Sesilia gadis berumur 21 tahun yang cantik dan polos. Dia di besarkan di panti asuhan karna dia yatim piatu, setelah lulus Sekolah dia memutuskan untuk bekerja dan menyewa rumah untuk ia tinggali. Dia merasa sangat bahagia karna memiliki pacar yang sangat baik dan tampan, tapi kebahagiaan itu tak berlangsung lama karna ternyata pacar yang selama ini dia anggap baik, ternyata malah menghancurkan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Surga Dunia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
"Kau takut? ku pikir wanita mur*h*n seperti mu tidak takut pada ku karna kau berani memerintahkan orang lain untuk memata matai ku" kata Steven menatap tajam pada Bella.
"Apa kau tau Bella? Aku sangat tidak suka jika ada yang ikut campur ke dalam kehidupan pribadi ku, Zeco Bawa pria tidak berguna itu ke hadapan ku sekarang" perintah Steven.
*DEGGGGGGG
"Apa dia tertangkap? Arghhhhhh! Si*l." batin Jacob.
"Ayah, Apa dia tertangkap?" bisik Bella di telinga sang ayah.
"Diam lah, ini semua salah mu!" kata Jacob.
Tiba tiba Zeco datang dengan menyeret Geri yang sudah babak belur.
*BRUKKKKKK
Geri pun tersungkur di kaki Jacob
"Tuan, tolong selamat kan aku" kata Geri mendongak kan kepala nya menatap jacob dengan tatapan memelas.
"A....apa maksud mu? Aku tidak mengenali mu!" kata Jacob menendang Geri.
"Kau memang kejam! Aku begini karna menuruti perintah mu! Ku pikir kau akan menyelamat kan ku. Ternyata kau memang bi*d*b" kata Geri memaki Jacob.
"heh, drama macam apa, ini tidak menarik" kata Steven menjambak rambut Geri yang membuat nya mendongak.
"Lihat lah, tuan mu yang sangat kau cintai. Dia bahkan berpura pura tidak mengenal mu di saat kau sekarat" kata Steven.
"Jangan bunuh aku tuan, kumohon, selamat kan aku. Aku hanya menjalan kan tugas dari nya" kata Jacob memohon dan memegangi kaki Steven
"Lepaskan kaki ku si*l*n!!!!" kata Steven menendang Jacob.
"Zeco, ambil kan barang kesayangan ku" kata Steven.
Zeco pun mengambil pedang kesayangan tuan nya itu.
"ini tuan" Zeco menyodorkan pedang nya.
"Kau tidak mengenal nya bukan? Maka lihat lah ini" kata Steven pada Jacob
*CRAZZZZZZZZZZZZZ
Steven memenggal kepala Geri di hadapan Jacob dan Bella.
"A.....ayahhhhh,,, da....darahh....kepala ku..... Kepala ku sangat pusing, ayah" kata Bella.
*BRUKKKKK
Tiba tiba Bella pingsan karena shock..
Jacob langsung menopang tubuh Bella.
"Bella, bangun sayang Bella" kata Jacob menepuk nepuk pipi Bella.
*GLUTUKKKKKKK
Steven melempar kepala gerii ke depan Jacob yang sedang terduduk di lantai mencoba menyadar kan Bella.
"Apa kau gila stev? Lihat anak ku. ini semua salah mu!!!!" kata Jacob menatap benci Steven.
"hah, Kau yang memulai nya" kata Steven santai dan tersenyum sinis.
"Bella, ayo bangun" Jacob masih berusaha membangun kan Bella..
"Hah, membosan kan. Anak mu sangat menjijikan, lemah sekali" kata Jacob sembari duduk di kursi dan menyilang kan kaki nya. Ia mengambil rokok dan mulai menghisap nya.
"Kau keterlaluan Steven!" kata Jacob menggendong putri nya yang masih dalam keadaan pingsan dan pergi dari sana.
"Tunggu pembalasan ku Steven, saat kau memiliki kekasih nanti. Aku akan memenggal kepala nya di hadapan mu" batin Jacob.
Flash Back off
...----------------...
"Pasti kan keamanan untuk sesilia Zeco! Aku akan menemui pria tua itu sendiri!" kata Steven.
"Baik tuan, kalau begitu saya permisi" kata Zeco. meninggal kan Steven dan bergegas menuju apartemen Steven.
"Aku ingin sekali membunuh mu pria tua, tapi aku tidak bisa melakukan nya karna kau pernah menyelamat kan ayah ku" gumam Steven menggertakan gigi nya.
