NovelToon NovelToon
Iparku, Kekasih Rahasia Suamiku

Iparku, Kekasih Rahasia Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Konflik etika / Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy2R

Luna harus menerima kenyataan pahit saat mengetahui jika suaminya yang baru saja menikahinya memiliki hubungan rahasia dengan adiknya sendiri.
Semuanya bermula saat Luna yang memiliki firasat buruk di balik hubungan kakak beradik suaminya (Benny dan Ningrum) yang terlihat seperti bukan selayaknya saudara, melainkan seperti sepasang kekasih.

Terjebak dalam hubungan cinta segitiga membuat Luna pada akhirnya harus memilih pada dua pilihan, bertahan dengan rumahtangganya yang sudah ternodai atau memilih menyerah meski perasaannya enggan untuk melepas sang suami..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy2R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

(Ketahuan!)

"Kenapa di foto keluarga itu hanya ada tiga orang, Jeng? Di mana Ningrum saat itu?" tanya Eni tiba-tiba. "Dan lagi, kenapa hanya ada foto semasa kecil Benny saja, mana foto masa kecilnya Ningrum, Jeng?" lanjutnya lagi.

Retno terlihat terkejut mendengar pertanyaan besannya. Dengan sedikit tergagap, Retno menjawab, "Fo- fotonya Ningrum ada kok, Jeng,"

"Kenapa tidak dipajang, Jeng?"

"Ah anu, di- dipajang kok," jawab Retno. Ia tampak semakin gugup dibuat Eni.

"Dipajang di mana?" cecar Eni.

"Di, di kamarnya." tunjuk Retno ke sembarang arah.

Eni langsung terdiam. Ia tak lagi banyak bertanya setelahnya.

"Aneh ya, foto Benny semasa kecil banyak sekali menghiasi dinding serta rak-rak di rumah ini, tapi foto adiknya yang masih kecil tak ada satupun yang dipajang. Yang ada hanya fotonya yang sudah besar saja," ucap Eni sembari memegang sebuah bingkai foto yang berisi gambar diri Benny dan Ningrum yang sedang bergandengan tangan.

"Ngomong-ngomong mau minum apa, Jeng? Biar saya buatkan," tanya Retno, mengalihkan perhatian besannya.

"Ah tidak usah repot-repot, Jeng, saya hanya sebentar saja kok di sini." tolak Eni.

Untuk beberapa saat lamanya, keduanya tampak asik bercengkrama. Banyak hal yang mereka bahas, mulai dari masa kecil Benny dan Luna hingga rencana keduanya di masa depan.

Tepat setelah 1 jam lamanya mereka mengobrol, akhirnya Eni pun pamit pulang.

"Saya titip Luna selama tinggal di sini ya, Jeng, tolong jangan dimarahi Luna-nya seandainya dia berbuat salah. Boleh-boleh saja ditegur atau dinasehati asalkan dengan nada lembut. Luna itu tak pernah dibentak atau dikasari sejak kecil soalnya, Jeng," pesan Eni sebelum kepulangannya.

Retno mengangguk sembari tersenyum, "Saya berjanji akan memperlakukan Luna sebaik mungkin dan tak akan berkata sesuatu yang akan menyakiti hatinya, Jeng," ucapnya.

"Terima kasih kalau begitu."

Selesai berbasa-basi, Eni lantas kembali masuk ke dalam mobilnya. Ia berlalu dengan kecepatan sedang menuju ke jalanan raya.

Di depan teras, tampak Retno yang tengah berdiri di sana, menatap kepergian Eni. Setelah mobil Eni tak terlihat lagi barulah Retno membalikkan badan dan kembali masuk ke dalam rumah.

BRAK!

"Astaga! Apa itu?"

Retno seketika melangkahkan kakinya menuju ke lantai atas setelah mendengar suara keras yang berasal dari sana.

"Luna.. buka dulu pintunya, Lun. Tolong dengarkan penjelasanku." ucap Benny dari balik pintu kamar.

Retno menghampiri Benny, ia lantas bertanya mengenai hal yang terjadi saat itu.

"Ada apa ini Benny?"

"Luna, Ma, lagi lagi dia salah paham denganku dan Ningrum," jawab Benny.

Kedua mata Retno menangkap sosok Ningrum yang saat itu tengah berdiri di depan pintu ruang kerja Benny yang terbuka. Ia menghela nafasnya panjang sambil kembali menatap Benny.

"Bisa tidak kamu menjauhi adikmu, Benn? Kamu itu sudah menikah, sudah punya Luna, kenapa masih saja berduaan dengan Ningrum?" tanya Retno bernada kecewa.

"Bukan begitu, Ma. Tadi itu aku sedang di ruang kerja sendirian dan Ningrum mendatangiku sambil membawakan segelas kopi. Jadi, sebenarnya kami tak ada niat untuk berduaan. Memang keadaannya saja yang terlihat seperti itu," sanggah Benny.

"Benar, Ma. Aku cuma mau mengantarkan kopi saja untuk mas Benny," sahut Ningrum. "Lagian mbak Luna-nya saja yang terlalu cemburu padaku," lanjutnya.

Ceklek..

Pintu kamar langsung terbuka dan memunculkan sosok Luna. Kedua matanya yang memerah dan berlinangan air mata, menatap tajam ke arah Ningrum.

"Istri mana yang tak cemburu kalau melihat suaminya sedang dipeluk dari belakang oleh wanita lain, hah?!" bentak Luna kepada Ningrum.

Mendengar ucapan menantu perempuannya, membuat kedua mata Retno membulat seketika.

"A- apa benar yang dikatakan Luna, Ning?" tanya Retno kepada Ningrum.

"Benar, Ma. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. Itu sebabnya aku marah dengan mereka berdua," tunjuk Luna ke arah Benny dan Ningrum.

