NovelToon NovelToon
Kucari Kebahagiaan Di Antara Luka

Kucari Kebahagiaan Di Antara Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Cinta Terlarang / Cerai / Keluarga / Tukar Pasangan
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Elfira Puspita

Karin, Sabrina, dan Widuri. Tiga perempuan yang berusaha mencari kebahagiaan dalam kisah percintaannya.
Dan tak disangka kisah mereka saling berkaitan dan bersenggolan. Membuat hubungan yang baik menjadi buruk, dan yang buruk menjadi baik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elfira Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Pilihan Bagas

"Oh, jadi Ibu lagi pergi, dan jalanan ke rumah kamu lagi ada yang hajatan. Makanya kamu nungguin aku di gerbang." Tara membulatkan mulutnya saat mendengar jawaban dari Karin.

"Iya Mas." Karin tergagap, dia terpaksa berbohong karena belum siap mempertemukan kembali ibunya dengan Tara.

"Aku sempat curiga loh, kukira kamu nyembunyiin laki-laki lain di rumah kamu? Soalnya pas aku telepon kamu kedengaran panik banget," ucap Tara.

Karin mengibaskan tangannya. "Hehe enggak mungkin, aku ini orangnya setia, dan sekarang di hatiku cuma ada satu nama, yaitu kamu, Mas."

Karin tersipu malu, kebucinan yang dirasanya membuat dia jadi sedikit tak sadar dan berani berkata seperti itu.

Tara pun tertawa malu. "Hehe, ternyata kamu bisa ngegombal juga ya."

"Ih, ini bukan gombal, Mas. Aku memang cuma mikirin kamu kok sekarang-sekarang." Karin mengerucutkan bibirnya dengan pipi yang masih memerah.

Tara terkekeh lagi sambil mengelus pucuk kepala Karin. "Iya aku percaya kok, udah dong jangan cemberut gitu. Kalau cemberut bawaannya aku jadi pengen gigit itunya."

Karin sontak menutupi bibirnya. "Ih, Mas."

"Haha, aku cuma bercanda sayang." Tara merasa puas menggoda Karin.

"Tenang ya, aku kan sudah janji akan menjalani hubungan ini dengan perlahan. Aku enggak akan memaksa dalam soal apapun." Tara memegang tangan Karin sesaat.

Sementara Karin diam, dan diam-diam mulai meraba bibirnya. "Ciuman sama Mas Tara ...," batinnya dengan dada yang mulai berdebar.

Mobil pun tiba di tujuan, Tara ternyata mengajak Karin ke sebuah pusat perbelanjaan di tengah kota. Dia hendak mengajak Karin nonton bioskop. Dia sudah membeli tiketnya, tapi karena waktu tayangnya masih beberapa jam lagi, keduanya memutuskan untuk berkeliling di sekitar mall.

Karin merasa berdebar debar, karena film yang akan di tontonnya merupakan film yang cukup romantis dan khusus 18+, dan kursi yang dipesan Tara bukanlah kursi biasa.

"Biasanya kalau di bioskop itu kalau enggak pegangan tangan, juga suka ada yang ciuman. Bagaimana kalau Mas Tara tiba-tiba menciumku?" batin Karin membayangkan pikirannya.

Karin menggeleng, dan dia merasa aneh akan dirinya. Dia merasa dirinya seperti remaja yang baru puber dan merasakan jatuh cinta.

Karin menghela nafas mencoba menenangkan pikirannya. "Ingat, aku tak boleh terlalu berlebihan seperti ini pada Mas Tara. Cintai dia secukupnya, agar jika terluka itu takan terlalu membuatku sakit." batin Karin mengingatkan dirinya.

Namun, lagi-lagi mata Karin tak bisa berhenti melirik dan mencuri pandang ke arah bibir Tara yang tebal dan ranum.

Karin terus berkecamuk dengan pikiran nakalnya, hingga saat tiba di salah satu sudut mall, sebuah kekacauan yang terjadi pun menyita perhatiannya. Dan mata Karin membulat saat sadar kalau para pelakunya ternyata tak asing baginya.

Terlihat Widuri sedang tarik menarik bersama seorang perempuan berambut pirang. Mereka berdua tampak sedang memperebutkan Bagas.

"Lepasin tangan kamu dari dia!" teriak Widuri penuh amarah.

"Enggak akan! Dia ini pacar aku!" sahut perempuan ber-rok pendek itu tak mau kalah.

"Jangan asal bicara, dia ini calon suamiku!" balas Widuri.

Perempuan itu tak terima dan langsung menjambak rambut Widuri. Widuri pun membalas dengan menjambak rambut perempuan itu, sementara Bagas terdiam di antara keduanya, tak berkutik.

Melihat aksi Widuri, Karin pun berlari menghampiri kekacauan itu. "Berhenti!" teriak Karin.

"Widuri! Berhenti!"

"Mbak Karin!" seru Widuri terkejut.

"Berhenti Wi!" Karin menarik Widuri.

"Perempuan itu harus dikasih pelajaran, Mbak. Dia udah godain Mas Bagas!" teriak Widuri.

"Bagas ini pacar saya," sahut perempuan itu.

"Jangan ngaku-ngaku!" bentak Widuri, "Dasar penggoda pacar orang!"

Widuri hendak menjambak lagi perempuan itu, namun Karin kembali mencegah. "Cukup, Wi! Kita selesaikan semuanya secara baik-baik. Kamu enggak malu apa jadi tontonan orang-orang?"

"Tapi Mbak, dia yang salah. Dia yang menggoda Mas Bagas," ucap Widuri.

"Cukup, Widuri!" Tara mulai turun tangan. "Kakakmu benar, lebih baik masalah ini diselesaikan baik-baik. Kalau kalian bertiga tak menurut saya bisa laporkan kalian ke petugas keamanan," ancamnya.

