Catharine Briana Wilson dan Cathalina Andromeda Wilson adalah saudara kembar identik yang sengaja dipisahkan sejak bayi oleh sang ibu
Catharina yang tinggal bersama orang tuanya harus menghadapi kepahitan hidup setelah sang ibu meninggal dunia dan ayahnya menghadirkan ibu tiri untuknya
Memiliki ibu tiri yang jahat, adik tiri teratai putih dan ayah jenderal bajingan, Cathalina yang mengantikan posisi sang kakak yang dibunuh pada saat pernikahannya berniat membalas dendam
Menginjak-injak mereka dan menjadikan mainan! Mata dibalas dengan mata !
Memiliki suami yang lumpuh dan kejam,Cathalina akan membuatnya bertekuk lutut dan membayar semua penghinaan yang diberikan lelaki tersebut kepada sang kakak.
Putri yang luar biasa dengan berbagai macam keahlian yang akan menggemparkan kekaisaran Lunox.
Bahkan kaisar membutuhkannya untuk bertahan hidup dan mengamankan singhasananya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PEMBALASAN DENDAM DIMULAI
Bibi Amirah masih mencoba memahami situasi yang ada akibat terlalu terkejut dengan semua hal yang terjadi saat ini.
Mengingat jika Marchioness ada dibelakangnya, membuat rasa percaya diri yang tadi sempat terkikis kembali membumbung tinggi.
“Nona! Berani sekali anda memukul budak tua ini! apa anda sudah tak lagi menghormati nyonya!”, bibi Amirah kembali membawa nama Marchioness karena tahu jika Catharine sangat takut degan ibu tirinya itu.
Namun yang tidak bibi Amirah tahu, yang ada dihadapannya ini bukanlah Catharine melainkan Cathalina yang tentunya tak akan takut dengan gertakannya itu.
Marchioness ?
Siapa itu?
Bahkan wajahnya saja Cathalina tak kenal jadi untuk apa takut dan hal ini sama sekali tak diketahui oleh wanita tua yang masih memasang wajah angkuh dihadapannya.
“Oh, jadi kamu sadar jika kamu hanyalah seorang budak. Bagaimana mungkin seorang budak berani meninggikan suara didepan majikannya dan mengancamnya. Kurasa, bukan aku yang harus instropeksi diri dan perlu didisplinkan, melainkan kamu”, ucapan Catharine yang lembut dan penuh penekanan ternyata terdengar cukup mengerikan.
Bahkan Lili yang baru pertamakalinya melihat sosok nona mudanya yang seperti itu diam-diam menggigil ketakutan.
"Kakak, dendam pertamamu akan aku balaskan sekarang!", guman Cathalina dalam hati.
PLAAAK!
Catharine kembali menampar bibi Amirah hingga wanita tua tersebut terduduk dilantai dengan sudut bibir sobek.
“Bibi, saya adalah putri tertua dan keturunan yang sah dari keluarga Wilson. Dan sekarang, saya juga menyandang gelar mulia yaitu putri Benedict, anggota keluarga kekaisaran. Kamu hanyalah seorang budak, siapa yang memberimu keberanian?”, setiap kata yang diucapkan oleh Catharine membuat tubuh bibi Amirah bergetar dengan sendirinya.
“Apa yang sebenarnya terjadi?”
“Bagaimana mungkin nona yang dulunya bodoh dan lemah menjadi semenakutkan ini?”
“Kemana sikap pengecut wanita ini?”
“Apakah ini akibat efek racun yang diberikan nona?”
“Racun itu bukan membunuhnya melainkan membuat otaknya menjadi cerdas”
Semua spekulasi mengenai Catharine bermunculan didalam benar bibi Amirah, terutama pemikiran terakhirnya yang sedikit banyak menganggunya.
“Aku harus segera melaporkan semua hal ini kepada nyonya”, batinnya bermonolog.
Bibi Amirah yang masih tidak percaya jika Catharine menjadi cerdas dan berani mencoba untuk mengujinya.
“Nona, budak tua ini diutus oleh Marchioness untuk mengawasi dan membantu anda berperilaku benar selama berada dalam istana. Bahkan Marchioness juga memberi saya hak untuk mendisplinkan anda jika membuat kesalahan jadi jika anda memukul budak ini secara sembarangan maka anda sama saja dengan tidak menghormati Marchioness”, bibi Amirah dengan keberanian yang tersisa masih berusaha menekan Catharine dengan membawa nama nyonya besarnya.
PLAK ! PLAK!
Dua tamparan diwajah kembali bibi Amirah terima hingga wajahnya bengkak seperti kepala babi sekarang.
“Siapa Marchioness? Apakah dia layak untuk aku hormati?”, ucap Catharine dengan tatapan jijik.
Bibi Amirah terkejut menyadari jika Catharine tak lagi takut dengan Marchioness, bahkan sekarang terkesan meremehkannya.
Bagaiman bisa Catharine mnghormati Marchioness Sandra, kenal saja tidak.
Bahkan gadis itu bertekad untuk membuat hidup Marchioness Sandra menderita seperti apa yang ibu kandung dan kakak kembarnya rasakan dulu.
