Aluna sejak lama memendam rasa pada kakak kelasnya hingga beberapa tahun setelah lulus sekolah, Aluna kembali di pertemukan dengan pria yang ia kagumi itu, pertemuan mereka begitu rumit dengan berbagai kesalahpahaman yang akhirnya memberikan jalan bagi mereka agar terus bertemu. Lalu bagaimana kisah selanjutnya? Apakah mereka akan bersama atau akan ada penghalang bagi perasaan Aluna?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sombongnya
Sudah satu minggu sejak kepergian Nenek Putri dan Aluna masih sering mengurung diri, setelah kepergian Nenek Putri, Alvin memutuskan untuk tinggal di rumah Mama Jihan hanya untuk sementara waktu sampai Aluna merasa lebih baik.
"Sayang," panggil Alvin.
"Mas, hiks hiks," ucap Aluna.
Alvin pun menghampiri sang istri, "Udah ya kamu jangan sedih lagi, kan masih ada Mas, Darrel, Mama, Papa, Fiola dan yang lain, kamu gak sendiri sayang," ucap Alvin.
"Maafin Luna, Mas," ucap Aluna.
"Kamu gak salah sayang, wajar kalau kamu sedih kehilangan Nenek," ucap Alvin.
Aluna sendiri sudah tau jika ia tengah hamil, saat ia bangun waktu di rumah sakit. Alvin langsung memberitahunya, Aluna tentu saja bahagia karena akhirnya ia hamil, namun karena ia masih teringat Nenek Putri yang membuatnya kembali sedih.
"Aluna harusnya bisa ikhlasin Nenek, Mas. Apalagi sekarang Aluna lagi hamil, Aluna gak mungkin terus-terusan kayak gini," ucap Aluna.
"Kamu gak usah mikirin itu dulu, yang terpenting kamu tenangin pikiran kamu jangan stres ya. Mas dan lainnya gak mau kamu banyak pikiran nanti berpengaruh ke kamu sama bayinya loh," ucap Alvin dan diangguki Aluna.
"Darrel gimana, Mas? aku gak merhatiin Darrel karena sedih," tanya Aluna.
"Darrel baik-baik aja, dia sama Fiola. Kamu gak usah khawatirin Darrel, yang harus lamu khawatirin sekarang kamu, ingat ya kamu gak boleh merasa bersalah ya, kita semua mengerti kok," ucap Alvin.
"Iya, Mas. Sepertinya Luna udah bisa ikhlaskan Nenek," ucap Aluna.
"Syukurlah, senang Mas dengarnya. Kita doakan ya semoga Nenek tenang di surga," ucap Alvin dan diangguki Aluna.
"Mau makan?" tanya Alvin.
"Tapi...," ucapan Aluna terhenti lantaran Alvin menyelanya.
"Kamu dari pagi belum makan, kasihan loh babynya," ucap Alvin dengan mengusap lembut perut Aluna.
Akhirnya Aluna pun menganggukkan kepala dan Alvin segera menyuapi sang istri sebelum Aluna berubah pikiran.
"Udah kenyang, Mas," ucap Aluna.
"Tinggal dikit lagi, sayang," ucap Alvin.
"Tapi, udah kenyang," ucap Aluna.
"Yaudah, ini minum dulu ya terus minum vitamin," ucap Alvin.
Setelah semuanya, tiba-tiba pintu terbuka. "Luna udah makan?" tanya Mama Jihan.
"Iya, Ma," ucap Mama Jihan.
"Bagus, ini Mama bawa buah, biasanya hamil muda bagus makan buah. Mama pilih buah yang paling enak," ucap Mama Jihan.
"Makasih, Ma," ucap Aluna dan diangguki Mama Jihan.
Sore harinya, Aluna barulah keluar kamar dengan bantuan Alvin tentunya karena ia masih lemas, Aluna merasa tidak enak terus berada di dalam kamar karena itu ia memutuskan untuk keluar.
Aluna sangat bersyukur karena mendapatkan suami seperti Alvin yang begitu perhatian padanya, bagaimana tidak, sejak tadi Alvin berada di samping Aluna dan tidak meninggalkannya.
"Sayang, kamu gapapa?" tanya Mama Jihan dan menghampiri Aluna untuk membantu Alvin.
"Gapapa, Ma. Makasih ya. Ma," ucap Aluna.
"Mama sakit ya?" tanya Darrel ikut menghampiri Aluna yang saat ini sudah duduk di sofa.
"Mama gapapa sayang, maafin Mama ya udah cuekin kamu," ucap Aluna.
"Gapapa, Ma. Kata Tante Fio, Mama lagi butuh istirahat makanya Darrel gak boleh ketemu Mama," ucap Darrel.
