Kalandra terpaksa menerima perjodohannya itu. Padahal dia akan dijodohkan dengan perempuan yang sedang hamil lima bulan.
Saat akan melangsungkan pernikahannya, Kalandra malah bertemu dengan Anin, perempuan yang sedang hamil, dan dia adalah wanita yang akan dijodohkan dengannya. Ternyata Anin kabur dari rumahnya untuk menghindari pernikahannya dengan Kalandra. Anin tidak mau melibatkan orang yang tidak bersalah, harusnya yang menikahinya itu Vino, kekasihnya yang menghamili Anin, akan tetapi Vino kabur entah ke mana.
Tak disangka kaburnya Anin, malah membawa dirinya pada Kalandra.
Mereka akhirnya terpaksa menikah, meski tanpa cinta. Apalagi Kalandra masih sangat mencintai mantan kekasihnya. Akankah rumah tangga mereka baik-baik saja, ketika masa lalu mereka mengusik bahtera rumah tangga mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hany Honey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Enam Belas
Kala dan Anin berhenti di depan pintu, melihat kamar utama milik Kala dan Sandra dulu di sulap menjadi nuansa yang romantis sekali.
"Kenapa menjadi seperti ini?" gumam Kala.
"Kala menyiapkan ini semua? Tidak, tidak mungkin, bagaimana bisa dia seromantis ini, mencintaiku saja tidak, dan tadi, dia juga bilang tak akan melakukannya dengan wanita lain, karena dia hanya ingin sekali saja melakukan itu dengan Sandra?" gumam Anin dalam hati.
"Ini tidak salah?" Tanya Anin.
"Emmm … maaf mungkin ini semua Bi…." Ucapan Kala terpotong oleh Anin.
"Iya tau, ini semua pasti Bi Imah yang merencanakan, tidak mungkin kamu lah. Kemarikan kopermu, aku akan menatanya." Anin menyahut koper yang masih di pegang Kala. Dia segera membuka lemari Kala
Dan, baju-baju Kala sudah cukup banyak di dalam lemari juga ada baju-baju milik Sandra dulu.
"Mereka benar-benar sudah tinggal bersama, hingga baju Sandra pun masih ada di sini. Bahkan banyak sekali baju-baju miliknya." gumam Anin.
Anin menarik napas dalam-dalam, dan menghembuskan perlahan lewat mulutnya.
"Yah, mungkin ini hukuman untuk ku, aku dulu juga seperti itu dengan Vino. Sama seperti Kala dan Sandra. Aku terima balasan dari-Mu, Tuhan. Ini mungkin balasan aku yang dulu. Balasan dari dosa-dosa ku yang dulu, semoga dengan kesabaran ini, bisa menggugurkan dosa masa laluku." gumam Anin dalam hati.
Tak terasa air mata Anin jatuh di pipinya tanpa permisi. Dia menata baju Kala dengan sesekali menyeka air matanya.
"Anin, cengeng sekali kamu." Anin merutuki dirinya sendiri dalam hatinya.
Kala melihat Anin yang terus mengusap pipinya, dia tau, kalau Anin sedang menangis.
"Anin, kamu menangis?" tanya Kala sambil memegang kedua bahu Anin dari belakang.
"Emm ... eng—enggak Kala," ucap nya terbata-bata dengan suara serak.
"Kayak gini tidak menangis? Lalu ini apa?" ucap Kala dengan membalikan tubuh Anin agar menghadapnya dan menyeka air matanya yang masih membasahi pipinya.
"Maaf, Kala," ucap Anin.
"Anin, karena ini kan?" Kala menunjukkan baju-baju milik Sandra.
"Maaf Anin, aku belum bisa membuangnya." Ucap Kala dengan pelan.
"Iya tidak apa-apa. Aku keluar dulu, Kala." Anin keluar dari kamar Kala.
***
Ya Tuhan, seandainya Kala mencintaiku, pasti dia tidak membiarkan ku seperti ini. Aku tau dia menikahiku hanya karena kasihan dan karena orang tuanya. Begitupun aku, ini semua kebodohan ku, bodohnya aku yang mencintai Kala. Aku bodoh sekali, sangat bodoh. Bisa-bisanya aku mencintai orang yang tidak mencintaiku.
Anin, jangan jadi wanita lemah, jangan jadi wanita bodoh, dia anya kasihan padamu, anggap dia orang yang menolongku saja, bukan suamimu, kamu boleh melayani dia hanya sebatas melayani saat sarapan, dan menyiapkan baju kerjanya. Itu hanya sebagai ucapan terima kasih saja. Cukup seperti itu..
Aku mencoba tegar menghadapi semua ini, menghadapi suami yang tidak menganggap ku, entah sampai kapan dia akan seperti itu, aku tidak tau. Aku akan menjalani kehidupan ini. Mungkin pura-pura bahagia akan aku lontarkan pada orang-orang yang aku sayangi. Iya, mereka adalah orang tuaku dan mertuaku.
***
Maafkan aku Anin, sungguh aku belum bisa mencintaimu, belum bisa Anin. Aku masih sangat mencintai Sandra, walaupun dia sudah memiliki suami dan tak mencintaiku lagi. Ijinkan aku menghilangkan rasa ini sedikit demi sedikit. Agar aku bisa menata hatiku untukmu. Jujur aku sayang denganmu, Anin. Sayang dengan Dava. Tapi, aku tak bisa mencintaimu, Anin, tidak bisa.
Iya, mungkin kamu bahagia melihat kamar ini di desain seromantis ini. Wanita mana yang tak bahagia melihat kamar pengantin seromantis ini. Tapi, maaf, aku belum bisa melakukannya. Aku sama sekali tidak ingin melakukannya dengan wanita lain, selain Sandra.
