Lengkap sudah,kesedihan dan sakit hati yang Laura rasakan.
Baru saja ditinggalkan oleh ayahnya,ia harus kembali merasakan sakit hati karena
kekasih yang sebentar lagi akan menjadi suaminya,ternyata berkhianat dengan seseorang yang tidak pernah ia sangka.
Seperti apa kelanjutan kisah Laura,yuukkk baca kisahnya hanya di novel ini...
Tbc:
Karya ini sedang diikutsertakan lomba YAW.
Mohon dukungannya yaa,dengan like,komen,vote,dan juga share..
Terimakasih...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadhira ohyver, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Tiba-tiba saja Arya tersadar,ia melepaskan pelukannya dengan Laura.
"Astaga...aku lupa,tadi kesini sama ibu,bii tolong susul ibu yaa."Ucap Arya kepada bi Sarti.
"Kamu kesini sama ibu kamu,Ar?"Tanya Laura.
"Iya...maaf ya,aku tadi panik banget,sampe gak kepikiran untuk melarang ibu aku ikut."Balas Arya.
Baru saja bi Sarti akan membuka pintu dan keluar dari apartemen,bel pintu apartemen Arya sudah berbunyi.
Bi Sarti yakin,jika orang yang berada diluar adalah ibu Arya.
"Mana Arya bi?,bener-bener yaa dia,main ninggalin saya gitu aja."Ibu Arya langsung mengoceh.
Bi Sarti yang tau sifat bos nya tersebut,hanya tersenyum kecil menanggapi ocehan ibu Arya.
Ibu Arya langsung berjalan ke arah ruang televisi,ia melihat Arya dan juga Laura yang sedang duduk bersama di sofa.
Tanpa berfikir panjang,ibu Arya langsung menjewer telinga Arya di depan Laura.
"Auuuwww...bu sakit,kenapa ibu jewer telinga aku."Arya memegang telinga nya yang sementara di jewer oleh sang ibu.
"Anak nakal,masa ninggalin ibu nya begitu aja."Omel ibu Arya.
"Maaf bu,Arya panik banget,Arya khawatir sama Laura,sampe lupa kesini sama ibu."Balas Arya di sertai cengir nya.
Ibu Arya beralih memandang,ia memandang ke arah Laura yang tampak diam saja.
"Geser kamu."Ucap ibu Arya menggeser sang putra,setelah itu dirinya duduk di samping Laura.
Arya pun langsung merubah posisi duduknya,di samping kiri Laura,sementara sang ibu,disamping kanan Laura.
"Kamu gak papa,Nak?"Tanya ibu Arya,menatap lembut wajah Laura,sambil memegang kedua tangan Laura.
"Aku gak papa bu,Alhamdulillah ada bi Sarti disini,aku gak tau gimana jadi nya,kalo aku cuma sendiri di apartemen ini."Jawab Laura,tertunduk,mulai menangis lagi.Karena ia teringat lagi saat Dika menerobos masuk dan mencoba melecehkannya.
Ibu Arya dengan lembut,mengangkat wajah Laura,ia juga menyeka air mata Laura dengan tangannya sendiri.
"Jangan sedih lagi yaa...Arya sudah ada disini,ibu juga ada disini,kamu gak sendirian,kami semua ada disini."Ucap ibu Arya.
Laura merasa terharu dengan perhatian dan juga kebaikan hati dari ibu Arya,Laura langsung memeluk erat ibu Arya,dan kembali menangis di pelukan ibu Arya.
Laura merasa sangat nyaman berada di pelukan ibu Arya,ia membayangkan dirinya sedang memeluk ibu kandungnya sendiri.
Mata Arya berkaca-kaca,melihat ibu nya dan Laura berpelukan,ia juga merasa senang dan bahagia,karena sang ibu,menerima Laura dengan baik.
" Maaf ya bu,karena kesan pertemuan pertama kita,dalam keadaan seperti ini."Ucap Laura.
"Gak papa,yang namanya musibah kita gak tau,yang terpenting,sekarang kamu baik-baik saja,dan sudah aman."Jawab ibu Arya.
