G. Manggala Winata pria yang kerap disapa Gala , berusia 32 tahun . CEO dari Winata Grup . Lima tahun pernikahannya dengan Clara - sang istri yang berprofesi sebagai aktris , tak membuat rumah tangga kedua nya kembali terasa harmonis . Apalagi kejenuhan mulai Gala rasakan saat sang istri tak pernah lagi memiliki waktu hanya untuk sekedar melepas rindu dengannya .
Alih-alih , bukannya memperbaiki hubungan dengan sang istri , Gala justru menuruti ide gila dari temannya . Yaitu membayar seorang wanita untuk ia jadikan pelampiasan dengan syarat kontrak pernikahan siri selama satu tahun tanpa sepengetahuan sang istri . Tanpa Gala ketahui jika sang istri memiliki rahasia besar yang ia sembunyikan .
Aluna , wanita cantik berusia 19 tahun yang bekerja sebagai office girl diperusahaan Winata Grup . Ia Rela menukar harga dirinya dengan sejumlah uang demi untuk membiayai pengobatan sang ibu dan membayar hutang almarhum ayahnya pada rentenir .
Bagaimana kisah kedua nya?
Simak kelanjutannya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB TIGA PULUH LIMA
"Lun .." panggil Mbak Iyas membuyarkan lamunan Aluna yang tengah menatap mobil Gala yang perlahan melaju menjauh .
"I-iya mbak ", sahut Aluna seraya menolehkan kepalanya menatap Mbak Iyas
"Mau pulang sekarang ? Tapi kita naik angkot , gapapa kan ?" ujar Mbak Iyas
"Gak papa mbak ", jawab Aluna
"Ya sudah ayo ". Mbak Iyas langsung menarik tangan Aluna dan menggenggam nya . Kemudian ia mengajak Aluna untuk berjalan lebih dulu sedangkan suaminya Mang Lukman berjalan dibelakang mereka .
Mang Lukman membiarkan dua wanita beda usia 7 tahun itu berjalan didepannya . Ia paham jika sang istri tengah mencoba menenangkan Aluna dan menguatkan perempuan itu .
Ketiganya berjalan sebentar sampai didepan dekat jalan raya . Mbak Iyas segera menghentikan kendaraan umum untuk mereka pulang.
"Mbak .." panggil Aluna seraya menyentuh lengan Mbak Iyas
"Ya Lun ?" sahut Mbak Iyas
"Luna pulang sendiri aja mbak , Luna ada perlu sebentar ". Ucapnya
"Kamu yakin ?"tanya Mbak Iyas
Aluna menganggukkan kepalanya pelan . "Iya mbak ".
"Ya sudah mbak juga gak bisa maksa kamu , tapi kalo ada apa-apa langsung hubungi Mbak ya .." ujar Mbak Iyas
"Iya mbak ". sahut Aluna
Setelah itu Mbak Iyas dan Mang Lukman segera masuk kedalam kendaraan umum yang sudah berhenti tepat dihadapan mereka .
"Mamang sama Mbak pulang dulu ya Lun , kamu hati-hati pulang nya . Ingat pesan Mbak Iyas kalo ada apa-apa langsung hubungi Mamang atau Mbak ", ucap Mang Lukman kembali mengingatkan Aluna
"Iya Mang , makasih ya mang sudah peduli sama Luna . Luna gak tau mau balas kebaikan Mbak sama Mamang pakai apa ..." tukas Aluna sendu
"Mamang sama Mbak gak butuh apa-apa Lun , lihat kamu baik-baik aja mbak sama mamang udah seneng ", sahut Mang Lukman
Mendengar itu Aluna mengulas senyum tipis nya .
"Mas .." Mbak Iyas berteriak dari dalam angkutan umum karena suaminya itu tak kunjung masuk .
"Iya ..", sahut Mang Lukman sedikit berteriak
"Ya sudah Lun , Mamang sama Mbak pulang dulu . Nanti kamu kalo pulang hati-hati dan langsung kabari kita kalo ada apa-apa ". Kata Mang Lukman .
"Iya Mang ",
Setelah itu Mang Lukman segera melangkahkan kakinya masuk kedalam angkutan umum itu . Mbak Iyas melambaikan tangannya kearah Aluna dan dibalas oleh perempuan itu. Kemudian angkutan umum itu perlahan melaju pergi .
Aluna menghela nafas kasar seraya menatap kotak box pemberian Mbak Iyas dari almarumah sang ibu .
"Bu , hanya tinggal ini kenangan dari ibu .. Luna janji bakal menjaga nya dengan baik Bu ", Aluna bergumam lirih , kemudian ia memasukkan kotak box itu kedalam saku gamis yang ia kenakan .
Setelah itu itu ia segera menghentikan taksi yang melintas , kemudian ia masuk kedalam taksi itu .
"Komplek perumahan Belwis rumah nomor 23 pak ", ucap Aluna pada sopir taksi tersebut
"Baik mbak ".
