NovelToon NovelToon
Pernikahan Satu Tahun

Pernikahan Satu Tahun

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:12.8k
Nilai: 5
Nama Author: wiwit rthnawati

Andara Mayra terpaksa menerima perjodohan dengan seorang pria yang sudah dipilihkan oleh ayahnya.

Namun dibalik perjodohan yang ia terima itu ternyata ia sudah memiliki kesepakatan sebelumnya dengan sang calon suami. kesepakatan jika setelah satu tahun pernikahan, mereka akan bercerai.

akankah mereka benar-benar teguh pada kesepakatan mereka? atau malah saling jatuh cinta dan melupakan kesepakatan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wiwit rthnawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

menyakitiku

Dering pada ponsel membuyarkan kegelisahanku. Ternyata Bang Erik yang menelpon.

"Hallo bang?"

"Kemana aja sih?" nada bicaranya terdengar cemas.

"Aku ada. Emang ada apa bang?"

"Abang telepon dari kemarin gak diangkat kenapa?" Aku lupa membawa ponselku yang ada di kamar semalam. tidak kepikiran juga kalau mas Bara akan mengajakku tidur di kamarnya.

"ponselku aku silent bang. Maaf. Emang ada apa sih?" terpaksa bohong lagi kan.

"Jadi gini, abang mau minta kamu anter abang pilih gaun buat sekar. Kamu ada waktu kan?"

Kebet

"Ada. Ya udah kapan mau nyarinya?"

"Sekarang gimana? Bisa gak?"

"Bisa. Abang tinggal jemput aku aja."

"Okey. Taraaaaa." Aku terperanjat saat bang erik membuka pintu kamarku.

"Abang ihh." Aduh, saking kagetnya tes pack ditanganku sampai jatuh. Tak ingin bang erik melihatnya aku langsung mengambilnya dan menyembunyikannya ditanganku.

"Apa itu?" Kukira ia tak memperhatikanku. Aduuh, jangan sampe ketahuan.

"Apa, gak ada apa-apa." Aku mencoba berkilah.

"Coba lihat sini apa yang ada di tangan kamu." Ia mendekatiku dan mencoba menggapai tanganku.

"Enggak ada, abang ih." Aku mencoba menghindar. Tapi semuanya percuma, bang erik akhirnya mendapatkan yang ia cari.

"Kamu hamil?" Ia menatapku tajam.

"Anak Bara?" Masih dengan nada yang dingin.

"Jawab!" Baru kali ini ia membentakku. Aku mengangguk dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Aghh." Ia mengacak rambutnya frustasi.

"Abangkan sudah bilang sama kamu. Agh sudah lah. Abang tunggu di bawah." Ia keluar dengan wajah kesal. Akhirnya meski dalam keadaan tidak baik, aku dan bang erik tetap pergi.

"Maaf. Bukan maksud abang membentakmu. Abang kesal saja. Sudah lupakan. Semua pasti akan baik-baik saja." Ia menggenggam tanganku dan kembali tersenyum padaku. Ia membawaku ke sebuah butik yang begitu ternama. Disana banyak sekali desain-desain gaun pernikahan yang sangat cantik memanjakan mata.

"Abang mau nikah?"

"Iya. Dua minggu lagi." Mataku membola mendengar ucapan abangku itu.

"Abang gak salah? Kok nikahnya mendadak?"

"Bukan nikahnya yang mendadak, tapi abang yang ngasih tahu kamu nya mendadak."

"Ish abang. Terus kesini mau cari gaun apa?"

"Gaun nikahan lah."

"Kok sama aku. Harusnya kan sama mbak sekar."

"Sekar bilangnya dia mau kamu yang pilih modelnya. Dan untuk ukuran, abang rasa ukuran tubuh kalian juga sama."

Kami mulai melihat-lihat. Aku bingung sendiri karena gaun disini cantik-cantik.

"Mbak sekar itu orangnya kalem. Jadi cocoknya gaunnya yang simpel, namun tetap elegant. Model yang itu, kayaknya bagus." Aku menunjuk salah satu gaun pengantin berwarna putih dengan tangan slim tiga perempat, bagian dada tertutup namun menampakkan keseluruhan pada punggungnya.

"Coba kamu cobain."

Akupun mencobanya. Aduh aku berasa jadi pengantin lagi.

"Cantik. Kayaknya memang cocok buat sekar. Natar abang foto dulu. Kira-kira sekar suka apa enggak ya. Abang juga udah kirimin beberapa foto gaun yang abang pikir itu bagus. Biar nanti dia pilih yang mana." Bang erik pun memfotoku. Aku segera mengganti pakaianku kembali. Takutnya ada yang diam-diam mengambil fotoku dan menyebarkan gosip yang tidak-tidak.

Cukup lama menunggu balasan dari mbak sekar.

"Sekar suka yang kamu pakai May. Kamu memang jago milih ya."

"Iya dong."

Setelah menentukan ukuran, bang erik memintaku mencari satu gaun lagi untukku.

"Itu yang itu kayaknya bagus deh buat kamu." Bang erik menunjuk salah satu gaun berwarna pink Baby.

"Gak mau. Itu warnanya terlalu cewek."

