Sinta Ardila,gadis ini tidak perna menyangka jika ia akan di jual oleh sahabatnya sendiri yang bernama Anita,kepada seorang pria yang bernama Bara yang ternyata seorang bos narkoba.Anita lebih memili uang lima puluh ribu dolar di bandingkan sahabatnya yang sejak kecil sudah tumbuk besar bersama.bagai mana nasib Sinta.apakah gadis sembilan belas tahun ini akan menjadi budak Bara?apakah akan muncul benih cinta antara Bara dan Sinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alesya Aqilla putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6
"tanpa mereka sadari, Sinta meneteskan air mata.sebegitu rendahkah harga dirinya sampai di beli untuk di jadikan mainan seperti ini?
Aku tidak suka melihatmu menyiksa seorang perempuan apa lagi usianya masih belasan tahun.dia memiliki hati dan rasa sakit,jika dia mati bagaimana?
"dia bahkan bersikap kurang ajar padaku,"seru Bara.
"seharunya kau bercermin kenapa dia bersikap kurang ajar padamu,"Chris membalikan perkataan Bara.
Bara diam,tentu saja ia merasa kesal.pria ini melirik wajah Sinta yang terlihat lelah dan pucat.telapak tanganya pucat dan dingin tubuhnya gemeteran seperti orang kelaparan.
Tanpa mengatakan sepata kata pun,Chris membawa Sinta pergi dari rumah mewah Bara.pria ini melepas jas miliknya kemudian ia selimutkan kepada Sinta yang sedang kedinginan.chris tak kalah tampan dari Bara,mereka bersahabat sejak kecil.
"seharusnya kau jangan melawan Bara,dia bisa saja membunuhmu,"ucap Chris mengingatkan Sinta.
"bahkan kematian bahkan jauh lebih menyenangkan di bandingkan hidup di dunia yang penuh penderitaan ini,"sahut Sinta dengan beraninya,"kalian memiliki banyak uang,apa pun bisa kalian lakukan,kau membeliku seperti membeli rongsokan.apa kau akan menyiksaku sama seperti dia menyiksa aku?"tanya Sinta tanpa memperhatikan lawan bicaranya.
"aku tidak sekejam itu,"jawab Chris.
"dia seperti iblis penunggu hutan ini,mana ada manusia waras tinggal di rumah mewah tapi di sekelilingnya hutan,"ucap Sinta yang merasa heran.
Bahkan butuh waktu kurang lebih sepuluh menit menggunakan mobil untuk sampai di jalan raya.
"kau tidak bertanya kemana aku membawamu pergi?"tanya chris yang merasa heran.
"aku tidak peduli,"jawab Sinta singkat.
Melawan pun percuma sudah pasti lelaki ini akan sama seperti Bara yang tidak akan melepaskanya,suasana hening,Sinta hanya diam memperhatikan jalan yang ia lewati sedangkan Chris fokus dengan kemudinya.
Chris mampir sebentar ke toko pakaian,ia membeli beberapa stel pakaian ganti untuk Sinta.setelah mendapatkan apa yang di butuhkan Sinta,pria ini segera kembali kemobilya,mereka melanjutkan perjalanan menuju apartemen mewah milik Chris.seumur hidup Sinta baru sekarang ia menginjakkan kaki di tempat seperti ini.
"Mandilah,ini pakaian ganti untuk mu,"ucap Chris sembari menyodorkan paper bag kepada Sinta.
"Terima kasih,ucapnya dengan pelan.
Chris memilih keluar dari kamar,ia menyiapkan makanan untuk Sinta karena Chris tau Bara tidak memberinya makan.
Tubuh Sinta yang kecil membuat pakaian yang ia kenakan sedikit kebesaran tapi jauh lebih nyaman dari pada sebelumnya.
"Makanlah setelah itu istirahat,kau bebas tinggal di apartemenku.aku tidak akanemukul apa lagi menjadikanmu pembantu seperti yang di lakukan Bara,"
"Terima kasih,ucap Sinta lalu duduk di meja makan.
Sedikit ragu tapi tidak masalah apa lagi perutnya sudah terasa sangat perih.dengan lahapnya Sinta maka. Dengan lauk seadanya.
"setelah makan pergilah istirahat,aku akan kembali ke kantor.pekerjaanku masih banyak,
Sinta menjawab dengan anggukan,gadis ini kembali melanjutkan makanya sedangkan Chris baru saja pergi.setelah selesai makan,Sinta memutuskan untuk istirahat,tubuh yang lelah membuatnya cepat tertidur.