Ucapan dan tatapan Tara yang sedikit mengintimidasi membuat ketiganya mengangguk setuju. Tara dan Karin membawa Bagas, Widuri, serta perempuan yang belum diketahui namanya, untuk duduk di tempat yang lebih tenang. Jujur, Karin merasa terbantu dengan kehadiran Tara, tapi dia juga merasa tak enak hati pada Tara. Kencan yang direncanakan Tara jadi terganggu karena insiden Widuri.

"Baiklah, sekarang kita bicarakan semuanya dengan kepala dingin," pinta Karin, "Jangan seperti tadi, jambak-jambakan di depan orang banyak. Itu sangat memalukan."

"Ini semua gara-gara perempuan gatal itu," cibir Widuri, "Dasar penggoda pacar orang!"

"Enak aja ngatain aku gatal," balas perempuan berbaju seksi itu, "Harusnya kamu sadar kenapa Mas Bagas bisa jalan sama aku?"

"Cukup!" teriak Tara menghentikan perdebatan keduanya.

"Kalian berdua enggak usah bicara lagi! Kalau kalian berdua mau ribut terus, Saya akan panggilkan satpam buat kalian," lanjut Tara.

Kedua perempuan itu pun terdiam. Lalu Tara meminta Karin melanjutkan. Karin pun menatap ke arah Bagas yang sedari tadi menunduk.

"Bagas!" panggil Karin

"Iya, Mbak," jawab Bagas gugup.

"Di sini kamu lah biang masalahnya," ucap Karin mencoba tenang, "Jadi Mbak minta kamu jawab semua pertanyaan Mbak dengan jujur."

"Iya, Mbak," jawab Bagas.

"Siapa perempuan ini? Kenapa dia bisa jalan sama kamu?" tanya Karin.

"Dia Jenita, Mbak, pacar Bagas," jawab Bagas.

"Pacar?" Widuri langsung berteriak, "Kamu sudah gila, Mas!"

"Widuri, duduk!" bentak Karin

Karin menatap Bagas sambil menahan kekesalan yang muncul, "Apa maksudnya, Bagas? Kamu ini kan pacarnya Widuri?"

"Sebenarnya saya sudah enggak tahan dengan hubungan saya sama Widuri, Mbak," jawab Bagas.

"Saya enggak tahan sama obsesinya soal pernikahan. Bahkan, dia sampai nekat kerja di tempat aneh, dan meminta saya melakukan yang aneh-aneh demi ingin menikahi saya," lanjut Bagas.

"Kan Mas Bagas sendiri yang mengajak aku menikah?" protes Widuri.

"Iya, awalnya memang begitu Wi," jawab Bagas, "Tapi aku jadi ragu setelah melihat sikap kamu, Wi. Aku ragu kamu bisa menjalani pernikahan yang sulit dengan sikap kamu yang masih egois dan kekanak-kanakan."

"Alasan kamu Mas! Bilang aja kamu memang pengen selingkuh!"

Widuri bangkit lalu memukuli kepala Bagas. "Kamu jahat Mas! Kamu tega sama aku!"

"Wi! Udah Wi, cukup!" Karin menahan tangan Widuri.

"Mbak, aku udah jawab pertanyaan Mbak, semua udah jelas kan Mbak," ucap Bagas pada Karin, lalu segera menarik Jenita untuk bangkit bersamanya.

"Saya permisi Mbak."

"Tunggu dulu Mas! Mas belum jelasin sama aku!" Widuri mulai terisak sambil menahan lengan Bagas.

"Jelasin soal apa lagi sih, Wi." Bagas menghempaskan tangan Widuri.

"Hubungan kita Mas ... Bagaimana hubungan kita Mas?" Widuri terisak.

"Hubungan kita sudah berakhir Widuri!" teriak Bagas. "Aku enggak mau menikahi perempuan penuh obsesi seperti kamu!"

Bagas melenggang, Widuri tampak akan mengejar Bagas, tapi Karin menahan adiknya tersebut.

"Mas Bagas!" Widuri meraung di dekapan Karin.

"Sudahlah Wi, kamu pantas mendapatkan yang lebih baik," ucap Karin mencoba tegar, dan menguatkan Widuri.

Melihat adiknya tersakiti sungguh membuat Karin merasakan rasa sakit berkali lipat, daripada saat dirinya sendiri tersakiti oleh Cakra.

"Udah ya Wi, jangan nangis terus."

Karin mencoba menenangkan Widuri, tapi tiba-tiba adiknya itu malah mendorong tubuhnya.

"Ini semua tuh gara-gara Mbak Karin!" teriaknya tak peduli akan orang-orang di sekitar.

"Apa maksud kamu Wi? Kenapa gara-gara Mbak?"

"Kalau aja Mbak itu enggak menunda pernikahan Mbak, aku sama Bagas pasti sudah menikah ... dan Mas Bagas enggak mungkin selingkuh!" teriaknya.

"Wi, kamu enggak dengar apa kata Bagas tadi? Dia selingkuh karena sikap kamu, Wi!"

Karin mencoba menyadarkan, tapi Widuri begitu keras kepala, dan tak mau mendengarkan. Widuri tetap menyalahkan Karin.

"Pokoknya ini semua salah Mbak! Hubunganku hancur gara-gara Mbak Karin!"

1
Star Sky
mampir kak
Elfira Puspita
Jangan lupa tinggalkan komentar dan like ya, biar aku semangat updatenya /Determined//Kiss/
Abi Nawa
orang tua penyakitan merepotkan anak aja bagi i ni yg bikin anak ga bs jujur dg keadaan
Elfira Puspita: makasih udah mampir /Smile//Cry/ boleh cek karyaku yang lain ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!