Sopir taksi itu segera melajukan mobilnya menuju alamat yang disebutkan oleh Aluna barusan .
Sepanjang jalan Aluna terus menatap kosong kearah luar jendela . Sampai taksi yang ia tumpangi berhenti tepat didepan gerbang rumah nya . Aluna langsung merogoh kantong gamis nya lalu segera membayar ongkos taksi itu .
"Ini pak .." ucap Aluna seraya menyodorkan selembar uang berwarna biru pada sopir taksi itu .
"Aduh mbak , saya gak ada kembalian . Mbaknya baru penumpang pertama saya ". Kata sopir itu
"Kembaliannya buat bapak aja pak ". Ujar Aluna
"Beneran ini mbak ? Makasih ya mbak ". Tukas sopir itu dengan tulus
"Sama-sama pak ", sahut Aluna setelah itu ia segera turun dari taksi itu lalu melangkahkan kakinya masuk kedalam rumahnya .
.
"Non ..." sapa Pak Arto saat melihat Aluna berjalan melewati pos satpam
"Ya Pak Arto ?" sahut Aluna , ia berbalik badan menatap penjaga rumah nya itu .
"Tadi Tuan Gala kemari mencari non Luna , tapi sekarang beliau pergi lagi ". Kata Pak Arto memberitahu
"Mungkin mas Gala ada kepentingan mendadak pak , Ya udah Luna masuk dulu ya pak ". Ucap Aluna dengan sopan
"Iya non ,silahkan ".
Aluna membalas nya dengan menyunggingkan senyum simpul , setelah itu ia lantas segera melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah lalu menaiki anak tangga menuju kamarnya .
Istri siri Gala itu langsung menjatuhkan tubuhnya dipinggiran ranjang , setelah itu merogoh kembali kantong gamis nya tuh mengambil kotak box tadi lalu membuka nya .
Jemari lentik nya mengambil kalung berbandul safir berwarna jingga itu , kemudian mengangkat nya tinggi .
"Kalung ini sangat cantik sekali .." lirihnya
Setelah itu Aluna mengambil surat yang ada didalam kotak itu lalu membacanya .
Aluna Sembalun Senja ...
Putriku sayang , bagaimana kabar mu nak ?
Ibu harap kamu baik-baik saja . Nak jika surat ini sudah sampai ditangan mu , mungkin saat itu ibu sudah tiada .
Nak , jangan bersedih ataupun menangis . Ibu sudah bahagia diatas sana , ibu sudah bertemu lagi dengan ayah ..
Kamu jaga diri baik-baik ya sayang , ibu doakan semoga kebahagiaan selalu menyertai kamu nak .
Nak , Aluna .. Putri ibu yang cantik , ibu serahkan kalung itu pada mu sayang . Sudah lama ibu ingin mengatakan sesuatu sama kamu , tapi ibu belum menemukan waktu yang tepat .
Aluna sayang , ibu mau bilang yang sejujurnya sama kamu nak . Sebenarnya kamu bukan putri kandung ayah dan ibu . Kamu kami temukan didalam stroller didekat pinggiran jembatan saat kami akan berangkat kepasar .
Ketika itu kamu masih sangat kecil nak , kamu mungkin berusia satu tahun . Kamu yang cantik dan menggemaskan pun lantas kami bawa pulang sayang . Kami rawat dan besarkan hingga kamu tumbuh dewasa dan kini menjadi perempuan cantik sayang .
Nak Aluna ,kenakan dan jaga kalung itu nak . Kalung Itu akan menjadi petunjukmu jika kamu ingin mencari siapa jati dirimu dan dari mana keluargamu berasal . Hanya kalung itu yang kamu genggam saat kami menemukan mu nak .
Aluna Putri ibu , maafkan ayah dan ibu yang selama ini belum bisa menjadi orang tua angkat yang baik untuk kamu . Tapi kamu harus tau nak , Ayah dan Ibu tulus merawat dan menyayangi kamu . Kami sudah anggap kamu seperti anak kami sendiri sayang ..
Sudah ya Nak , ibu nulis ini malah jadi gak berhenti nangis . Yang terpenting sekarang bagi ibu , Aluna harus jadi perempuan yang kuat ya sayang .. Temukan kebahagiaan mu juga nak , jangan hanya memikirkan kebahagiaan orang lain .
Ibu dan ayah sayang Aluna ...
Tes ...
Air mata Aluna jatuh berguguran membasahi kertas surat itu . Ia menangis tergugu membaca surat terakhir dari sang ibu .
"Bu , jika Aluna bukan putri , lantas Luna putri siapa Bu ?"
Braaakkk ...
Tiba-tiba pintu kamar nya dibuka dengan kasar dari luar .
"Aluna.."
.
.
.
Haii , jangan lupa tinggalkan jejak like , vote dan komen ... Terima kasih 🌹♥️
lanjut thooor