kehadirannya tak pernah di harapkan. kelahirannya di anggap kesalahan besar dan bencana.
ia lahir karena sebuah kesalahan.
Dia...
seorang anak haram dari seorang pengusaha terkenal.
Ryicki Mahendra Setiawan Ananta.
dia lahir dari rahim seorang wanita malam yang sengaja di jadikan jebakan untuk menghancurkan nama baik sang pengusaha.
mampukah ia menjalani kehidupannya dengan baik,
setelah hal buruk juga perlakuan buruk tanpa keadilan kerap kali ia terima dalam setiap jengkal langkahnya.
dalam setiap hembusan nafasnya,
hanya hinaan yang ia terima.
dialah gadis cantik berwajah dingin...
Maurelia Agastya prameswari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 15 prahara di depan kampus 1
Siang di kampus Ashab,
Maura sedang melangkah sendirian menuju perpustakaan kampus.
Maulana yang biasanya selalu mengintilinya kali ini tak terlihat.
Entah kemana pemuda yang mantasbihkan dirinya sebagai satu satunya sahabatnya itu.
Maura terus melangkah dan akhirnya ia terlihat masuk ke dalam perpustakaan.
Ia ingin mencari sebuah buku untuk menyelesaikan tugasnya.
Ia menghela nafas ketika di dalam ruangan itu ia juga melihat tiga orang yang entah kenapa sangat ingin ia hindari justru tengah berkumpul di sana.
Maura akhinya memilih abai dan cuek, meski ia tahu kehadirannya menjadi pusat perhatian tiga orang pemuda yang Maura tahu adalah teman teman Clara itu.
Terutama seorang pemuda berdarah Timur Tengah yang setiap kali mereka berpapasan selalu membuatnya risih karena tatapannya.
Tatapan pemuda itu begitu tajam seolah siap mengoyak dirinya.
Dan jujur...
dari tatapan ketiga orang itu, hanya tatapan mata pemuda itu yang membuat jantungnya tak baik baik saja.
ada perasaan lain menyelinap dalam sudut kalbunya saat matanya bertemu tatap dengan pemuda yang namanya saja ia tak tahu itu.
perasaan yang tak pernah ia rasakan meski ia bersama Crist dulu.
Maura berkeliling perpustakaan mencari buku yang ia cari di rak buku.
Setelah beberapa menit, ia pun menemukannya.
Buku keuangan,
Maura mengambilnya dan bersiap mencari tempat duduk.
masalah baru baginya.
Tak ada tempat kosong di ruangan itu selain satu tempat kosong yang berada tak jauh dari tiga orang yang setahu Maura adalah teman teman Clara itu.
Kean yang memang sedari tadi mengikuti pergerakan Maura dengan tatapan matanya, sedikit bergeser kepada Devan.
Devan yang juga sama tengah memperhatikan Maura sejak tadi pun paham.
Ia pun mulai bergeser, memberi sedikit ruang untuk Maura.
Maura Menarik nafas dalam dalam,
Apa boleh buat...ia tak punya banyak waktu.
Tugasnya tak boleh terlambat di kumpulkan.
" kenapa menatapku begitu ?! Apa kalian pikir aku hantu ?! " kata Maura yang merasa risih ketika terus di tatap oleh tiga laki laki itu.
Pun ketika ia telah berada di dekat mereka, ketiga orang itu seperti tak sungkan masih menatapnya.
Mendengar teguran Maura, orang orang itu seperti tergagap.
Tapi tidak dengan Akhtar.
Pemuda itu masih tetap menatap Maura tak berkedip.
Sementara Maura memutuskan abai dan tak ambil pusing.
Kini ia telah duduk dan memulai aktifitasnya dengan bukunya.
" kau sendirian ?! Di mana pacarmu ?! " terdengar sebuah suara.
Maura menoleh ke arah sumber suara. Keningnya berkerut.
Kean yang bertanya.
" kau bertanya padaku ?! " tanya Maura yang merasa aneh mendengar salah satu dari tiga orang itu bertanya padanya.
" ya...kau,
Biasanya kau selalu terlihat dengan pacarmu itu, kenapa sekarang sendirian...apa kalian putus ?! " lanjut Kean kepo.
Maura semakin mengerutkan keningnya.
" urus urusanmu sendiri..." jawab Maura ketus dan kembali mengalihkan pandangannya ke bukunya.
Kean melototkan matanya demi mendengar jawaban Maura kepadanya.
Sementara Devan, melipat bibirnya rapat rapat menahan tawa.
Baru kali ini Kean sang casanova di abaikan.
Sementara Akhtar....
Pemuda itu masih setia menatap setiap pergerakan Maura tak berkedip.
" berhenti menatapku, aku bukan pencuri...atau kau ingin aku mencongkel matamu ?! " tiba tiba Maura berdiri dari duduknya dan menatap Akhtar dengan tajam.
Setelah berkata tajam kepada Akhtar, Maura berlalu begitu saja meninggalkan tempat itu dengan membawa buku bukunya.
Ketiga teman Clara itu benar benar membuatnya muak.
Ia merasa di intimidasi oleh ketiga orang itu dengan tatapan mata mereka itu.
Terutama pemuda berdarah Timur Tengah itu.
Dan ia tak suka itu.
Jiwa pemberontaknya berontak.
Devan, Kean juga Akhtar di buat melongo dengan sikap Maura yang terbilang bar bar menurut mereka.
" gadis macam apa dia ?! Sepertinya benar apa yang di katakan Clara tentang gadis itu....dia memang liar " kata Devan dengan tatapan mata masih mengikuti arah pergi Maura.
Bukan...
