Semenjak kandungan Andini menginjak usia tiga bulan, dia sering muntah darah dan kata dokter itu karena dia sama sekali tidak ada makan nasi sehingga asam lambung jadi naik.
bau mulut nya juga membuat Hendra sangat bingung, tubuh Andini juga kurus kering seperti tengkorak. hingga Hendra pun memutuskan untuk pulang kedesa nya saja.
Bagai mana kisah mereka?
Mampu kah Hendra membawa istri nya pulang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11. Sosok besar tinggi
Wati menceritakan apa yang sudah dia alami sejak awal malam tinggal di rumah ini, awal nya Wati hanya merasa mimpi yang tidak sengaja karena lupa baca doa saat sedang tidur. namun mimpi itu terus berlanjut sampai sekarang tiada henti, dia juga ragu mau cerita karena di kira nanti mengada ada oleh Bos nya.
Namun semakin di tahan juga semakin takut hati Wati, mana tubuh yang semalam di pijak juga terasa sakit saat bangun di pagi hari sehingga mimpi terasa seolah sangat nyata. mau undur diri dari kerjaan ini juga tidak bisa karena Andini mencari pembantu langsung dari yayasan agar lebih terjamin, dua tahun kontrak Wati untuk kerja di sini.
Bila dia minggat dan sampai tertangkap, maka harus siap membayar denda untuk bos yayasan. sehingga mau tak mau Wati pun bertahan setiap malam dengan rasa yang mendera diri nya, mau cerita terus terang tapi takut di marahi atau di anggap mengarang cerita oleh Andini atau Hendra.
Tapi wati sungguh ketakutan dengan sosok tinggi hitam itu, memang wajah nya tidak pernah kelihatan. namun kesan seram juga sangat terasa walau hanya melihat punggung saja, kali ini Wati sudah tidak tahan mau memendam pengalaman nya karena tadi malam memang sungguh luar biasa mengerikan saat setan itu berksi.
"Ayo duduk saja cerita nya, aku tidak kuat lama lama berdiri." ajak Andini pelan karena dia mengerti ketakutan Wati.
"Iya, Bu." Wati pun duduk di sofa juga dengan raut wajah pucat.
"Dari malam pertama kamu sudah di datangi?" tanya Andini lebih jelas.
"Benar, malam itu saya istirahat saat sudah pukul sebelas. lalu ketika mata akan terpejam, entah dari mana datang nya dia karena tiba tiba saja sudah berada di atas dada, mau bernafas saja susah Bu karena dia begitu besar." Wati menelan ludah karena ngeri.
"Lalu?"
"Saya tidak tau dia bicara apa, suara nya bergumam tidak jelas karena di leher ada bekas luka yang sangat lebar! dia terus menginjak dada saya, sampai akhir nya saya bisa membaca ayat kursi." Wati menjelaskan.
"Dia setan apa? rasa nya saya tidak pernah di hantui selama tinggal di sini." gumam Andini.
"Tapi, Bu! dia menghilang saat Mbak Salsa dan suami nya tidur di sini, malam itu dia tidak menginjak saya." Wati teringat saat Davin datang.
"Benarkah? apa dia takut pada Davin!" Andini tau Davin punya kodam.
"Saya rasa begitu, sebab dari jam sebelas hingga jam lima pagi dia tidak datang." sahut Wati yakin sekali.
"Kamu pindah saja dulu di kamar tamu ya, nanti kita akan buat acara pengajian." saran Andini tidak ingin pembantu nya terus ketakutan.
"Kapan mau buat nya, Bu?" tanya Wati ingin siap siap.
"Nanti sore bisa kok, soal makanan nanti saya bisa pesan. yang penting kamu bereskan saja dulu rumah, biar saat orang datang maka rumah bersih." pinta Andini.
"Baik, Bu." Wati segera bersiap membereskan semua nya.
Andini masih termenung karena ternyata pembantu rumah dapat gangguan, apa mungkin rumah Hendra ini memang ada penunggu nya. teringat pula dia bahwa orang hamil memang sering dapat hal ghaib, namun dia juga tidak pernah meninggal kan sholat untuk meminta perlindungan dari allah.
"Hallo assalamualaikum, An!" sapa Purnama mengangkat ponsel nya.
"Walaikum sallam, lagi di mana, Mbak Pur?" tanya Andini basa basi.
