Fahira Salsabila, seorang wanita yang ditinggal mati suaminya dan mempunyai satu anak perempuan bernama Yumna Arsyila.
Dia yang berstatus janda dinikahi oleh seorang pria yang bekerja sebagai Manager perusahaan ternama yang bernama Arka Ardinatha karena dijodohkan oleh orangtua Arka.
Fahira dinikahi tapi tak pernah disentuh oleh suaminya sampai dua tahun lamanya hanya dengan alasan tidak mencintainya.
Lalu bagaimana dengan perasaan Fahira yang tulus padanya, Apakah Fahira akan tetap terus bertahan dengan siksa batinnya ?
Atau justru dia akan pergi meninggalkan Arka ?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Tak Tersentuh
By: Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 25
Pagi hari, Arka dan Fahira sudah benar-benar segar hari ini. Keduanya kembali mandi bersama dan bersiap bersama juga keluar dari kamar pun secara bersamaan.
Fahira sudah siap dengan seragamnya, begitu juga dengan Arka. Arka menggunakan kemeja dan celana warna hitam senada tidak lupa dengan jas yang sudah disiapkan oleh Fahira.
Di meja makan sudah tersedia beberapa makanan untuk sarapan pagi ini, Fahira terkejut saat melihat meja makan sudah penuh dengan makanan.
"Bu, ini siapa yang masak Bu ?" tanya Fahira merasa heran.
"Ya jelas Ibu toh nduk yang masak, siapa lagi ?" balas Bu Dewi sambil menata meja makan.
Fahira yang masih berdiri bersama Arka mendengar jawaban Ibu mertuanya menoleh menatap Arka di sampingnya. Keduanya merasa heran, nggak biasanya Ibu masak sebanyak ini.
"Tumben Ibu masak sebanyak ini ?" tanya Arka tak kalah heran sambil menarik kursi lalu duduk.
"Memang nya nggak boleh ?"
"Bukan begitu Bu, nggak biasanya saja.." kata Arka lagi.
"Ibu masakin buat kalian berdua, biar kalian semakin semangat bikin cucu buat Ibu sama Bapak.."
"Uhukk..Uhukk.."
Arka yang sedang minum tersedak mendengar Ibunya mengatakan itu. Sedangkan Fahira menatap Ibu Mertuanya dengan tatapan penuh tanya. Dari mana Ibu mertuanya tahu mereka sedang berperang semalam.
"Apaan sih Bu..."
Arka melirik Fahira setelah dipastikan sudah bisa bicara setelah tersedak. Sedangkan Fahira terus menunduk sambil menyuap nasi goreng ke dalam mulutnya tak berani menatap Ibu mertuanya itu. Keduanya sama-sama malu saat mendengar orangtua nya mengatakan itu secara terang-terangan.
Mereka tenggelam dengan pikirannya masing-masing, hingga lamunan mereka tersadar saat mendengar suara Yumna yang baru datang bersama Kakeknya.
"Bundaaa..."
Fahira menoleh ke belakang dan melihat Yumna memakai kaos dan celana panjang juga sepatu karena ikut Kakeknya olahraga pagi di depan komplek.
"Eeh princess Bunda, dari mana sayang ?" tanya Fahira mengusap wajah Yumna yang penuh dengan keringat.
"Yumna habis olah raga sama Kakek, tapi Kakek kalah larinya sama Yumna Bunda.." balas Yumna dengan celotehnya yang lucu.
Semuanya tertawa mendengar ocehan anak kecil tersebut, seperti mendengar boneka susan yang sedang bicara.
"Lain kali, tungguin Kakek ya ? Jangan lari sendiri, kasihan Kakek kecapean.."
Fahira tidak enak melihat Pak Wira yang wajahnya tampak sangat lelah. Mungkin Yumna terus berlari kencang tak memikirkan Kakeknya yang sudah tua.
Fahira lalu bangkit menggandeng Yumna masuk ke kamar dan membantu sang putri untuk mandi.
Tak berselang lama Fahira sudah selesai memandikan Yumna, dia yang belum menghabiskan sarapannya hanya mengambil dua roti sandwich di meja makan ke dalam kotak untuk sarapan dijalan.
Fahira yang sudah telat langsung menyalami kedua mertuanya untuk berpamitan.
"Fahira berangkat dulu Pak, Bu.. Maaf sudah merepotkan Bapak sama Ibu dirumah.."
Fahira merasa tidak enak, selama mengurus suaminya dikamar, dia jadi tak sempat mengurus rumah dan anaknya karena sibuk bersama Arka.
"Nggak apa-apa nduk.." Bu Dewi menarik tangan Fahira agar lebih dekat dan membisikkan sesuatu ditelinga Fahira. "Nanti malam bikin cucu lagi buat Ibu ya.."