"Tapi, sekarang kamu udah bisa ketemu Mama," ucap Aluna.
"Beneran, Ma?" tanya Darrel.
"Iya, beneran," ucap Aluna.
"Akhirnya aku bakal punya keponakan lagi," ucap Fiola.
"Iya, aku gak nyangka kalau ternyata aku lagi hamil," ucap Aluna.
"Btw, Kak Alvin bagus juga ya jadinya cepet," ucap Fiola.
"Iyalah, Kakak itu berusaha keras buatnya makanya jadinya cepet," ucap Alvin.
"Sombongnya," ucap Fiola.
"Jangan bicara lagi kalian, disini ada Darrel. Gak baik bicarakan itu," ucap Mama Jihan.
"Hehehe, lupa Ma," ucap Fiola.
"Kamu gak ngerasa mual, pusing atau apa gitu, sayang?" yanya Mama Jihan.
"Gak, Ma. Justru karena aku gak ngerasain apa-apa makanya aku gak kepikiran kalau aku hamil, badan Luna kayak biasanya aja sih," ucap Aluna.
"Mungkin belum, apalagi kan ini masih 7 Minggu," ucap Mama Jihan.
"Tapi, Fio pernah denger kalau ada loh Ibu hamil yang gak ngerasain mual atau pusing gitu selama masa kehamilan," ucap Fiola.
"Itu tergantung juga sih, namanya juga kondisi setiap Ibu hamil kan beda-beda," ucap Aluna.
"Dulu waktu Mama hamil Fio, yang ngerasain mual sama pusing justru Papa loh," ucap Mama Jihan.
"Beneran, Ma? masa Papa yang mual sama pusing sih?" tanya Fiola.
"Uya, Mama gak bohong tanya aja sama Papa kamu," ucap Mama Jihan lalu Fiola pun menatap Papa Andri.
"Ya gitu deh, Mama ini kan Papa jadi malu," ucap Papa Andri yang membuat suasana ruang tamu dipenuhi tawa.
"Kan kata dokter itu wajar, Pa. Itu artinya Papa itu sayang banget sama Mama, kalau anak jaman sekarang bilangnya bucin," ucap Mama Jihan.
"Iya, Papa kam emang sayang sama Mama," ucap Papa Andri.
"Gimana ceritanya pas Papa mual?" tanya Fiola.
"Jadi, dulu Papa itu sering mual sama pusing tapi ya Papa pikir iti cuma kecapean aja masalahnya sampai 3 minggu terus Papa cobalah ke Dokter buat periksa barulah disitu ada beberapa kemungkinan salah satunya Mama lagi hamil terus kita cek ke dokter kandungan dan benar saja Mama lagi hamil, setelah dua hari periksa Papa udah gak ngerasa mual sama pusing lagi justru Mama kamu yang ngerasain pusing," ucap Papa Andri.
"Oh iya, Vin. Nanti kalau seandainya Aluna kayak malas buat jalan atau gerak gitu maklumin aja, orang hamil emang malas ngapa-ngapain bawaannya pengen tiduran terus, jangan di bentak-bentak juga, Ibu hamil itu perasaannya sensitif jadi gampang nangis," ucap Mama Jihan.
"Mungkin karena Luna lagi hamil juga kali ya, Ma. Makanya Luna gampang banget nangis, apalagi kalau ketawa gak tau kenapa tiba-tiba air mata keluar," ucap Aluna.
"Iya sayang, hal itu wajar. Kalau sampai Alvin bikin kamu nangis, kamu langsung kabarin Mama," ucap Mama Jihan.
"Iya, Ma," jawab Aluna dengan tersenyum.
"Kalian gak mau tinggal disini aja apalagi kan Aluna sedang hamil? kalau disini kan enak ada mbak-mbak yang bisa bantu, kalau kalian di apartemen kan Aluna jadi sendirian pas Alvin kerja," ucap Papa Andri.
"Rencana Alvin sebenarnya kayak gitu, Pa. Untuk sementara waktu tinggal disini sampai Alvin dapat asisten rumah tangga, tapi masalahnya Aluna yang gak mau," ucap Alvin.
"Iya, Pa. Aluna takut ngerepotin kalau di rumah ini," ucap Aluna.
"Kamu ini ngomong apa sih, Papa justru senang kalau kamu bisa tinggal disini. Kamu gak ngerepotin sama sekali," ucap Papa Andri.
"Untuk masalah itu, nantilah Pa biar Alvin sama Aluna bicarakan, tapi untuk satu minggu ini kita tinggal disini," ucap Alvin.
"Papa gak maksa kalian, senyamannya aja buat kalian," ucap Papa Andri.
.
.
.
Bersambung...
semangat💪💪🔥🔥🤸🤸