Karena hutang ayahnya, Ervina terpaksa menikah dengan seorang CEO yang terkenal dingin, kejam dan tak tersentuh. Kabarnya sang CEO tidak bisa melupakan mantan istri pertamanya.
Narendra Bimantara, Seorang CEO yang membenci sebuah pernikahan karena pengalaman buruk di masa lalu. Namun, karena putri semata wayangnya yang selalu meminta Ibu, Naren terpaksa menikahi Ervina sebagai pelunas hutang rekan kerjanya.
Namun, Naren tak pernah berfikir menjadikan Ervina istri sungguhan, dia berfikir akan menjadikan Ervina baby sister putrinya saja.
Dan membuat perjanjian pernikahan dengan Ervina.
Ikuti kisah IPHMDK
karya Roro Halus.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roro Halus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Kesakitan Ervina.
"T—Tuan Naren? Maafkan saya —"
"SIAPA YANG MENGIZINKANMU MEMAKAI BAJU ITU!" potong Naren dengan suara menggelegar hingga urat lehernya menonjol bisa Ervina lihat.
Ervina semakin ketakutan dan hanya bisa diam.
"JAWAB!" teriaknya dengan mata menyala.
Ervina ketakutan hingga tubuhnya bergetar melihat kemarahan manusia di depannya itu, kali pertamanya Ervina bertemu dengan suaminya begitu tragis, hingga Ervina tak bisa menahan air matanya.
Ketakutan!
"APA KAMU BISU! JAWAB VINA!" teriaknya lagi.
Hal itu membuat atensi para maid tertuju pada pertengkaran pertama tuannya dengan sang nyonya baru, walaupun tak ada yang berani muncul.
"S-sakit!" rintih Ervina karena cengkeraman Naren yang menguat hingga wajahnya mendongak.
"DASAR TIDAK TAU DIUNTUNG!" teriaknya lagi.
"Daddy, Lepaskan Mommy Na! Daddy!" pekik Calisha keluar dari kamar karena mendengar teriakan Daddynya sambil berlari memukuli kaki Daddy nya agar melepaskan jambakannya.
"Masuk kamar, Calisha! Ini urusan Daddy dengan Mommy Na!" ucap Naren dingin tak mau melepaskan cengkeraman tangannya pada rambut Ervina.
"Daddy jahat! Lepaskan!" tangi Calisha pecah saat daddynya tak kunjung melepaskan cengkeraman tangannya, "Mommy Na ... Mommy Na!" teriak Calisha histeris sambil terus memukuli kaki daddynya.
"CALISHA! Masuk!" titah Naren tak mau kalah.
Hal itu membuat Calisha semakin menangis kencang!
"L—lepaskan, Tuan! Saya akan segera lepas baju ini, kasihan Calisha!" pinta Ervina lirih.
"ENAK SEKALI! TAU APA KAMU TENTANG BAJU INI!" teriak Naren sekali lagi, "Bi Arum!" lanjutnya.
"Iya, Tuan!" ucap Bi Arum berlari mendekati mereka bertiga di ujung lantai.
"Pegang Calisha, Bi!" titah Naren dan Bia Arum langsung memegangi gadis kecil itu agar terlepas dari kaki Naren, kemudian Naren dengan cepat menarik rambut Ervina menuju kamarnya.
Mendorong denga kuat hingga Ervina tersungkur di lantai!
"M—maafkan saya, Tuan!" lirih Ervina ketakutan.
"Kau pikir maaf saya bisa mengembalikan kesucian baju itu! Baju itu sudah kotor karenamu!" pekiknya.
Ucapan Naren membuat Ervina semakin menarik diri menjauh seiring dengan langkah kaki Naren mendekati dirinya.
"Aku pikir kau wanita baik-baik dan penurut, nyatanya kamu pencuri dan bersenang-senang di sini!" desis Naren.
Sontak Ervina menggeleng, ucapan Naren tidak benar, Ervina bukan seorang pencuri juga tidak sepenuhnya bersenang-senang.
Ervina menunggu suaminya datang dan apa tugasnya selanjutnya, karena selama ini belum pernah bertemu dengan suaminya, jadi Ervina berfikir tugasnya merawat putri sambungnya.
"S—saya bukan pencuri, Tuan!" jawab Ervina.
"Pembohongan!" pekiknya sambil meraih rambut Ervina kembali hingga mendongak, "Awas sekali lagi aku melihat kelancanganmu, tamat riwayatmu!" ancam nya.
Ervina hanya memejamkan mata menahan air mata akan perlakuan kasar suaminya.
"JAWAB!" teriaknya.
"I—iya T—tuan! S—saya tau!" jawab Ervina tergagap.
Naren yang nyatanya masih kesal, tak tinggal diam dan menarik rambut Ervina hingga tubuh kecilnya terseret menuju kamar mandi dan dimasukkan ke dalam bath up.
Dinyalakan air itu dengan amarah yang masih kentara.
"M—maaf! A—ampun, Tuan! Saya tidak akan mengulangi lagi" ucap Ervina sedikit memohon pengampunan suaminya.
Bukannya pengampunan, justru Naren semakin kesal dan membawa kepala Ervina untuk dicelupkan kedalam bath up penuh air.
"Hmmmpttt!" tahan nafas Ervina saat kepalanya dimasukkan ke dalam bath up hingga tak bisa bernafas.
"Bagaimana? Masih berani?" ketua Naren sambil terus memasukkan kepala Ervina ke dalam bath up.
Hingga mata, hidung, pipi, bibir Ervina memerah karena kepalanya bolak-balik di tahan didalam air hingga tak bisa bernafas.
Dan berakhir lemas di sebelah bath up dengan air mata yang terus turun.
Melihat Ervina tak berdaya, Naren berdiri sambil menyeringai dan pergi begitu saja, seolah sudah puas melampiaskan amarahnya.
Cklek!
Merasa Naren sudah keluar dari kamar mandi, Ervina langsung meledakkan air matanya, tak bisa menahan sakit hati dan tubuhnya akan pertemuan pertama dengan suaminya yang kejam.
yah, Dia suami kejam seperti yang dikabarkan!
Membuat Ervina mengingat kembali almarhum ibunya.
"Sakit, Bu! Tubuh Na sakit semua, Ibu! Apa surga begitu indah Bu, hingga Na harus menderita seperti ini untuk menebus surga Na?"
Bersambung...
Author jadi emosi 😭 Kasihan Na...
Jangan lupa Follow author ya, likom, dan vote biar author semangat nulisnya 😍
pasti kelakuan nya si Candra itu