawah cahaya lampu jalan yang temaram, menikmati keindahan kota itu.

Di bawah Menara Eiffel, David berhenti sejenak. "Alya, aku ingin kau tahu bahwa aku bersyukur setiap hari karena kau hadir dalam hidupku."

Alya tersenyum. "Aku juga, David. Terima kasih sudah selalu membuatku merasa dicintai."

Ketika mereka kembali ke hotel setelah hari yang panjang, Alya menatap keluar jendela, melihat pemandangan kota yang penuh lampu. "Aku tidak sabar untuk memulai hidup baru denganmu."

David mendekat dan memeluknya dari belakang. "Aku juga. Mari kita buat kenangan yang tak terlupakan bersama."

Di saat seperti itu, keduanya tahu bahwa cinta mereka adalah sesuatu yang tak tergantikan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!