Fahira mendengar bisikan dari mertuanya membulatkan matanya. Dia sangat malu, sungguh sangat malu sekali. Fahira berpikir keras terus bertanya-tanya dari mana Ibu Mertuanya itu tahu semuanya.
*
Fahira baru saja sampai disekolah. Di otaknya terus terngiang-ngiang ucapan Ibu mertuanya saat dirumah. Fahira terus menetralkan pikirannya, dia menarik nafasnya dalam dan menghembuskannya kasar sambil memeluk bukunya melangkah menuju kelasnya.
"Selamat pagi anak-anak.."
"Pagi Buuu..." sahut semua murid serentak.
"Baik sekarang buka buku materi satu di halaman 36, kita akan membahas soal materi sosial."
Fahira yang sudah duduk di meja guru lalu memberi materi dengan wajah serius dan penuh ketegangan.
Ditempat lain, Arka baru saja sampai diperusahaan tempatnya bekerja. Dia terus melebarkan senyumnya seakan habis dapat durian runtuh. Teman satu kantornya yang melihat Arka sebahagia itu setelah Cuti tiga harinya merasa heran.
"Tumben tuh bibir nyengir mulu ? Habis dapet apa lu ?" tanya teman Arka yang bernama Andika.
"Habis dapet durian.." sahut Arka sambil menaruh tas kerjanya dimeja.
"Widiihh.. Durian yang masih utuh atau durian kupas ?"
Andika sengaja menggunakan bahasa itu agar sedikit leluasa membicarakan tentang hal pribadi dengan Arka.
"Durian kupas tapi masih utuh..." balas Arka sambil tersenyum jahil.
Andika yang mendengar itu mengerutkan keningnya, Durian kupas tapi masih utuh. Bagaimana cara mendapatkannya ? Pikirnya.
"Maksud lu gimana Ka ?" tanya Andika lagi penasaran.
"Maksud gue, sini gue bisikin.."
Andika mendekatkan wajahnya dan ingin mendengar apa yang akan Arka ceritakan. Arka lalu membisikkan dengan pelan ditelinga Andika agar tidak ada yang mendengar.
"Habis dapet janda rasa perawan..."
Andika langsung duduk tegap setelah mendengar bisikan dari Arka. Dia menatap Arka merasa bingung. Bukannya dia sudah menikah dengan janda ? Terus kenapa sekarang bilang nya dapet janda rasa perawan ?
"Lu udah punya istri kan Ka ?"
"Ya itu istri gue yang gue maksud.."
Andika masih tak mengerti maksud Arka. Semakin bertanya justru dirinya semakin dibuat bingung olehnya. Akhirnya Andika memutuskan untuk tidak lagi bertanya.
*
Sore hari Arka dan Fahira sudah dirumah. Fahira pulang menggunakan motor dan Arka menggunakan mobil. Arka sengaja mengambil motornya yang ada di Jogja agar dibawa ke Jakarta.
Diruang keluarga semuanya sudah berkumpul sambil minum teh dan beberapa cemilan yang sengaja dibuat oleh Fahira.
"Ra, besok Ibu sama Bapak pulang ke Jogja." lirih Arka sengaja ingin bicara berdua disofa yang sama.
"Terus ? Kamu udah pesen tiket travel Mas ?" tanya Fahira melirik suaminya disamping.
"Bukan itu yang aku pikirin, tapi Yumna.." ucap Arka menatap Fahira.
"Kenapa dengan Yumna ?"
Fahira mengerutkan keningnya merasa heran dengan pertanyaan Arka. Bukannya mereka sudah biasa tanpa orangtua meskipun harus mengurus Yumna dirumah.
"Gimana kalau kita cari Suster buat ngurusin Yumna, kamu kan kerja. Aku juga kerja, kalau Yumna tidur sendirian dikamar kan juga nggak mau, jadi kita pakai jasa Suster buat nemenin dia setiap hari. Apalagi tahun depan Yumna kan sekolah.."
Arka memberi saran panjang lebar pada Fahira, hal itu membuat Fahira juga ikut berfikir. Benar apa yang dikatakan sang Suami, tahun depan Yumna akan sekolah, tidak mungkin dirinya sambil bekerja harus menjaga Yumna disekolahnya. Pasti dia akan membutuhkan orang lain untuk menjaganya.
"Tapi.. Dimana kita mencari Suster yang bisa terjamin keamanan nya ?"
Fahira takut jika Yumna tidak nyaman dengan Suster yang terlalu keras. Takutnya Yumna akan trauma untuk berinteraksi dengan orang baru.
"Tenang saja, aku punya teman yang tahu soal itu. Dan sudah terjamin keamanan nya. Kalau kamu mau, besok kita bisa menemui orangnya.."
Penjelasan Arka di angguki oleh Fahira, keduanya duduk bersebelahan saling melempar senyum sambil melihat Yumna bermain Barbie dengan Kakek Neneknya disana.
...----------------...
Bersambung...