Eric adalah seorang pria yang dingin, dia selalu bersikap dingin dengan semua wanita terkecuali dengan adik dan mamanya. karena rasa sakit hatinya dengan kekasihnya dulu. suatu saat eric bertemu dengan elsa, seorang wanita yang membuatnya penasaran.
Sayangnya elsa sudah mempunyai kekasih, dan Eric terjebak dengan cinta segitiga di antara elsa dia dan kekasih elsa. Apakah elsa dan Eric akan bisa bersatu…? Jika penasaran dengan ceritanya, silahkan baca novel ini…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Aneh...
Terdengar alunan lagu milik benny blanco dan justin bieber yang berjudul lonely,
elsa yang mendengar lagu favoritnya di putar di audio milik mobil eric dengan lirih mengikuti alunan musik tersebut.
"What if you had it all
But nobody to call?
Maybe then you'd know me
'Cause I've had everything
But no one's listening
And that's just lonely
I'm so lonely
Lonely
Everybody knows my past now
Like my house was always made of glass
And maybe that's the price you pay
For the money and fame at an early age
And everybody saw me sick
And it felt like no one gave
They criticized the things I did as an idiot kid
What if you had it all
But nobody to call?
Maybe then you'd know me
'Cause I've had everything
But no one's listening
And that's just lonely
I'm so lonely
Lonely
I'm so lonely
Lonely"
eric melirik melihat elsa yang menirukan alunan lagu milik justin, dia tersenyum samar.
"merdu juga suara ni cewek bar bar." batin eric yang hanya dia sendiri yang dengar.
elsa yang menyadari kalau eric mencuri pandang ke arahnya, seketika dia berhenti dari nyanyiannya.
"maaf pak, keganggu sama suara saya ya, hehehe..."
elsa tersenyum malu saat menyadari kalau dia sudah dengan percaya diri menyanyi di saat eric sedang fokus menyetir.
"dimana rumah kamu...?"
tanya eric dengan ekspresi datar.
"sial nih orang, buat gue salah tingkah aja. Ngomong apa gitu kek, gue kan jadi malu sendiri kalau kayak gini."
batin elsa sambil membetulkan rambutnya yang sedikit berantakan.
"lima ratus meter lagi belok kiri pak, trus jalan tiga ratus meter ada perempatan belok kanan, lalu..."
Belum sempat elsa meneruskan ucapannya, eric meminggirkan mobilnya.
"hlo pak kog berhenti." tanya elsa yang heran akan tingkah eric.
"lo yang nyetir." eric keluar dari dalam mobilnya, dia berjalan memutar dan mendekati pintu samping kemudi, dimana elsa sedang duduk di kursi tersebut.
elsa yang melihat eric mengetuk pintunya, seketika dia membuka pintu tersebut.
"keluar" perintah eric.
"tapi pak, saya..." ucap elsa gugup.
Elsa keluar dari dalam mobil dengan rasa berat hati, setelah dia keluar giliran eric masuk dan duduk di kursi penumpang yang dia duduki tadi.
Elsa berjalan ke pintu kemudi, menggantikan eric.
"mati gue, mana belum mahir juga gue nyetir mobilnya."
monolog elsa yang masuk ke dalam mobil, setelah elsa masuk kedalam dia memasang seat beltnya.
Dengan wajah yang sangat tegang dia menghidupkan mobil eric.
"kita jalan ya pak." ucap elsa setengah gugup.
Eric yang berada di samping elsa, hanya bergumam mengiyakan ucapan elsa.
"hmm..." eric memejamkan matanya sesaat setelah elsa menghidupkan mobilnya.
Dengan kecepatan 60 km/jam, elsa menjalankan mobilnya, eric yang merasakan mobilnya berjalan dengan pelan membuka matanya.
"bisa jalan lebih cepat lagi tidak, kapan sampai kalau jalannya lambat kayak keong gini."
ucap eric sedikit meninggikan suaranya.
Elsa yang kaget dengan ucapan eric, seketika menambah kecepatan laju mobilnya.
eric yang melihat cara mengemudi elsa, refleks menaikan kedua tangannya memegang hand grip dengan sangat erat.
"lo bisa nyetir nggak sih." terik eric yang sedang merasa ketakutan.
"tenang saja pak, saya bisa kog, bapak cukup diam kalau perlu tidur aja pak."
ucap elsa dengan santai.
eric diam tanpa membalas ucapan elsa, tanpa elsa ketahui kondisi eric saat ini sangat memprihatinkan, dia mengeluarkan banyak keringat dingin karena rasa takutnya melihat gaya mengemudi elsa, dan dia juga merasa kawatir akan nasibnya sekarang, apa dia akan sampai dengan selamat saat mengantarkan elsa atau bisa jadi dia tidak akan sampai ke rumah elsa.
Di dalam otak eric di penuhi pikiran negatif, sampai tanpa eric sadari dia semakin mengenggam erat hand grip yang ada di samping kiri atasnya.
Setelah dirasa akan sampai di rumahnya, elsa mengurangi kecepatan mobilnya.
Saat elsa akan menghentikan mobilnya, terdengar suara benda jatuh seperti terkena benturan.
"suara apa itu...!!!" ucap eric terkejut dengan suara tadi.
"sebentar pak, saya cek dulu." elsa turun dari mobil eric, dia melangkah ke arah depan mobil eric melihat benda apa yang jatuh di depan mobil atasannya tersebut.
"mati gue, pot bunga kesayangan emak gue pecah, bisa kena amuk besuk pagi nih."
lirih elsa yang masih bisa di dengar eric.
"lo bisa nyetir nggak sih....?" tanya eric yang sudah berada di samping elsa.
"aduh, bapak bikin saya kaget aja." elsa mengelus dadanya karena kaget dengan teguran eric.
eric yang melihat bumper depan mobilnya sedikit meleyot, seketika memelototkan matanya.
"apa yang lo lakuin dengan mobil saya...!!!"
teriak eric yang marah melihat bumper depan mobil kesayangannya peot.
"maaf pak, saya nggak sengaja."
ucap elsa sambil menundukkan kepalanya, serta memilin ujung bajunya.
"gue nggak mau tahu, lo harus ganti kerusakan mobil gue." sergah eric.
"baik pak, besuk saya perbaiki mobil bapak, tapi kalau malam ini saya..." ucap elsa yang merasa bersalah dengan kerusakkan mobil eric saat ini.
"oke, besuk pagi lo datang ke kantor gue."
setelah mengucapkan perintah untuk elsa, eric berjalan melewati tubuh elsa.
Dia masuk kedalam mobilnya, dan menutup pintu dengan kasar. Tanpa berpamitan ke elsa, eric pergi meninggalkan elsa yang masih berdiri dengan kepala masih tertunduk melihat ke bawah.
Setelah kepergian eric, elsa menatap kedepan dimana mobil eric masih terlihat.
tiba tiba elsa tersadar akan tas kerjanya yang masih ada di dalam mobil eric, tapi sayang ketika dia tersadar akan tas kerjanya, mobil eric sudah hilang dari pandangannya.
"ah.. Sial bener sih gue hari ini, sial... Sial... Sial..." elsa berdecak sambil menghentak hentakkan kakinya.
sebelum masuk rumah, elsa mencari kunci serep yang dia simpan di bawah pot di samping jendela depan, setelah elsa menemukan kunci yang dia cari, dia membuka pintu rumahnya dan masuk kedalam rumahnya, tak lupa dia mengunci pintu itu kembali.