Steven pun meluncur ke kediaman Jacob.
Saat di depan gerbang, Scurity menghampiri Steven
"Tuan ingin bertemu dengan siapa?" tanya Scurity itu.
"Buka kan pintu nya atau kepala mu akan pecah!!" kata Steven dingin menodongkan pistol pada kepala Scurity.
"Ba....baik tuan" kata scurity ketakutan.
*BRAKKKKKKKKK
"Panggil kan Jacob sekarang!!!" kata Steven pada pelayan.ia pun langsung duduk di sofa menyilangkan kaki nya
"Ba...baik tuan" kata pelayan gemetar saat melihat Steven membawa senjata api.
Pelayan itu langsung menaiki tangga menuju kamar Jacob
*TOK TOK TOK
namun tak ada jawaban.
*TOK TOK TOK
*CEKLEK
*PLAKKKKKKKK.
tiba tiba Jacob keluar dan menampar pelayan itu dengan keras hingga kepala pelayan itu menoleh ke samping.
"Kau sangat berisik! Si*l*n!!!!" Teriak Jacob.
"Maaf tuan, ada tuan Steven di bawah" kata pelayan memegangi pipi nya yang terasa panas.
"Apa!! Kenapa kalian membiarkan nya masuk!!", teriak Jacob.
"Maa ... maaf tuan, kami takut karena tuan stev membawa senjata" jelas pelayan itu
"Ckk,, si*l*n!!!!* kata Jacob.
"Menyingkir lah" Jacob mendorong pelayan itu pun langsung tersungkur ke lantai.
*TAK TAK TAK TAK
Suara langkah kaki Jacob menuruni tangga.
"Wahhhhh, aku kedatangan tamu tak di undang" kata Jacob yang berdiri di depan Steven dan menyilangkan tangan nya di dada.
"Kembali kan semua senjata ku" Steven menodong kan pistol nya ke arah kelam*n Jacob.
"Heii, tenang lah. Aku tidak akan bisa memenuhi kebutuhan biologis ku jika kau menembak nya" kata Jacob menyingkirkan pistol itu.
"Maka, Kembali kan lah" kata Steven menatap tajam pada Jacob.
"Kembalikan apa? Apa aku melakukan sesuatu?" kata Jacob yang langsung duduk di sofa.
"Kau pura pura tidak tahu? kau selalu melakukan itu saat aksi mu tertangkap basah. Dasar pengecut!" kata Steven membuang muka.
"Ha...ha...ha.. Apa kau sekarang jatuh miskin? Hingga barang tak berharga itu menjadi sangat penting bagi mu?" kata Jacob mengejek.
"Barang itu sudah di pesan oleh seseorang, jika itu bukan pesanan, aku tak akan repot repot mendatangi mu untuk mengambil kembali barang ku. Ini masalah kepercayaan bukan harta! Kau mengerti?" kata Steven meninggi kan suara nya .
"O Ho Ho Ho,,,, Kau tidak ingin reputasi mu hancur. Begitu?" kata Jacob.
"Tidak usah banyak bicara, kembali kan barang nya atau aku akan membuat mu menyesal seumur hidup!!!" kata Steven menatap tajam.
"Aku akan mengembalikan barang itu, Tapi ada satu syarat" kata Jacob.
"Katakan!" kata Steven.
"Temui putri ku sekali saja, ia sangat depresi" kata Jacob tertunduk.
"Oh, kau sengaja merencana kan ini agar putri mu dapat bertemu dengan ku. Begitu?" kata Steven mengangkat satu alis nya.
"Ya!!!! Aku melakukan nya!!! Apa kau akan membunuh ku? Hah?" kata Jacob.
"Ckkkk, Kau memang menjijikan! Simpan saja senjata ku itu. Atau jual saja pada orang lain agar kau mendapat kan uang. Aku tidak sudi menemui wanita mur*h*n itu!!!" kata Steven yang langsung berdiri dan melangkah kan kaki nya keluar dari mansion.
"Kau memang Sia....." Sebelum sempat mengumpati Steven tiba tiba....
*Dorrrrrrrrrrr
Steven menembak kaki Jacob.
"Arggggggghhhh! Si*l*n!!!! Kaki kuuuuuuu" kata Jacob yang ambruk dan memegangi kaki nya yang sakit.
Steven pun tidak memperdulikan Jacob, ia terus berjalan menuju ke mobil nya.
ia pun langsung menancap gas menuju ke apartemen.