"Lagi di luar kota, sesekali liburan ini mumpung akhir tahun." jawab Purnama.
"Oh gitu, maaf ya aku jadi ganggu." Andini merasa tidak enak.
"Enggak kok! ada masalah sama kandungan kamu?" tanya Purnama.
"Kandungan aku sih baik baik saja, Mbak! gerakan dedek nya juga mulai terasa, cuma rumah ku saja seperti nya ada sedikit masalah." jelas Andini.
"Gimana tu?!"
"Ini loh, ternyata pembantu ku sejak awal tinggal di sini setiap malam nya di hantui oleh sosok tinggi besar dan di pijak tubuh dia." Andini menceritakan masalah Wati.
"Suruh saja dulu pindah kamar, nanti kalau aku sudah pulang maka mampir kerumah mu! jangan tinggal kan sholat serta mengaji lah setiap malam walau cuma sedikit." ucap Purnama.
"Nanti sore rencana nya aku mau mengadakan pengajian, Mbak." beritahu Andini.
"Bagus lah, semoga tidak apa apa ya." harap Purnama.
"Baik lah, selamat liburan ya." Andini mengahiri panggilan nya.
Purnama sedang liburan dengan keluarga nya karena mereka memang butuh me time, tidak mungkin pula cuma mau mengurus masalah ghaib yang tidak ada sudah nya ini. yang ada nanti Purnama makin menyala, biar lah dia istirahat menikmati akhir tahun nya.
Andini bangkit berjalan menuju kamar Wati yang ada paling belakang, dia penasaran juga kenapa ada setan yang mengganggu pembantu nya. di buka kamar Wati untuk melihat isi dalam, memang Andini tidak pernah kearah belakang sinu semenjak pindah.
Bukan karena Andini sombong sehingga tidak mau kedapur, tapi memang karena keadaan tubuh yang tidak kuat. baru sekarang dia masuk dan melihat bagai mana kamar nya Wati, terlihat Wati sedang sholat menggunakan mukena warna hitam.
"Mukena saja dia pilih warna hitam!" rutuk Andini dalam hati.
Karena Wati sedang sholat maka Andini pun ingin keluar, mendadak saja dia menyadari ini sudah jam setengah dua belas siang. sholat apa jam segini, dan kiblat nya Wati juga salah.
"Wati..."
Wati yang sedang sholat itu mendadak melapalkan sesuatu yang sangat sulit untuk di mengerti, gerakan tubuh nya juga begitu berantakan sehingga membuat Andini merinding ketakutan.
Braaaak.
"Aaaahhh, toloooong!" Andini berteriak ketakutan karena pintu kamar tertutup rapat.
"Hroooookkk, hroooookk."
Suara mengorok keluar dari mulut Wati yang masih tidak mau menampakan wajah nya, Andini ketakutan setengah mati dan baru sekarang ini lagi dia mendapatkan teror dari mahluk halus.
Klaaaak, klaaaak.
Tubuh Wati berderak derak seolah mau patah semua, dan Andini sadari bahwa ukuran nya terus berubah sangat besar dan juga tinggi. tentu saja sekarang Andini ketakutan setengah mati, mau lari juga tidak bisa karena pintu terkunci.
"Ya allah, tolong akuuuu! tolooooong, Abaaaang." Andini reflek memanggil suami nya.
"Hohohooooo, menungso kui mesti mati." gumam sosok besar.
"Abaaaaang, tolooooong aku Baaaaang!" Andini kian histeris.
"Iwaaaak, aku arep mangan iwaaaak karo endok." lirih sosok besar.
Jantung Andini terpacu sangat kencang karena dia tahu arti endok yaitu telur, telur dalam hal ghaib adalah anak bayi yang masih ada dalam kandungan. ini sudah pasti dia ingin memakan bayi nya Andini, puncak ketakutan nya Andini sampai terkencing kencing karena di pakai berteriak memanggil suami nya.
Terima kasih up nya untuk hari ini. Semangat terus ka 💪
Sehat selalu 😄
kesal kali kalau part kau ni muncul ,pengen bungkam mulut kau dengan sambal setan .
Heh! dengar cinta bisa hilang asal gak kau pelihara,asal kau niat melupa, waktu akan menenggelamkan rasamu asal kau mau dan tidak bersua dengan Hendra 😡 .
dasar ndableg,belegug, ah serah manehna. Laila semoga othor gak ngabulin doamu ...