NovelToon NovelToon
Dendam Istri Yang Sering Dihina

Dendam Istri Yang Sering Dihina

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mengubah Takdir / Balas dendam pengganti
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rifa Riris

apa jadinya kalau seorang istri dari CEO ternama selalu dipandang sebelah mata di mata keluarga sang suami.

kekerasan Verbal sekaligus kekerasan fisik pun kerap dialami oleh seorang istri bernama Anindyta steviona. memiliki paras cantik ternyata tak membuat dirinya di hargai oleh keluarga suaminya.

sedangkan sang suami yang bernama Adriel ramon hanya mampu melihat tanpa membela sang istri.

hingga suatu hari Anin mengalami hal yang membuat kesabaran nya habis.

akan kah Anin dapat membuat keluarga suaminya itu menerima balasan dendam darinya. semua jawaban itu terkuak dari novel ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Riris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

"Mas Adriel!"

Suara Jessica menyeruak di telinga Anin.

"Jessica! Kamu ngapain disni?" Tanya Adriel.

"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengan mas Adriel."

Tak ingin mendengar kan obrolan orang selingkuh, Anin langsung melanjutkan langkah kakinya kembali.

Cekk lekk

Anin membuka pintu kamarnya.

Tanpa aba-aba, Anin langsung menghempaskan tubuhnya itu keatas ranjang yang berada di kamarnya.

Suara rintihan Anin terasa sangat menyakitkan. "Aww...." Rintih Anin.

Tiba-tiba rasa mual kembali mencuak begitu saja. "Huek.... Huek.... "

Tak ingin muntah di kamar, Anin pun membungkam mulutnya dan berlari kearah kamar mandi.

"Huek.... Huek.... Huek... "

Semua makanan yang Anin makan tadi ia muntah kan begitu saja.

"Hufftttt.... Awww...." "Apa aku perlu periksakan ke dokter aja yah besok. Tapi... "

Ucapan Anin terhenti, karna kini rasa kepalanya ikut merasakan sakit dan...

Anin pun tak sadarkan diri di dalam kamar mandi pada sore itu.

4 jam kemudian

Perlahan mata Anin mencoba ia buka.

"Aww... . " Sembari memegang kepala nya yang sedikit merasa kan sakit.

Matanya menelisik kearah tubuh yang masih memakai pakaian kantor. Sekaligus ruangan yang ternyata dirinya terduduk di kamar mandi, tepatnya di sebelah wastafel.

Dengan berat Anin berusaha untuk berdiri sekuat mungkin.

Ketika Anin telah sampai di dekat ranjang. Ia hendak meminum air, akan tetapi gelas itu kosong.

"Ya ampun...." Gumam Anin.

Tak ingin terlalu kesal dengan apa yang ia alami sekarang. Anin langsung bergegas untuk keluar kamar menuju kearah dapur.

Mater Anin terkejap menatap kearah dapur yang kini telah berantakan. "Huffttt..." Nafas berat Anin berikan.

Wajahnya ia usap dengan kasar. Meski sudah memiliki rumah itu, akan tetapi tetap saja ia tak mampu membuat Nita dan mama mertuanya luluh pada dirinya dengan mudah.

Rasa sakit di perut, kepala, hingga pikirannya yang kacau. Anin ingin sekali menangis dan berhenti dari semua ini.

Akan tetapi, tiba-tiba suara orang sedang berbincang pun terdengar.

"Apalagi ini Tuhan!!!"

Tak ingin terlalu lama berfikir, Anin melangkah kearah sumber suara.

Matanya menatap dengan jelas Jessica dan Adriel yang kini tengah berpelukan cukup intens.

Yang lebih membuat Anin jijik adalah Adriel melakukan hal gila itu di depan kamar tamu yang kini ia tempati.

"Ayolah mas!" Ucap Jessica.

Tangan Jessica memainkan benda di dalam celana Adriel. Membuat pria itu tak mampu menolak ajakan Jessica padanya sekarang.

Dibuat mabuk kepayang, akan tetapi masih sadar sepenuhnya. Adriel langsung mendorong tubuh Jessica menjauh.

"Mas! Kenapa?" Tanya Jessica, cukup terkejut akan sikap Adriel yang tak seperti biasanya. "Kenapa kamu takut, sama istri kamu itu? Lagi pula dia itu nggak cinta sama kamu. Bukannya kamu suka dengan sentuhan aku ini."

"Nanti kalau ada yang lihat gimana?" Tanya Adriel balik. "Hubungan ku dan Anin sedang....."

Belum sempat Adriel melanjutkan ucapannya, lumatan bibir langsung Jessica berikan. Hingga Adriel pun terdiam.

Anehnya pria yang tadinya berlagak tak mau kini mengikuti irama lumatan bibir yang Jessica berikan pada nya.

