Menikah dengan pria yang tidak di cintainya, dan sering di sakiti oleh suaminya sendiri, membuat hati Farhana mati rasa. Namun semua berubah saat kedatangan Ayah mertuanya yang berstatus Duda dan sangat Hot. Lalu apakah Farhana akan beralih ke lain hati ataukah akan tetap mempertahankan pernikahannya?
Ikuti terus kisahnya, ya!
follow IG @thalindalena
Add Fb Thalinda Lena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Boleh menginap?
Hana mengulas senyum bahagia saat kedatangannya di sambut hangat oleh kedua orang tuanya. "Kenapa tidak memberi kabar jika mau datang? Dan ini siapa?" Kartika beralih menatap Dante yang berdiri di belakang putrinya.
Begitu pula dengan Fernan yang juga menatap Dante dengan penuh tanda tanya, pasalnya ia merasa tidak asing dengan wajah tersebut.
Hana tersenyum, lalu memperkenalkan Dante kepada kedua orang tuanya. "Ini Daddy Dante, ayah Gery," ucap Hana.
Sontak saja kedua orang tuanya sangat terkejut, lalu segera menyambut Dante dengan hangat.
"Maafkan kami, Tuan. Selamat datang di rumah sederhana kami ini," ucap Fernan.
"Terima kasih," jawab Dante diiringi dengan senyum tipis.
"Mari silahkan masuk. Hana buatkan minum untuk Tuan Dante," ucap Kartika kepada putrinya.
"Iya, Ma," jawab Hana lalu berjalan menuju dapur.
Hana sangat merindukan suasana di rumah kedua orang tuanya. Rumah yang sudah menjadi saksi tumbuh kembangnya dari bayi hingga menjelma menjadi seorang gadis yang sangat cantik. Rasa haru menyeruak masuk ke dalam dada, saat merasakan sebuah kehangatan di dalam rumah tersebut.
Sedangkan di ruang tamu. Fernan, Kartika dan Dante berbincang hangat.
"Maafkan putri kami jika menyusahkan Anda, Tuan," ucap Kartika dengan hati-hati.
"Tidak masalah. Saya sudah menganggapnya sebagai putriku sendiri," jawab Dante sambil berusaha untuk tersenyum ramah.
"Anda begitu baik, Tuan. Terima kasih banyak," jawab Fernan dengan tulus, namun di dalam hatinya muncul kegelisahan mengenai kehidupan putrinya selama menikah dengan Gery.
"Apakah perusahaan Anda lancar?" tanya Dante, setelah mereka semua terdiam beberapa saat.
"La-lancar, Tuan. Kami sangat berterima kasih kepada Tuan Gery karena sudah mau membantu kami," ucap Fernan menundukkan kepala, seraya meremas kedua tangannya bergantian, merasa gugup dan gelisah.
"Dengan cara menukarkan putri kalian dengan saham?!" tanya Dante dengan datar.
DEG!
Jantung Fernan dan Kartika berdetak dengan cepat, saat mendapatkan pertanyaan seperti itu dari pria penguasa tersebut.
"Maaf, Tuan, kami tidak bermaksud seperti itu, hanya saja—" ucapan Fernan terhenti ketika Hana datang ke ruang tamu sambil membawa nampan yang berisi minuman dingin untuk Dante dan kedua orang tuanya.
"Terima kasih, Hana," ucap Dante kepada menantunya saat meletakkan segela air jeruk di atas meja, tepat di hadapannya.
"Sama-sama, Dad," jawab Hana lalu mendudukan diri di samping ibunya, dan memeluk manja lengan wanita yang sudah melahirkannya ke dunia.
"Kangan sama, Mama," lirih Hana sembari menahan air matanya yang ingin tumpah.
Entah kenapa hati Dante menjadi ikut sedih melihat Hana seperti itu.
"Jangan menangis, Hana. Jadilah wanita yang kuat," ucap Dante namun hanya di dalam hati.
"Mama juga Kangen. Maafkan Mama, Sayang," ucap Kartika dengan suara yang bergetar, lalu mengusap pucuk kepala putrinya dengan lembut.
"Kenapa suamimu tidak pernah ikut kemari, Han?" tanya Fernan, kepada putrinya.
"Jangan membahasnya, Pa!" jawab Hana lalu melepaskan pelukannya dari lengan ibunya.
Fernan menjadi merasa bersalah dan sangat menyesal karena telah memilih jalan yang salah, mengorbankan kebahagiaan putrinya demi kemajuan perusahaannya.
*
*
"Nah, ini adalah kamarku," ucap Hana kepada Dante yang mengekorinya. Setelah mengobrol di ruang tamu yang penuh kecanggungan, akhirnya Hana memutuskan untuk membawa Dante berkeliling rumah kedua orang tuanya.
Dante tersenyum geli saat memasuki kamar yang mendominasi warna pink itu. Sangat manis dan imut, tidak cocok dengan kepribadian Hana yang pendiam dan datar, menurut Dante.
"Daddy kenapa tertawa?" tanya Hana sambil mengerutkan keningnya, menatap ayah mertuanya itu penuh selidik.
"Tidak apa-apa, hanya saja kamar ini terlalu manis untukmu," jawab Dante sambil menahan senyumannya.
"Kenapa? Apakah aku kurang manis dan cantik?" ucap Hana tersengar sewot lalu meletakkan kedua telapak tangannya di bawah dagunya, bergaya sok imut.
"Ah, ya ampun." Dante memalingkan pandangannya saat melihat wajah Hana yang menggemaskan menurutnya. Ia ingin segera keluar dari kamar tersebut, karena tidak baik jika mertua dan menantu berada di dalam satu ruangan yang sama.
"Aku ingin menginap di sini boleh?" tanya Hana dengan penuh harap memperlihatkan puppy eyes-nya kepada Dante, dan tersenyum tipis.
Sungguh ekspresi Hana seperti kucing kecil yang sedang merayu majikannya.
Sangat menggemaskan!
Dante menoleh dan menatap Hana, lalu mengangguk pelan, sebagai jawaban.
"Yeiiy, terima kasih banyak, Dad." Hana sangat bahagia, tanpa sadar ia langsung memeluk tubuh kekar Dante dengan erat.
DEG!
***
Besti jangan lupa dukungannya buat Daddy Dante❤❤
🤣😂😅🤭✌🏻
🤣😂😅🤭✌🏻
depan belakang samping nggak....
🤣😂😅🤭✌🏻
mataku tergoda lagi....
eh salah.... ternoda....
🤣😂😅🤭✌🏻
🤣😂😅🤭✌🏻
jangan banyak²....
🤣😂😅🤭✌🏻