****
Hingga malam menjelang, sepertinya Chris yang masih sibuk dengan pekerjaannya, tiba-tiba saja Bara datang untuk membawa Sinta pulang.masuk secara diam-diam seperti pencuri yang takut ketahuan, Bara melihat seorang gadis yang tengah tidur dalam keadaan memeluk kedua kakinya.
Sejak sore Sinta tidur,sampai ia tidak sadar jika Bara ada di hadapannya saat ini. Bara yang licik membius Sinta agar tidak bangun,setelah beberapa saat barulah Bara menggendong Sinta kemudian membawanya pulang ke rumah.
"Bara bajingan!"umpat Chris yang saat ini mendapatkan notifikasi uang masuk,"pasti dia sudah membawa Sinta pulang ke rumahnya lagi.
Chris menutup pekerjaannya,mematikan komputer kemudian langsung pergi ke rumah. Bara.mobilnya melaju dengan kecepatan sedang menembus jalanan yang sedikit senggang.kurang lebih tiga puluh menit, akhirnya Chris sampe di rumah Bara dan kebetulan sekali mereka sama-sama keluar dari mobil.
"Bara,apa kau sudah gila?"kesal Chris.
"aku sudah mengembalikan uangmu,sampai kapan pun gadis ini milikku,ucap Bara lalu membawa Sinta masuk kedalam rumah.
"Gila,kau membiusnya?"tanya chris.
Bara tidak menjawab,pria ini melangkah menuju kamar tamu lalu membaringkan Sinta di sana.
"Tolong jangan siksa gadis ini Bara,coba perhatikan wajahnya dia mirip sekali dengan seseorang,"ucap Chris membuat Bara terdiam.
Bara memperhatikan wajah Sinta,keningnya berkerut lalu menoleh ke arah Chris.
"Aku tidak akan menyiksanya,aku janji padamu."ucap Bara lalu membuang muka."pergilah kau tidak di terima malam ini di rumahku,usir Bara.
Chris mendengus kesal,mau tidak mau ia pergi dari rumah Bara.saat suasana yang sepi Bara mencubit pipi kurus Sinta.
"ko,ada manusia sekurus ini?"ucap Bara kemudian tertawa.
Bara menyelimuti Sinta,pria ini memutuskan untuk keluar dari kamar tamu. Bara pergi ke ruang tamu karna sejak tadi sudah ada dua orang yang menunggu dirinya.
"ada apa?"tanya Bara singkat, wajahnya dingin sedikit menakutkan.
Tuan dom,memaksa kami untuk memberikan barang lagi,"ucap Luis memberi tahu.
"minta dia untuk melunasi sisa pembelian barang yang bulan lalu.setelah itu aku akan mengeluarkan barang lagi untuknya"ucap Bara tegas.
"dia memukul kami,tuan,"adu Luis yang menunjukkan luka lebam di wajahnya.
Bara mengepalkan kedua tangannya,pria ini tidak terima kalau anak buahnya yang tidak bersalah dihajar.
"kalau begitu,bunuh dia!"titah Bara yang lebih baik kehilangan uang dari pada kehilangan harga diri anak buahnya.
****
"oh,sial,"umpat Sinta yang merasa kesal.
Ketika ia membuka mata,Sinta sadar jika ia berada di kamar lebih tepatnya di rumah Bara. kepalanya terasa sedikit pusing,tapi Sinta berusaha mengubah posisinya menjadi duduk .
"kapan bajingan itu membawaku kembali? Kenapa aku harus di pertemukan dengan laki-laki sialan itu?
Ingin sekali Sinta menangis,tapi air matanya menolak untuk keluar,gadis bertubuh kurus ini pada akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamar.langkah kecilnya menyusuri setiap sudut ruangan untuk mencari Bara.
Sinta mendengus kesal saat ia melihat Bara yang sedang asyik berolahraga di pinggir kolam renang.
"selamat pagi gadis kurus,"sapa Bara.
"lihat bajingan ini,kenapa kau membawaku pulang hah?"sentak Sinta yang merasa geram ."oh,ayolah tuan,kenapa kau tidak tenggelam kan tubuh kurusku ini di dasar kolam.
"tetaplah hidup meskipun kau tak berguna,kau milikku meskipun Chris sudah membelimu,"ucap Bara yang benar-benar membuat Sinta merasa jengkel.
Sinta melirik dua potong roti dan setengah gelas jus orange yang ada di atas meja,tanpa izin,Sinta meminum jus tersebut lalu memakan kue milik Bara. Padahal semua ini di lakukan Sinta demi memancing emosi Bara .