Mereka berdua pun masuk kedalam kamar tamu yang Adriel tempati sekarang.

Disisi lain Anin telah merekam semua yang di lakukan Adriel dengan Jessica tadi.

"Kenapa aku tidak sakit hati melihat suami ku berbuat seperti itu di depan ku?" Tanya Anin pada dirinya sendiri.

'Mungkin hati ku memang sudah tak ada lagi yang tersisa untuk pria brengsek itu' imbuh Anin dalam hatinya.

Anin melangkah pergi kearah kamarnya sembari membawa segelas air dan obat pereda nyeri.

Sambil berjalan melangkah menaiki tangga, Anin berbicara. "Setelah aku sudah dapat membalas kan semua dendam ku, saat itu pula akan aku bongkar kebusukan kamu di depan semua orang."

********

Pagi harinya

Jam 06.00

Karna kini ia tengah sibuk untuk kuliah sekaligus kesibukan untuk belajar bisnis di kantor. Anin berniat untuk berangkat pagi.

Akan tetapi, Lagi-lagi Anin menatap rumah yang masih sepi. Keadaan dapur yang tak terurus. Bahkan rumah yang terbilang sangat berantakan.

"Mungkin mereka nggak tau bahasa manusia, sampai nggak faham dengan ucapan ku selama ini." Gumam Anin.

Tak ingin terlalu memikirkan hal yang membuatnya merasa lelah. Anin hendak melangkah pergi kearah pintu rumah. Akan tetapi suara Jessica menghalau kepergian dirinya.

"Anin!"

Membuat langkah Anin terhenti. Sekaligus menengok kearah sumber suara.

Matanya menatap penampilan Jessica yang memakai pakaian baju tidur di rumahnya. Tak merasa heran, karna ia pun tau sendiri tadi malam. Kelakuan menjijikkan yang Jessica dan Adriel lalukan.

"Hay pelacur, gimana? Enak tubuh suami orang." Tanya Anin, seakan menyindir Jessica.

Jessica berjalan melangkah kearah Anin berada. "Lumayan, kenapa? Kamu cemburu? Upss.... Jangan-jangan kamu nggak pernah di sentuh lagi sama mas Adriel. Mangkanya nggak bisa hamil."

Bukannya marah, Anin malah tersenyum remeh. "Kamu seneng aku panggil pelacur?" Tanya Anin.

"Apa?" Raut wajah Jessica terlihat tak bersahabat.

"Setidaknya kalau ingin jadi pelacur itu yang berkelas, jangan yang murahan kayak gini. Kayak kesannya itu.... Bukan nya buat aku cemburu, malah jijik aku lihatnya." Imbuh Anin.

"Kamu!"

Tangan Jessica hendak melayang kearah pipi Anin.

Akan tetapi, dengan mudah ditankis oleh Anin. "Berani kamu nampar aku, bakal aku pisahin tangan kamu dari tubuh kamu yang murah itu." Sentak Anin.

Dengan kasar Anin menghempaskan Tubuh Jessica, hingga tersungkur di lantai begitu saja.

"Awww.... " Rintih Jessica.

"Anin!" Panggil Adriel dengan keras.

Adriel membantu Jessica untuk berdiri. "Kamu nggak papa?"

Jessica menggeleng kan kepalanya dengan pelan.

Membuat Anin menatap Adriel dengan malas.

"Pas kamu dateng, lain kali kalau mau berbuat mesum. Itu lihat tempat, nggak asal nyosor aja di rumah orang." Ucap Anin dengan ketus.

Ketika Anin hendak melangkah pergi, tangan Adriel menyentuh pergelangan tangan Anin dengan kasar.

Mata Anin langsung menatap tajam kearah pria itu. "Lepasin tangan kamu!"

"Gini bicara sama suami?"

"Kita bukan suami istri lagi." Sentak Anin.

Serasa tak suka dengan ucapan Anin yang selalu mengatakan kalau dirinya tak suami Anin lagi. Kesabaran Adriel pun hilang seketika.

Tanpa pertahanan yang cukup, Adriel menampar pipi kanan Anin cukup keras. Hingga tubuh Anin ikut tersungkur ke lantai.

Plakk

"Awww...." Rintih Anin.

Dibanding dengan pipinya yang kini telah mengeluarkan darah segar, Perut Anin lebih teramat terasa sakit. Mata Anin perlahan menatap darah yang keluar dari perutnya.

Air mata Anin keluar begitu saja. "Da-darah..."

Anin seketika tak sadarkan diri.

Bersambung.

1
kipi
lanjut thor
kipi
menarik , bagus ceritanya
Rifa Riris
seru, menarik
kipi
next Thor semangat
kipi
ini Adriel pengennya apa sih? seenak jidatnya aja kalok mau ngelakuin apapun
kipi
seru/Kiss/
Dhamar Bagas
alurnya bosen ku skip walau baru bca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!