NovelToon NovelToon
Sedingin Hati Suami Tentaraku

Sedingin Hati Suami Tentaraku

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Kehidupan Tentara
Popularitas:506.5k
Nilai: 4.7
Nama Author: Hasna_Ramarta

Halwa mencintai Cakar Buana, seorang duda sekaligus prajurit TNI_AD yang ditinggal mati oleh istrinya. Cakar sangat terpukul dan sedih saat kehilangan sang istri.

Halwa berusaha mengejar Cakar Buana, dengan menitip salam lewat ibu maupun adiknya. Cakar muak dengan sikap cari perhatian Halwa, yang dianggapnya mengejar-ngejar dirinya.

Cakar yang masih mencintai almarhumah sang istri yang sama-sama anggota TNI, tidak pernah menganggap Halwa, Halwa tetap dianggapnya perempuan caper dan terlalu percaya diri.

Dua tahun berlalu, rasanya Halwa menyerah. Dia lelah mengejar cinta dan hati sang suami yang dingin. Ketika Halwa tidak lagi memberi perhatian untuknya, Cakar merasa ada yang berbeda.

Apakah yang beda itu?
Yuk kepoin cerita ini hanya di Noveltoon/ Mangatoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 Kenangan Seli di Kamar Itu

   Halwa tersentak, tubuhnya sampai berdiri saking kagetnya dengan lampu blitz yang ditimbulkan Hp Cakar. Sejenak ia termenung, buat apa Cakar memotretnya? Pastinya untuk bahan bercandaannya.

   "Mas kenapa ambil foto aku?" tanya Halwa memerah wajahnya.

   "Aku spontan, karena melihat kamu menatap bengong ke arahku. Coba lihat hasil fotonya. Kamu seperti sedang ingin on," jawab Cakar. Halwa sungguh-sungguh malu saat Cakar memperlihatkan fotonya yang berhasil diambilnya tadi. Tapi Halwa kurang paham dengan penjelasan Cakar tadi.

   "Sedang ingin on, maksudnya apa?" pikirnya dalam hati.

   "Hapus Mas, wajah aku jelek," pinta Halwa merendah. Cakar tersenyum sekilas, lalu segera menghapus foto Halwa yang tadi diambilnya.

   "Sekarang aku urut dada sampai perut," lanjut Halwa. Sejenak ia merapikan dulu rambutnya yang terurai ke mana-mana. Digulung lalu diangkatnya tinggi dan digelung di sana. Leher Halwa terlihat jenjang dan seksi jika diperhatikan, sekilas Cakar menatap ke arah leher Halwa, lalu menelan ludah.

   Halwa mempersiapkan bawang ungu yang sisa sebelahnya tadi, lalu ia campur dengan minyak zaitun. Halwa memulai aksinya mengurut dada Cakar seperti punggungnya tadi.

   Cakar merasakan urutan maupun pijatan Halwa, seperti sudah terarah dan tahu susunan saraf atau ototnya. Sangat mengena dan terasa tepat sasaran. Seperti saat Halwa memijat belikat, di titik itu Cakar merasakan pijatan Halwa sangat enak, dan sepertinya dia ingin merasakan lagi pijatan di sana.

   "Kenapa arahnya mesti sama seperti di punggung tadi, apakah memang kamu secinta itu sama aku?" celetuk Cakar membuat Halwa menghentikan gerakannya seketika.

   "Maksudnya, Mas?" herannya.

   "Urutan tangan kamu kalau aku rasakan, sejak di punggung tadi dan dada, sepertinya membentuk lambang hati. Apakah kamu sedang mengungkapkan rasa cinta kamu lewat sebuah pijatan?" tanya Cakar begitu percaya diri.

   Sontak Halwa terbelalak meskipun tidak sampai melotot. Pipi Halwa memerah, meskipun bukan itu maknanya dari urutan tangan yang membentuk lambang hati atau eceng itu. "Bukan seperti itu, Mas. Tapi di salon tempat aku bekerja, seluruh terapis diajarkan cara mengurutnya seperti itu."

   "Mengurutnya dengan ujung jari jempol kiri dan kanan dari tengah lalu tarik ke atas lalu putar setengah lingkaran ke sisi kanan dan kiri, dan kembali berakhir di tengah sehingga membentuk lambang hati. Tujuannya supaya peredaran darah sekitar area sana lancar dan tidak berkumpul dalam satu tempat," jelas Halwa menepis tudingan miring Cakar yang tadi dengan percaya dirinya menuduh Halwa secinta itu padanya sampai mengurut saja berbentuk hati.