***
Anin sudah memantapkan dirinya, dia akan membuka usaha untuk menghidupi dirinya sendiri, walau dia memiliki suami, dia tidak mau merepotkan Kala terlalu jauh. Menikah dengannya dan memiliki suami seperti Kala sudah membuat dia bahagia. Walaupun hanya sebatas memandang Kala dia akan merasa bahagia.
Anin keluar dari kamarnya, dia menuju ke ruang makan. Dia melihat belum ada Kala di ruang makan, lalu dia memanggil Kala ke kamarnya.
"Kala, makan malam dulu." Panggil Anin sambil mengetuk pintu kamar Kala. Kala yang sedang merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang penuh dengan kelopak bunga mawar merah, dia bangkit dari tempat tidurnya dan membukakan pintu kamarnya.
"Ada apa, Anin?" Tanya Kala
"Makan malam dulu." ucap Anin.
"Oke, sebentar aku ganti baju." Kala masuk ke dalam kamar tanpa menutup pintunya.
"Aku ambilkan, lebih baik kamu bersihkan dulu badanmu." Anin masuk ke dalam kamar Kala menuju lemari dan mengambilkan satu stel baju untuk Kala.
Kala masuk ke kamar mandi dengan membawa handuknya. Saat Kala mandi, dengan segera Anin melipat Sprei yang melekat di ranjang Kala. Dia mengganti dengan Sprei yang ada di lemari Kala.
"Untuk apa semua ini, tidak ada artinya saja!" ucap Anin lirih.
Dengan cepat Anin mengganti sprei dan sarung bantal tempat tidur Kala. Tak butuh waktu lama dia mengganti spreinya. Setelah itu, dia menaruh satu stel baju Kala di tempat tidurnya. Dia membawa keluar sprei putih yang tadi di pakai di tempat tidur Kala. Dia kembali ke kamarnya menaruh sprei itu di lemarinya.
Kala sudah selesai mandi, dia begitu terkejut melihat penampakan yang ada di tempat tidurnya, sprei putih yang bertaburkan kelopak bunga mawar merah sudah di ganti dengan Sprei biasa. Dan kelambu yang di hias pun sudah tidak ada di ranjang.
"Kenapa bisa berubah seperti ini?" ucap Kala lirih.
Dengan segera Kala keluar menyusul Anin yang sudah menunggu di ruang makan. Kala melihat Anin sedang mengambilkan nasi untuknya. Kala duduk di depan Anin.
"Kala nasinya. Mau lauk apa? Aku ambilkan sekalian." Tanya Anin.
"Aku mau sayur sop nya saja dengan ayam goreng." pinta Kala.
"Baiklah." Anin mengambilkan lauk untuk suaminya.
"Anin, kamu yang mengganti sprei di kamarku?" Tanya Kala.
"Iya, kenapa?"
"Kenapa di ganti?" Tanya Kala lagi.
"Buat apa seperti itu, tidak ada gunanya juga, kan?" ucap Anin.
"Membuat kotor saja kelopak bunganya." Imbuh Anin.
Kala hanya terdiam mendengar jawaban Anin. Dia melanjutkan makan malamnya. Tak lama kemudian Bi Imah membawakan dua cangkir jamu untuk Anin dan Kala.
"Wah ... pengantin baru, ini bibi bawakan jamu, biar tambah jos. Ini buat tuan, dan ini buat Mba Anin. Silahkan di minum, bibi tinggal dulu, tuan." Bi Imah meninggalkan mereka dari ruang makan.
Kala dan Anin hanya menautkan alisnya dan tertawa.
"Kala kamu mau meminumnya?" Tanya Anin.
"Nanti aku minum." Jawab Kala.
"Jangan, kalau kamu ingin mau dengan siapa? Jamu Bi Imah benar-benar ampuh Kala. Lebih baik jangan di minum." Ucap Anin.
"Kalau aku ingin, kan ada istriku." Ucap Kala dengan entengnya.
"Wah ... maaf, aku tidak bisa. Masa iya aku melakukan itu dengan seseorang yang masih mencintai wanita lain. Tidak, aku tidak mau." ucap Anin.
"Kenapa?" tanya Kala.
"Ya tidak mau." Jawab Anin.
Anin meminum jamu buatan Bi Imah, karena dia sudah kangen dengan jamu buatan Bi Imah.
"Kenapa kamu minum? Kalau kamu ingin?" tanya Kala.
"Ada suami ku, tinggal aku goda suamiku saja. Kok kamu yang repot." Ucap Anin setengah menggoda Kala. Dia tau, jamu Bi Imah itu, jamu khusus ramuan Miss V yang dulu sering Bi y buatkan untuk Anin. Tapi kalau jamu Kala, itu mungkin jamu untuk lelaki agar perkasa saat berhubungan intim.
"Anin, kamu gila ya?" tukas Kala.
"Kamu yang gila, sayang." Ucap Anin sambil memegang tangan Kala dengan mesra.
"Anin, please jangan gini." Kala mulai ketakutan dengan kelakuan Anin. Anin tertawa puas melihat Kala yang sudah ketakutan.
"Dasar, gitu saja takut. Ini jamu khusus wanita, jadi tidak masalah aku meminumnya, aku tau ini jamu yang sering Bi Imah buatkan padaku dulu seusai melahirkan Dava." ucap Anin dengan tertawa.
"Oh, ya? Gunanya?" Tanya Anin.
"Biar seperti perawan lagi." ucap Anin sambil berlari ke kamarnya dan menertawai Kala dengan puas.
"Dasar Anin." Kala memijit keningnya melihat tingkah Anin seperti itu.