Di lobby apartemen. Steven melihat Zeco yang sedang memantau keadaan.
"tuan" kata Zeco menghampiri Steven.
"Bagaimana?" tanya Zeco.
Steven pun menceritakan kejadian nya pada zeco.
"Apa sesilia masih ada di dalam?" tanya Steven.
"Ada tuan" kata
"pulang lah! Ini sudah larut" kata steven menepuk pundak Zeco.
"Baik tuan, saya permisi" kata Zeco.
Saat tiba di depan apartemen Steven pun menyuruh semua bodyguard pulang ke markas.
*CEKLEK
Steven masuk ke dalam apartemen, Steven tidak melihat sesilia. Ia hanya melihat 3 pengawal yang sedang duduk di sofa.
"Tuan" kata salah satu pengawal wanita.
"Pulang lah" kata Steven
"Baik tuan, kami permisi" kata pengawal wanita itu dan di angguki oleh Steven
*CEKLEK
Steven melihat sesilia yang sudah tidur dengan posisi meringkuk tanpa memakai selimut
paha mulus nya terekspos membuat Steven merasa tak nyaman.
"Tahan dirimu stev!" batin Steven. Memperingatkan diri nya sendiri.
Steven pun membuka baju nya.
*GLEKK
Sesilia terbangun saat Steven membuka baju nya.
"sesilia! Buang lah jauh jauh pikiran kotor mu itu" batin sesilia.
Steven menatap sesilia. Namun sesilia langsung memejam kan mata nya kembali.
"Tadi aku merasa sesilia menatap ku, ahhhh mungkin itu hanya perasaan ku saja" batin Steven. Steven pun langsung masuk ke kamar mandi.
Selesai membersih kan diri, Steven melihat sesilia sudah pindah posisi, sesilia sekarang berbaring di sebelah kanan dekat jendela.
Steven pun langsung merebah kan diri nya di samping sesilia dan memandang wajah sesilia.
"Kenapa saat aku akan mencium mu, pasti ada saja yang mengganggu. Argghhhhh!!!!" batin stev memandangi bibir sesilia.
Sesilia pun membuka mata nya, ia kaget saat melihat stev sedang memandangi nya.
"Astaga!" teriak sesilia.
"Kau sudah pulang stev?" kata sesilia langsung telentang.
"Iya, aku sudah pulang. Aku juga sudah menyuruh bodyguard dan pengawal wanita pulang" kata stev.
"Sesilia" kata stev.
"Ada apa stev? Apa ada yang ingin kau bicarakan?" tanya sesilia.
*Muachhhhh
Steven mencium pipi sesilia.
*BLUSSSSSS
Sontak sesilia langsung memandang wajah Steven.
"Ada Apa? Kenapa kau menatap ku seperti itu?" tanya Steven
"A....aku hanya terkejut" jawab sesilia.
"Kenapa? apa kau belum pernah melakukan nya?" tanya stev.
"Melakukan apa?" sesilia bertanya balik dengan mata melotot.
"Cium*n* kata Steven santai.
"i...itu, Rahasia" kata sesilia berbalik membelakangi Steven.
"Kenapa kau membelakangi ku?" kata Steven
"Tidak, aku ingin tidur" kata sesilia.
"Apa aku boleh memeluk mu?" Tanya steven.
"emmmmmmm,,,, te...tentu" jawab sesilia.
Steve pun membalikan badan sesilia.
"Aku tidak suka di belakangi" kata Steven.
*CUPPPPP
Kali ini Steven mencium bibir ranum milik sesilia.
"Manis" Steven tersenyum manis membuat sesilia salah tingkah.
"Boleh aku bertanya pada mu? Mungkin ini tidak sopan, tapi aku penasaran" kata Steven.
"Apa?" tanya sesilia menaikan alis nya.
"Apa aku orang pertama yang pernah berc*mb* dengan mu?" tanya Steven
"Kenapa kau sangat yakin" kata sesilia.
"Karna kau tidak ahli dalam hal itu" kata Steven mengejek sesilia.
"Kau sangat menyebalkan, Lepaskan aku" Sesilia kesal dan melepas kan pelukan Steven. Ketika sesilia ingin berbalik membelakangi Steven, Steven pun langsung menarik nya.
Bibir mereka langsung bertemu, sontak saja sesilia membelalakkan mata nya. ia terkejut tak menyangka Steven akan melakukan ini
baru bener..dan masun akal