Bukan hanya Devan yang masih mengikuti kepergian Maura dengan tatapan matanya.
Tapi juga Kean dan Akhthar.
🌿🌿🌿
Matahari semakin beranjak naik dan agak tergelincir ke barat.
Sepertinya hari mulai sore.
Maura nampak melangkah bersisihan dengan dengan Maulana menyusuri koridor sekolah menuju pintu utama kampus.
Maulana nampak tengah asyik berbicara sementara Maura hanya diam sebagai pendengar.
Hingga kini keduanya telah nampak di depan gerbang kampus.
" kau benar tak mau aku antar Ra ?! " tanya Lana kepada Maura.
" tidak, pergilah....aku ada sedikit urusan " jawab Maura menolak tawaran baik Lana untuk mengantarnya.
" ini sudah sore Ra...biar aku mengantarkan. kau akan pergi kemana ...." paksa Maulana. Tapi Maura juga masih menolaknya.
Akhirnya Lana mengalah.
Ia memutar tubuhnya dan kembali ke parkiran untuk mengambil mobilnya.
Tinggallah kini Maura sendirian di depan gerbang kampus menunggu angkutan umum.
Ya...
Maura merasa lebih nyaman dan rilex naik angkutan umum.
Ia bahkan juga menolak Leo yang tadi mengatakan akan menjemputnya.
Entahlah...
Akhir akhir ini ia merasa sangat risih dengan assistan tuan Ricky itu.
Leo sering sekali memaksanya mengantar ke kampus dan memaksa menjemputnya pula.
Sementara ia selalu melihat tatapan mata Kayla yang tak baik baik saja saat melihat ia bersama Leo.
Maura nampak masih setia menunggu angkutan umum ketika tiba tiba seseroang meraih lengannya dan langsung memeluknya.
Membuat seseroang yang saat ini tengah berada di seberang jalan dan bersiap menyeberang terpaku di tempat karena melihat hal itu.
Dia adalah Leo...
Pemuda itu telah sejak lima menit yang lalu telah sengaja berada di sana untuk menjemput Maura. Hanya saja keadaan jalan memang sedang ramai sehingga menyulitkannya untuk segera menyeberang menemui Maura.
" Ra..." desis seseorang itu sambil memeluk erat Maura.
Maura yang terkejut, sontak berontak.
" lepaskan aku Crist...kau sudah gila ?! " umpat Maura ketika ia tahu siapa orang yang tiba tiba memeluknya itu.
" aku sangat merindukanmu Maura...aku sangat merindukanmu " jawab Crist.
" lepaskan aku..."
" Ra....Ayo kita kembali seperti dulu, aku sungguh tersiksa berada jauh dan tak bisa melihatmu.
Aku mencintaimu...aku hanya mencintaimu.
Persetan dengan urusan bisnis keluargaku. Aku mencintaimu dan aku hanya menginginkanmu " bisik Crist masih memeluk erat Maura kuat kuat, seolah ia takut.
Jika ia kendurkan Maura akan kembali pergi darinya.
Tak ia hiraukan Maura yang terus berontak ingin melepaskan diri darinya.
Juga...
Tatapan orang orang di sana yang menjadikan dirinya dan Maura sebagai pusat perhatian.
Juga seseorang yang kini tengah berada di dalam mobil tepat di belakang mereka.
Tatapan seseorang itu sangat tajam bagai belati tajam yang siap menusuk siapa saja yang menghalangi tatapannya.
" bukankah dia kakak Clara ?! apa dia juga pacarnya ?! Apa gadis itu juga seorang pemain ?! " tanya seseroang itu yang tak lain adalah Kean.
Tapi pertanyaannya tak mendapat respon dari kedua sahabatnya yang juga berada di dalam mobil yang sama dengannya.
Terutama Akhtar yang nampak mencengkeram kuat setir bundar di hadapannya.
" sepertinya...selain liar, gadis itu juga murahan...." desis Akhtar kemudian yang sontak membuat Kean dan Devan menoleh dan beralih menatapnya.
Kedua orang itu seakan menemukan nada yang berbeda dari kata kata seorang Akhtar.
Seperti.....
Seperti orang yang sangat kecewa dan..... cemburu.
Kean dan Devan menatap cukup dalam dan lama ke arah Akhtar.
Sementara Crist,
Pemuda itu tak mau perduli itu.
Keadaan di sana telah ramai, karena banyak Mahasiswa yang pulang.
" lepaskan aku Crist....kau tidak malu di lihat banyak orang ?!
Lepaskan aku " berontak Maura.
" katakan kau mau menerimaku Maura...baru aku akan melepaskanmu "
" apa kau sudah gila ?! Kau sudah bertunangan dengan kakakku " jawab Maura kesal.
Sungguh ia sangat kesal kini. Tubuhnya yang kecil tak berdaya dalam dekapan Crist yang memiliki postur tubuh tinggi besar menjulang.
Mendengar kata kata Maura, Crist perlahan mengendurkan pelukannya.
Kemudian ia melepaskan pelukannya pada gadis itu.
Namun ia memegang kedua pundak Maura kuat kuat.
" aku sudah memutuskan hubunganku dengan Keyla untukmu...."
serrraaaangngng....🔫🔫🗡️🗡️💣💣
btw, majikanmu masih hidup jadi perjuangin... kalau perlu minta tolong sama kakek nenek Maura. mereka kayaknya udah mulai sayang sama Maura.
biar Ricky nyesel udah nyia-nyiain anak kandung sendiri demi anak orang.
anak yang kata-katain anak pelacur malah anak gadis baik-baik. justru yang dianggap istri yang baik malah seorang wanita murhn