Ibu Arya dan Laura saling berpandangan selama beberapa detik,setelah itu keduanya saling tersenyum.
"Kenapa wajah Laura seperti familiar yaa..."Bathin ibu Arya.
"Orang jahat itu,sudah di amankan,Ar?"Tanya ibu Arya.
"Sudah bu...pihak keamanan disini,sudah menghubungi kantor polisi."Jawab Arya.
"Syukurlah."Jawab ibu Arya singkat.
"Maaf ya Laura,aku gak minta pendapat kamu dulu,aku rasa Dika perlu merasakan jeruji besi dulu,agar kedepannya dia gak berani lagi mengganggu kamu."Ucap Arya kepada Laura.
"Kamu keberatan yaa?,kok diam saja".
"Gak Ar...aku gak keberatan,tapi berapa lama kira-kira dia akan dipenjara?"Tanya Laura.
"Semua tergantung kamu,sebagai korban.Kalo kamu hanya ingin memberikan pelajaran yang ringan untuk Dika,mungkin kita bisa membiarkan Dika dipenjara selama beberapa bulan."Jawab Arya.
"Tapi jika kamu merasa itu tidak perlu,kita tetap harus datang ke kantor polisi dan mencabut tuntutan dari kasus kamu ini."Ucap Arya lagi.
"Aku cuma kasian sama ibu nya Dika,Ar...kalo beberapa bulan Dika di penjara,bagaimana dia akan kerja,dan siapa yang akan menghidupi adik dan ibu nya selama beberapa bulan itu."Balas Laura.
"Tapi kalo kamu melepaskan Dika begitu saja,dia tidak akan merasa takut untuk melakukannya lagi Laura,dia merasa kamu akan memaafkannya lagi,dan tidak mempermasalahkan hal tersebut."Ucap Arya.
Ibu Arya bingung melihat perdebatan antara putranya dan Laura,ia diam tapi menyimak obrolan keduanya.
Ia merasa heran dengan Laura,ia berfikir,entah terbuat dari apa,hati Laura,padahal orang tersebut sudah berbuat jahat terhadap Laura,tapi Laura masih memikirkan nasib keluarga dari pria tersebut.
"Ada 1 cara ampuh,supaya siapa itu namanya,Dika yaa.Supaya dia berhenti ganggu kamu lagi Laura."Sela ibu Arya.
Arya dan Laura bersama-sama menoleh ke arah ibu Arya,keduanya menunggu ucapan yang akan keluar dari mulut ibu Arya,cara apa yang di maksud oleh ibu Arya.
"Gimana caranya bu?"Tanya Arya,ia tidak sabar menunggu jawaban sang ibu.
"Caranya...Dengan Laura jadi menantu ibu."Jawab ibu Arya,sambil tersenyum.
Baik Laura dan juga Arya,sama-sama membuka lebar mulutnya dan menatap tidak percaya ke arah ibu Arya.
"Kenapa sih kalian?,natap ibu segitunya banget,itu cara terampuh".
"Karena setelah Laura menikah,otomatis Laura akan selalu berada di bawah lindungan kamu kan,Arya?".
"Kamu juga otomatis,selalu ada untuk Laura,tanpa ada batasan jarak dan lain-lain."Ucap ibu Arya lagi.
Arya berdehem untuk menetralkan kecanggungan diantara mereka bertiga.
"Mau yaa jadi menantu ibu,Laura."Ibu Arya berbicara sambil menggenggam tangan Laura.
Laura hanya diam saja,ia tidak tau lagi harus berbicara apa,ia merasa terkejut dengan spontanitas dari ibu Arya.
"Ibu udah tau semua tentang kamu kok,diam-diam ibu mencari tau tentang kamu ke bi Sarti."Ucap ibu Arya.
"Gerakan ibu cepet banget yaaa."Sela Arya.
Ibu Arya hanya tersenyum menanggapi ucapan putranya tersebut.
"Mau yaaa."Ucap ibu Arya lagi.