Dan bisa Catharine pastikan, sebentar lagi mimpi buruk Marchioness Sandra akan segera dimulai.
Melihat waniat tua dihadapannya masih menatapnya tajam meski telah dia pukul, membuat Catharine tak lagi menahan diri.
“Lili, tampar dia!”, perintahnya kejam.
Lili terkejut mendengar perintah nona mudanya dan segera melihat kearah bibi Amirah dengan tatapan ngilu.
“Putri,Lili...Lili tidak berani”, ucapnya pengecut.
Catharine yang melihat Lili ketakutan setelah mendapatkan pelototan tajam dari bibi Amirah tak bisa menyalahkannya karena pasti wanita muda tersebut mengalami banyak hal buruk bersama kakak kembarnya hingga memiliki trauma seperti itu.
Tapi, Catharine tak bisa membiarkan Lili terus menjadi pengecut seperti ini karena perjalanan mereka kedepannya penuh liku dan tak mudah sehingga pelayannya itu harus kuat mental dan tahan banting.
Mulai hari ini dia harus mengubah segalanya sehingga dimasa depan tak ada lagi orang yang berani menindas mereka.
Catharine meraih pergelangan tangan Lili dan dengan segenap kekuatannya membantu tangan kecil Lili melayangkan tamparan keras untuk bibi Amirah.
Lili menatap kosong kearah nona mudanya sejenak sebelum ekpresi kepuasan terlihat dari sorot matanya.
Menyaksikan hal tersebut, Catharine terkekeh “Bisakah kamu rasakan itu? memukul orang itu sangat mudah. Dengan begini, tak akan ada lagi orang yang bisa menindasmu”.
Ucapan Catharine membangkitkan sisi kejam Lili yang tertidur dan merasa jika apa yang nona mudanya ucapkan benar adanya.
“Nona benar. Ini sangat mudah. Jika aku berani maka kedepannya tidak akan ada orang yang bisa menindasku lagi dan dengan begitu maka saya bisa melindungi nona”, keberanian mulai muncul dalam hati Lili.
“Sekarang, tampar dia!”, perintah Catharine langsung dilaksanakan oleh Lili dengan senang hati.
Tangannya kini terasa ringan dan setiap kali menampar pipi bibi Amirah, Lili merasa ketagihan dan ingin terus menamparnya hingga wajah wanita tua itu tak berbentuk.
Lili baru melepaskan bibi Amirah ketika merasa sangat puas. Api dendam dalam hatinya perlahan menguar diudara seiring pembalasan yang dia lakukan hari ini.
Dia sangat berterimakasih kepada nona mudanya karena bersedia memberinya keberanian dan kesempatan untuk membalas perlakuan kasar Bibi Amirah kepadanya selama ini.
Catharine yang masih melihat tatapan arogan disorot mata bibi Amirah berjalan mendekat “Kenapa ? apa kamu merasa dirugikan sekarang!”, tanyanya sambil melotot.
Catharine mengangkat sedikit gaun malamnya, menendang perut bibi Amirah beberapa kali dengan keras hingga membuat wanita tua tersebut meraung kesakitan.
Suara tangisan dan raungan kesakitan bibi Amirah yang menyayat hati membuat beberapa pelayan yang masih ada didepan dan pengawal yang sedang berpatroli dan kebetulan melintas disana merasa ngilu dan takut dalam waktu bersamaan sehingga mereka pun tanpa sadar berlari menjauh dari pavilun yang posisinya ada diujung istana Benedict.
Pagi harinya, berita mengenai sang putri yang memukuli pelayan pribadinya menyebar dengan cepat didalam istana.
Bayangan seorang putri yang bengis, kejam dan haus darah serta bertindak sembrono telah terbentuk dalam benak para pelayan dan pengawal di istana Benedict.
Kini, tak ada lagi yang berani mencelanya secara terang-terangan jika tak ingin menjadi sasaran kemarahan sang putri.
Meski halaman pavilun belakang sangat jarang dilalui, namun kini dengan adanya kabar tersebut semua pelayan tak ada lagi yang berani menginjakkan kaki disana jika tak ada perintah karena takut.
Raja Dexter yang mendengar kabar tersebut dari pengawal bayangan yang diperintahkan untuk mengawasi pergerakan sang istri semakin takjub karena setiap hari ada saja berita yang mengejutkannya akibat ulah sang istri.
“Yang Mulia, ini sudah melenceng terlalu jauh. Apakah hamba harus melakukan menyelidikan mendalam?”, Derreck bertanya dengan wajah serius, seolah jika dibiarkan lebih lama entah kejutan apa lagi yang akan Catharine berikan kepada mereka.
“Cari lebih mendalam. Semua hal, mulai dari masa kecil hingga hubungannya dengan beberapa orang dimasa lalu karena aku yakin ada hal yang seperti sengaja disembunyikan didalam keluarga Wilson dan itu bukan hal kecil”, ujar Raja Dexter datar.
Raja Dexter berharap, apa yang disembunyikan oleh keluarga Wilson tak berhubungan dengan dirinya.
Tapi, jika sampai hal itu terjadi maka tak akan ada lagi yang namanya maaf dan kesempatan keduapun tertutup rapat.