Sahira Gadis cantik ramah dan murah senyum, namun tak banyak yang tahu di balik senyum manisnya, dia banyak menyimpan luka.
Terlahir dari keluarga kaya raya tidak membuat Sahira hidup bahagia, dia di abaikan oleh ke dua orang tuanya.
Sahira selalu di suruh mengalah dari adik perempuannya.
Kekasih yang sangat dia cintai ternyata sudah berselingkuh dangan adik kandungnya sendiri, dan itu di dukung oleh orang tuanya, tanpa melihat perasaan Sahira yang hancur
Dan lebih sakit lagi, Sahira di paksa menikah dengan laki laki yang tidak di ketahui asal usulnya.
Bagaimana kelanjutan kisah sahira, yuk.... Ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Sahira diam seribu bahasa saat di bawa oleh Galang dengan menaiki motor RX King yang sudah di modif oleh Galang sedemikian rupa, dan kecepatannya pun sangat kencang, maklum Galang suka ikut balapan.
Entah kemana lelaki itu membawanya Sahira tidak perduli sama sekali, yang terpenting dia keluar dari rumah seperti neraka itu.
"Sahira sudah makan? " tanya Galang sedikit berteriak agar suaranya terdengar oleh Sahira.
Sahira menggelengkan kepalanya tanda belum makan.
Tanda banyak tanya lagi, Galang melakukan motornya ke sebuah rumah makan padang.
"Kok berenti di sini kak? " tanya Sahira.
"Temani kakak makan dulu ya? " ujar Galang menepuk nepuk pelan kepala Sahira, Sahira hanya diam, dia biarkan saja Galang melakukannya karena perlakuan seperti itu baru pertama kali di rasakannya, karena selama ini dia hanya bisa melihat iri saat papa dan abangnya melakukan hal seperti itu kepada Alina.
Setelah memarkirkan motornya dengan pas, Galang pun menarik pelan tangan Sahira membawanya ke dalam rumah makan padang itu.
"Ayo, kita makan dulu, emosi pasti menguras tenaga." ujar galang.
Sahira hanya tersenyum kecil dan mengikuti langkah galang masuk ke dalam restoran itu.
"Sahira mau makan apa?" tanya Galang dengan suara lembut.
"Kakak aja yang makan." ujar Sahira dengan suara lirih, sungguh dia saat ini tidak mood untuk makan.
"Kakak ngak mau kamu sakit, marah kecewa sakit hati, boleh.Tapi jangan sampai kamu menyiksa diri sendiri, klau sampai kamu sakit, mereka akan bahagia melihat kami menderita, apa kamu mau mereka bahagia di atas penderitaan kamu?" ujar Galang panjang lebar.
"Tidak! " jawab Sahira tegas.
"Nah, klau kamu tidak mau mereka bahagia di atas penderitaan kamu, sekarang makan yang banyak, tunjukan kepada mereka, klau kamu bahagia tanpa mereka." Galang terus memanasi hati Sahira.
"Baiklah, aku akan makan dengan banyak, aku akan tunjukan kepada orang orang itu, tanpa mereka aku juga bisa bahagia, sekarang aku mau makan pakai dendeng, tunjang dan tambusu." pinta Sahira menggebu gebu, dia lupa tadi dia ngak mau makan, sekarang malah minta makanan yang enak enak, tentu saja membuat Galang terkekeh.
"Pesanlah sesuka mu." sahut Galang senang, melihat Sahira mulai semangat, ternyata perempuan ini harus di pancing dulu.
Sahira makan dengan begitu semangat, tanpa perduli ada Galang di sana, tak ada jaim jaimnya dia begitu menikmati setiap hidangan yang dia pesan.
Galang senang melihat gadis cantik itu sudah melupakan kesedihannya, dia berjanji dalam hatinya, akan membuat gadis itu secepatnya melupakan kesedihannya, dia akan memberikan kasih sayang dan perhatian yang belum pernah gadis itu rasakan dari keluarganya, dan dia juga berjanji akan membahagiakan Sahira.
"Mau tambah? " tanya Galang.
Sahira menggelengkan kepalanya, dan pipinya bersemu merah, dia baru sadar ada orang lain di sampingnya, dan dia mengingat cara makannya yang bar bar, sungguh Sahira merasa malu sekali.
"Kenapa? " tanya Galang yang berpura pura tidak tau, padahal dia tau apa yang di fikirkan gadis itu, sungguh tingkah Sahira itu membuat Galang gemes.
"Ngak, aku makannya malu maluin ya." lirih Sahira.
"Ngak kok." geleng Galang.
Sahira melirik ke arah meja, dan matanya lansung melotot tidak percaya, segitu banyak menu di antar kan oleh pelayan rumah makan tadi, kini makanan itu hampir sebagian sudah berpindah ke dalam perutnya, sungguh Sahira tidak percaya emosinya membuat na*su makannya meningkat drastis.
"Tidak apa apa, jangan di fikirkan." kekeh Galang yang tau apa yang di fikirkan oleh istri dadakannya itu.
"Biar aku yang bayar makanannya." malu Sahira.
"Ngak usah, biar kakak aja." tolak Galang.
"Tapi...."
"Ngak ada tapi tapian, kan sudah di bilang, mulai sekarang kamu adalah tanggung jawab kakak." tegas Galang.
"Baiklah." pasrah Sahira tidak enak hati.
"Pintar." sahut Galang menepuk nepuk ringan puncak kepala Sahira.
"Lain kali aku tidak akan mengulanginya." sesal Sahira.
"Jangan pernah menahan diri dengan apa yang kamu mau, lakukan apa yang kamu mau, beli yang kamu inginkan, selagi kakak bisa mampu dan permintaan kamu tidak aneh aneh, kakak akan mengabulkannya." ujar Galang sungguh sungguh.
Mata Sahira berkaca kaca mendengar penuturan Galang tersebut, perhatian seperti ini baru dia rasakan dengan orang yang baru hadir dalam hidupnya, dulu saat berada dengan keluarganya Sahira selalu harus di suruh mengalah dengan adiknya, tak ada satupun keinginan Sahira yang di kabulkan oleh keluarganya, bahkan untuk memenuhi kebutuhan pribadinya Sahira melakukan kerja paruh waktu.
"Jangan membuat aku selalu bergantung sama kakak, aku takut di saat aku tidak bisa lepas dari kakak, kakak ingin melepaskan aku." ucap Sahira sendu.
"Bergantung lah sama kakak, kakak suka Sahira bergantung sama kakak." ujar Galang merem*s lembut jari tangan Sahira.
"Ya udah yuk.... Kaka mau ajak Sahira ke suatu tempat." ajak Galang.
Setalah melakukan pembayaran, mereka kembali melakukan perjalanan, entah kemana di bawa Galang Sahira hanya menurut saja.
Bersambung....
Haiii.. Jangan lupa like komen dan vote ya... 😘😘😘