"Bu...Laura baru aja mengalami kejadian yang buruk,kita jangan nambahin beban pikiran Laura bu,dia butuh waktu lebih untuk berfikir."Sela Arya,menengahi sang ibu.
"Iya ibu paham kok...tapi jangan lama-lama ya Laura,ibu setuju kalo Arya sama kamu".
"Sangat setuju."Ucap ibu Arya lagi,tersenyum kepada Laura.
Arya merasakan ada banyak kupu-kupu yang terbang di dalam perutnya,ia merasa bahagia karena ternyata sang ibu sependapat dengan dirinya,soal Laura.
Tapi sayang,sepertinya ia masih perlu waktu lagi,untuk membujuk Laura,agar mau menjadi istrinya.
Arya yang memahami kondisi Laura pun berpamitan,karena Laura hanya diam saja.
"Ra...aku sama ibu pulang dulu yaa,insyaaAllah kalian udah aman."Ucap Arya.
"Iya...ibu juga,besok ibu boleh yaa kesini lagi?"Sela ibu Arya.
"Boleh bu,kapan pun ibu mau datang,silahkan,ini kan apartemen Arya."Jawab Laura.
"Sebentar lagi jadi milik kamu,kalo kamu jadi menantu ibu."Goda ibu Arya.
Laura tersenyum,menanggapi ucapan ibu Arya.
"Udah bu,ayo,jangan ditanggapi ocehan ibu aku ya Ra,gak akan ada habisnya".
"Ibu emang gitu,kalo udah ngerasa suka atau sreg sama seseorang,getol banget."Ucap Arya lagi.
"Emang kamu gak kaya gitu?,bilangin ibu begitu,kamu aja belasan tahun setia nunggu Laura,kan?".
"Dan sepertinya kalian memang ditakdirkan berjodoh,buktinya kalian ketemu lagi,dan Laura pun batal menikah".
"Apa coba namanya kalo bukan karena kalian mungkin saja sudah ditakdirkan oleh Allah,untuk bersama."Celoteh ibu Arya.
Arya menautkan kedua alisnya,ia merasa heran dengan ucapan sang ibu,tau darimana tentang dirinya yang sejak dulu menaruh rasa terhadap Laura.
Laura pun sama seperti Arya,merasa heran,tapi tiba-tiba saja ia mengingat pernah menceritakan tentang dirinya kepada bi Sarti.
Mungkin saja,bi Sarti memberikan info tersebut kepada ibu Arya.
"Ayo bu,kapan kita pergi nya,kasian Laura mau istirahat."Arya berdiri,dan mengajak ibu nya untuk ikut berdiri.
Ketiga nya sama-sama berdiri,Laura mengantarkan Arya dan juga ibu nya sampai kedepan pintu.
"Aku pulang dulu yaa...jangan buka pintu dari siapapun,sebelum kamu memastikan siapa orang tersebut yaa."Ucap Arya.
Laura hanya tersenyum dan juga mengangguk.Setelah itu dirinya kembali berjalan ke arah sofa dan duduk disana.
Ia sangat bersyukur karena Allah mempertemukan dirinya dengan Arya di waktu yang sangat tepat,karena jika tidak,entah bagaimana kehidupan Laura setelah ini
"Makasih yaa bi,bibi langsung nelpon Arya,aku takut banget tadi bi."Ucap Laura.
Bi sarti duduk di samping Laura,membelai lembut tangan Laura.
"Sama-sama non Laura."Jawab bi Sarti.
"Aku benar-benar gak nyadar,kalo ternyata Dika ngikutin aku sampe ke apartemen ini".
"Iya non,,,sudah yaa,yang terpenting sekarang non Laura sudah baik-baik saja.
"Mari bibi antar ke kamar non,sebaiknya non Laura istirahat saja."Ucap bi Sarti.
Bi sarti membantu memapah Laura,hingga ke kamarnya,memastikan Laura beristirahat dengan nyaman,setelah itu,baru dirinya keluar dari kamar Laura...