   "Oh ya?" cebiknya. Halwa mengangguk lalu melanjutkan kembali mengurut dada Cakar sampai berpindah ke area perut. Di area sini, Halwa sedikit malu dan takut, karena Cakar sejak tadi menatapnya membuat wajahnya memerah.

   "Sudah Mas," ujar Halwa setelah merasakan ada sinyal bahaya di daerah dekat perut.

   "Kenapa di sana sebentar, tidak lama seperti di dada dan punggung?" tanyanya tanpa ada jawaban dari Halwa. Halwa malu, dia tidak berani menatap Cakar.

   "Sekarang, Mas Cakar bisa beristirahat," ucap Halwa mengalihkan perhatian Cakar lalu menyelimuti tubuh Cakar.

   Halwa berdiri dan bangkit, dia harus mengerjakan pekerjaan rumah setelah ini mungpung hari ini dia tidak bekerja.

   "Halwa jangan pergi jauh," cegah Cakar.

   "Tidak, Mas. Aku mau ke bawah sebentar, mau mencuci baju sedikit," ujarnya seraya menatap sejenak ke arah suaminya. Cakar mengangguk memberi persetujuan. Setelahnya Halwa pergi dari kamar itu dan menuruni tangga.

   Pekerjaan rumah ini tidak terlalu banyak, cucian saja sebetulnya hanya beberapa lembar baju saja, sehingga dengan cepat Halwa bisa menyelesaikan pekerjaan rumahnya.

   Setelah merasa lelah, Halwa baru sarapan dan mengisi perutnya yang kosong. Halwa meraba perutnya yang kenyang, lalu membawa piring kosongnya ke dalam wastafel.

   "Seandainya di dalam perut ini sudah terisi jabang bayi, mungkin saja Mas Cakar bisa mencintai aku," harapnya tiba-tiba saja teringat kehamilan. Beberapa bulan ini sejak acara Persit itu, Cakar tidak menyuruhnya lagi meminum pil KB. Tapi hampir empat bulan kemudian, Halwa belum memperlihatkan tanda-tanda kehamilan.

   "Biarkan saja sehadirnya saja, lagipula aku masih muda," hiburnya kemudian seraya memutuskan akan duduk diam di beranda loteng seraya menunggu Cakar di sana, takutnya memanggil.

   Di atas loteng, Halwa tidak langsung menuju beranda. Dirinya sejenak berdiri mengamati pintu kamar yang satunya lagi yang belum pernah dimasukinya. Bahkan yang lebih membuatnya penasaran, Cakar pernah bilang kalau di kamar itu masih banyak baju-baju bekas mantan almarhumah istrinya Seli.

   Halwa memutuskan untuk ke sana dan melangkahkan kaki perlahan menuju kamar itu. Tepat di depan pintu, sejenak ia berhenti dan menatap pintu. Pintu itu dikunci tapi kuncinya menggantung di lubang kunci. Halwa memutar kunci itu dua kali, lalu pintu itu terbuka.

   Halwa memasuki kamar itu. Sepertinya lampu kamar ini terus menyala, ia mencoba mematikan lampu dan menuju saklar.

   "Trek." Lampu mati. Halwa segera menuju jendela yang gordennya masih tertutup, lalu dibukanya. Seketika sinar matahari pagi itu menerangi dan masuk menembus kaca. Supaya lebih segar, Halwa membuka jendela itu. Hawanya terasa segar seketika itu.

   Banyak rasa ingin tahu di dalam kamar itu. Dari mulai lemari dan seluruh ruangan itu. Halwa melangkah menuju lemari.

   Banyak baju dan dress memenuhi lemari itu, sepertinya gaun yang dimaksud milik almarhumah istri Cakar memang di lemari itu. Gaunnya masih bagus-bagus dan lumayan mahal. Sepertinya Seli memang modis juga.

   Di samping gaun-gaun yang digantung pakai hanger, ada juga seragam kerja Seli tergantung di sana, seragam PDH, PDL, serta seragam Persit, lengkap dengan atribut, lencana, juga papan nama. Seli Marselia, nama yang cantik. Di sana juga ada sebuah tas, seperti tas saat pendidikan bintara yang di luarnya terdapat foto Seli ukuran 3x4.

   Seli sangat cantik dengan rambut sebahu dan senyum mengembang. Di kanan bibir bawahnya ada tahi lalat tipis menambah kesan cantiknya Seli.