"Nah, sini deh. Ini warnanya cocok di kamu nih. Bagus lagi modelnya." Aku menghampiri Bang Erik yang sedang melihat gaun panjang memayung warna mint, dengan tali kecil di pundak dan menampakkan belahan dada yang lumayan rendah. Warnanya memang bagus. Dan kurasa modelnya juga simpel tapi menarik.

"Eh iya. Aku cobain deh." akupun meminta pelayan untuk mengambil gaun itu untuk aku coba. Aku dan bang erik berjalan menuju ruangan ganti, namun mataku tak sengaja melihat dua orang yang sepertinya aku kenal.

"Aku cantik kan pake ini? Duuuh aku jadi gak sabar nunggu besok. Aku benar-benar gak nyangka kalau impian aku untuk menjadi istri kamu akan segera menjadi kenyataan. Makasih ya sayang."

Langkahku terhenti, tubuhku mematung saat didepan mataku kulihat mbak ana dengan gaun pernikahan yang ia pakai sedang memeluk seorang pria yang aku kenal betul dengan sosok yang memiliki tubuh itu. Air mataku tak mampu ku bendung. Ternyata tanpa sepengetahuanku mas Bara akan menikahi mbak ana besok. Katanya dia mencintaiku, tapi apa? Kalau memang benar dia mencintaiku, tak mungkin dia sampai berbuat sejauh ini untuk menyakitiku.

Tak kusadari ternyata bang erik sudah melangkah menghampiri mereka.

Bugh

Satu pukulan berhasil bang erik berikan di wajah mas bara.

"Brengsek loe bar. Bajingan loe. Anj*ng." Kurasa bogem mentah yang diberikan bang erik cukup keras, karena bisa kulihat sudut bibir mas Bara sedikit mengeluarkan darah. Mas Bara hanya diam. Seolah pasrah dengan apa yang akan abangku itu lakukan padanya.

Bugh bugh bugh

Bukan hanya wajah, kini perut mas Bara pun jadi sasaran amukan bang erik. Kedua tangan bang erik menarik kerah kemeja milik mas Bara.

"Loe bilang loe mencintai adik gue dan akan mengakhiri hubungan loe dengan ana. Tapi sekarang apa hah. Disaat loe udah dapetin adik gue, Loe malah sia-siain dia, dan sekarang loe malah diam-diam akan menikahi ana. Bangs*t loe *njing. Asal loe tau, mayra, dia sedang-."

"Abang." Aku memegang lengannya. Tak ingin sampai ia mengatakan lebih banyak.

Aku tahu saat ini abangku itu sedang dikuasai oleh amarah. Aku takkan membiarkan ia mengatakan keadaanku pada mas Bara saat ini.

"May." Mas Bara begitu terkejut melihatku.

"Selamat ya mas, mbak. Semoga menjadi keluarga yang bahagia. Aku akan segera mengurus perceraian kita mas. Ayo bang pergi."

Aku menarik lengan bang erik, langkahku seakan melayang. Entah kenapa duniaku seakan runtuh. Air mataku pun tak dapat ku cegah. Aku hancur.

"May tunggu May." Tak kupedulikan ia yang memanggilku. Aku berlari menuju mobil. Bang erik pun menyusulku.

"May tungu may. Dengerin dulu penjelasanku."

Kututup kaca jendela disampingku saat kulihat ia mengejar sampai parkiran. Cukup mas. Aku tak ingin mendengar apapun darimu. Sudah cukup kamu mempermainkan hatiku.

Mobil pun melaju meninggalkan dia yang nampak frustasi. Aku bisa melihat raut kesedihan disana, tapi sepertinya aku yang selalu salah mengartikan semuanya.

"Maafkan aku bang. Maafkan aku tak mendengar nasihatmu. Maafkan aku yang tak bisa mengendalikan diriku."

Aku terisak didalam mobil. Bang erik meminggirkan mobilnya di bahu jalan. Ia melepas seat belt nya dan memelukku erat. Ia tak mengatakan apapun, tapi dari raut wajahnya aku tahu ia sama sakitnya seperti yang kurasakan.

"Maafkan abang yang tak bisa menjagamu dengan baik. Maafkan abang."

"Enggak bang. Aku yang salah. Abang sudah memperingatkanku, tapi aku yang bandel. Maafkan aku." Aku terus terisak didalam pelukannya. Cukup lama.

"Bawa aku pergi jauh dari sini bang. Aku tak ingin disini." Aku menatapnya penuh permohonan.

"Pasti. Seperti janji abang. Abang akan membawamu pergi jauh. Abang takkan membiarkanmu melihatnya. Tidak akan."

Bang erik langsung membawaku pergi tanpa sepengetahuan siapapun. Bahkan ia menyuruh orang untuk mengambil barang-barang pentingku di rumah mas Bara. Aku percaya, ucapan abangku itu tak pernah main-main.

1
Adinda
biru adalah bara
Cahaya Senja: terimakasih sudah mengamati
total 1 replies
Ruzita Ismail
Luar biasa
Ruzita Ismail
Lumayan
Chysea
kebalik kalimatnya
Cahaya Senja: eh iya, baru nyadar kalimatnya kebalik. thanks kak sudah komen.🙏
total 1 replies
Guillotine
Nyesel kalo gak baca.
Cahaya Senja: thank you
total 1 replies
Niki Fujoshi
Nggak bisa move on.
Cahaya Senja: terimakasih atas komenannya
total 1 replies
Shinn Asuka
Ngga bisa berhenti!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!