"Kamu salah paham, Lun, tak seperti itu kejadian sebenarnya," sanggah Benny. Pria tampan itu mendekati Luna, ia tampak mengulurkan tangannya ke wajah istrinya itu, namun dengan kasar Luna menepisnya.

"Salah paham apa, hah?! Kamu pikir aku ini b*doh?" bentak Luna sembari menunjuk ke kepalanya sendiri.

Retno menitikkan air mata. Di tengah kesedihannya, ia diam-diam memperhatikan ekspresi Ningrum di saat anak dan menantunya tengah bertengkar.

"Ningrum tersenyum?" batin Retno.

"Sebelum semuanya terlambat, lebih baik kita sudahi saja pernikahan yang baru beberapa hari ini," ucap Luna.

Retno semakin dibuat terkejut karena ucapan Luna. Air matanya semakin menetes deras.

Tak jauh berbeda dengan sang mama, Benny saat ini juga meneteskan air matanya. "Jangan bilang seperti itu, Lun," ucapnya sembari menggelengkan kepala.

"Asal kamu tahu, saat kita masih menjadi partner kerja, aku selalu memergokimu tengah bermesraan dengan Ningrum, Mas. Kalian saling peluk, saling mencium pipi dan kening secara diam-diam. Awalnya, aku merasa biasa saja, aku tak berpikir aneh-aneh tentang kalian berdua karena status kalian. Tapi, semakin jauh aku mengenalmu dan Ningrum, perasaan negatifku terhadap hubungan kalian semakin tak bisa ku kontrol," ungkap Luna.

"Apa maksudmu, Luna?" Retno mendekat. Ia memegang lengan Luna dan berdiri tepat di hadapan menantunya itu.

"Tak perlu aku jelaskan seharusnya Mama sudah mengerti apa maksud dari ucapanku karena aku yakin kalau Mama pun sebenarnya sudah mengetahui tentang hubungan terlarang di antara kedua anak Mama itu," cetus Luna.

"Ti- tidak." Retno gugup. Ia menggelengkan kepalanya sambil terus berkata tidak kepada Luna.

Retno terdengar menjelaskan sesuatu kepada Luna, ia menyanggah semua tuduhan Luna terhadap dirinya dan juga terhadap kedua anak kesayangannya itu dengan berbagai kebohongan.

Sedangkan Benny dan Ningrum, keduanya tampak menundukkan kepala tanpa berniat membela diri.

"Jelaskan pada Luna, Benn, jika sayangmu ke Ningrum hanyalah sebatas antara kakak dengan adiknya. Jangan diam saja seperti ini!" bentak Retno.

Perlahan Benny mengangkat kepalanya. Ia kembali menatap Luna dan berkata, "Sungguh tak ada hubungan terlarang di antara aku dan Ningrum, Lun. Semua yang kamu lihat berbeda jauh dengan kenyataannya,"

Luna mendengus sambil memalingkan wajahnya, "Halah, alasan!" teriaknya.

"Kita pergi dulu keluar yuk, Lun, kita selesaikan semuanya dengan kepala dingin," ajak Benny. Lagi lagi ia berusaha menyentuh tangan Luna, namun untuk kesekian kalinya Luna menepisnya dengan kasar. "Please, Luna, berilah aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya. Aku akan ceritakan semua kebenarannya kepadamu," ucapnya.

"Kebenarannya?" Luna mengernyitkan dahi.

"Mas, kebenaran apa yang kamu maksudkan?" Tiba-tiba saja Ningrum menyela pembicaraan di antara Benny dan Luna. "Tak ada kebenaran apapun yang harus kamu jelaskan, Mas. Mbak Luna cuma cemburu buta saja, jadi tak perlu kamu menjelaskan apapun padanya karena dia akan tetap keukeh dengan pikirannya sendiri," lontarnya.

Luna tersenyum miring. Ia menatap sinis kepada Ningrum, "Aku cemburu buta katamu? Bukankah selama ini kamu ya yang cemburu buta kepadaku?" tanyanya balik sembari menyentuh dadanya sendiri.

"Cemburumu itu tak berdasar, Mbak!" bentak Ningrum sembari menunjuk ke arah Luna.

BRUK..

"Mama!!"

Pertengkaran Luna dan Ningrum seketika berhenti saat tiba-tiba Benny berteriak memanggil mamanya.

"Astaga, Ma. Kenapa jadi seperti ini sih?"

_

1
Uti Enzo
Luar biasa
Ma Em
Ningrum si biang kerok yg mau memisahkan Luna dan Benny sengaja diadu domba agar mereka salah paham begitu juga dengan ibunya Benny dan pak Hendra mertuanya Luna agar mereka bisa benci sama Luna nomor WA Luna diganti agar tdk bisa dihubungi dan menghubungi emang dasar si Ningrum setan sdh usir saja si Ningrum dari rumah pak Hendra
Ma Em
Ningrum cuma anak pembantu yg diangkat derajatnya dijadikan anak angkat sama majikan ibunya tdk tau diri malah mau menggangu pernikahan anak majikannya si Beny yg blm bisa move on dari Ningrum begitu jg Ningrum tdk mau melepaskan Beny kalau kata aku mah mending Luna berpisah saja sama Beny daripada cuma makan hati sama Beny dan Ningrum
Ma Em
Luar biasa
Kafuka Fuura
Aku senang banget tidak salah pilih membaca cerita ini, semoga selalu berlangsung terus thor!
Mommy2R: terima kasihh 🤩
total 1 replies
NotLiam
Wow, thor punya bakat menulis yang luar biasa!
Mommy2R: terima kasihh 😍
total 1 replies
Mommy2R
SELAMAT MEMBACA 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!