   "Cinta pertamaku sampai ke mati." Ada tulisannya di dinding lemari itu, tentunya itu ditujukan untuk Seli. Halwa meraih tas itu dan melihat isi di dalamnya. Di dalamnya berupa berkas-berkas usang bekas latihan psikotes Seli dahulu. Semua masih tersimpan di sana. Dalam benak Halwa bertanya, buat apa berkas itu masih disimpannya di tas itu?

   Halwa kini menuju laci lemari, dalam laci Halwa menemukan banyak foto Seli dan Cakar berbagai pose. Bahkan foto itu sepertinya memori saat pertama kali menikah, bulan madu dan banyak lagi foto jalan-jalan antara Seli dan Cakar didokumentasikan di sana.

   "Happy wedding my first love until death.

Lagi-lagi kalimat itu lagi ada di setiap momen foto, bahkan ada yang membuat Halwa iri, yaitu foto-foto ciuman Cakar dan Seli yang romantis.

"Haahhh." Halwa menghela nafasnya dalam, sesak dadanya kini seakan dalam. Padahal Seli sudah tiada, lantas kenapa dia harus bersedih atau cemburu? Bukan itu yang membuat sesak dada Halwa. Namun perlakuan Cakar padanya dan Seli yang jauh bagai langit dan bumi, membuat dia begitu sesak.

Belum lagi penemuan lain di laci itu. Sepasang cincin kawin yang tertulis nama Cakar dan Seli, masih tersimpan rapi di sebuah kotak perhiasan. Kesimpulannya Cakar memang belum bisa move on dari Seli.

"Halwa, Halwa." Teriakan Cakar membuyarkan kesedihan Halwa di dalam kamar sana. Halwa segera menutup lemari itu, lalu berjalan dan keluar dari kamar itu yang penuh dengan kenangan Seli.

Halwa tiba di dalam kamar.

"Halwa kamu dari mana, aku ingin dipijat lagi sambil tidur?" pintanya sangat manja. Halwa berjalan mendekat dengan senyum dipaksakan. Lalu ia duduk di tepi ranjang, merubah posisi tubuh Cakar supaya tengkurap.

Padahal hati Halwa sedang sedih. Ingin dia menyendiri dan menangis di tempat sepi demi menumpahkan rasa sesak di dadanya. Cakar masih menyimpan foto-foto Seli termasuk foto pengantinnya. Berbanding terbalik dengan foto pengantinnya, belum dipajang di media sosial saja, Cakar sudah melarangnya dan jangan dipajang.

1
Anonymous
bintara itu bukan pangkat tapi jenjang…. ada sersan, lettu, letda ya penulis 😁
Nasir: Iya betul Kak... wkwkw... . Terimakasih ya koreksinya.
total 1 replies
Uthie
Cerita yg menarik disimak 👍👍👍👍👍👍👍
Nasir: Mksh byk... 🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Uthie
sy lanjutttt aahhhh.... 💃💃💃💃
Nasir: Mksh Kak...
total 1 replies
Uthie
sukurin 😜
Uthie
Cakar kaya bocah banget dahhh... ambekan 😂😂😂
Nasir: Wkwkkwkwkwkk...
total 1 replies
Indah Rianti
Luar biasa
Nasir: Terimakasih byk Kak....
total 1 replies
Uthie
cewek stresss 🤨
budak jambi
dasr wanita gila.rmh tangga org baik kok dak rela dak punya otak
Uthie
baguslah.. kenapa gak tegas dr dulu 😤😡
budak jambi
nilam wanita gatal..dak punya urat malu jaln sm suami org.liat aja karma kau wanita sundel
Nasir: Benar, kesal ya Kak... mksh sudah hadir...
total 1 replies
galaxi
klu aq lebih tertarik utk merealisasikan anak2 mereka thor...pasti lebih seru krn dr pihak besan jelas berusaha tdk mwnyetujui yaitu ceker ayam😂😂😂
Nasir: Nanti Kak setelah tamat Aldian Haliza ya.
total 1 replies
galaxi
😂😂😂😂ngakak nih duo bocah tua....😂😂😂ada2 saja...
Uthie
sukurin 😝😡
Nasir: Senang bgt kayaknya Kak...
total 1 replies
Uthie
tak berperasaan dirimu 😡
Uthie
sukurin 😝
Uthie
sukurin 😡
Uthie
begitulah egoisnya laki... maunya enak sendiri... gak liat istri bagaimana kondisinya 😤
Nasir: Nah itu dia Kak...
total 1 replies
Uthie
bawang Ungu... bawang yg buat salad itu bukan ya?? 🤔😁
Nasir: Iya Kak...
total 1 replies
Uthie
mirisnya 😢
Uthie
bikin nyesel nanti dia 💪😡
Nasir: Pasti Kak..
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!