Angga adalah mahasiswa akhir yang jatuh hati pada Kinara yang merupakan adik tingkatnya. Suatu ketika karena obsesinya pada Nara, pria berumur 23 tahun itu menodai Nara hanya karena cintanya di tolak.
Hubungan keduanya semakin rumit karena campur tangan ayah Angga yang tidak ingin puteranya menikahi gadis dari kalangan miskin. Juga wanita yang menjadi saingan cinta Nara.
Dalam keadaan hamil Nara pergi karena ancaman, dan 3 tahun berlalu mereka di pertemukan kembali dengan Angga yang masih begitu mencintai Nara yang ia anggap telah tiada.
Namun Nara datang hanya ingin menghancurkan dan menuntut balas atas penderitaannya, serta penyebab janinnya tak bisa dipertahankan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hasil Penyelidikan
Pagi yang cerah udara sangat sejuk, burung burung berkicau dan matahari masih belum mau terbit Namun suasana hati itu membuat Nara bangun lebih dulu dari Angga, rencana nya hari ini dia akan memasakan untuk Angga nasi goreng.
Nara turun dari ranjang dan menyambar Piyama tidurnya yang semalam sempat di tanggalkan Angga dan dibuang ke bawah ranjang, malam itu Angga dan Nara melakukan penyatuan kembali.
Nara melangkahkan kakinya menuju dapur dan mulai aktivitas nya untuk membuat sarapan di pagi hari. Nara mulai membuka isi kulkas dan mengeluarkan bahan - bahannya. Nara ingin mengisi daya nya sebelum berangkat ke kampus.
Ketika Nara sedang berkutat di dapur untuk membuat sarapan, Angga baru saja bangun dari tidurnya yang nyenyak, entahlah sekarang Angga selalu tidur awal karena aktivitas kampus yang padat, bahkan kini dia sudah melupakan apa itu balapan motor di luar yang biasa dia lakukan bersama Bisma dan Fiki.
Belum lagi setelah memiliki Nara di sisinya, Angga berubah menjadi pribadi yang baik dan rajin mengerjakan tugas.
Angga turun dari ranjang dengan tubuh yang masih polos tanpa benang pun, Dia pun memakai celana boxernya untuk menutupi miliknya dipagi hari yang telah menegang.
Saat keluar dari kamarnya ia mencium bau masakan yang menguar memenuhi ruangan dari arah dapur. Angga melangkahkan kakinya menuju dapur dan mendapati sang kekasih sedang bergelut di dapur.
Dengan lincah Nara memasak dan kini nasi goreng dengan isian suwiran daging ayam, Telur dan sosis telah siap dan berada di meja makan dan jus alpukat kesukaan Angga. Lelaki tampan itu hanya menyaksikan aksi Nara di dapur, sang gadis saking sibuknya di dapur tidak sadar bahwa Angga sudah lama memperhatikan nya.
Saat Nara berbalik badan dan mulai mencuci perkakas yang tadi kotor, Angga tiba tiba memeluk pinggang ramping cinta, sang gadis hanya sedikit terkejut ketika tangan Angga sudah menyusuri pinggang nya.
" kak....sudah bangun" tangan nya sibuk berkutat pada mangkuk dan Piring yang kotor dan Mulai mengaplikasikan nya dengan busa cuci piring.
"Sudah sayang, sejak bau masakanmu sampai ke kamar, kak Angga langsung bangun." Tangan Angga sibuk mengelus perut Nara dari belakang dengan memeluk pinggang ramping Nara.
"Kak hentikan!! biarkan aku selesaikan cuci piring nya dulu ya....."
Nara berusaha melepaskan ikatan tangan Angga yang kini Menciumi bahu Nara yang tertutupi piyama tidur berbahan silk.
Namun tangan itu makin erat memeluk tubuhnya dari belakang," kak lepas donk, kalau gini terus kita gak jadi sarapan lho....." Ancam Nara.
"Baiklah sayang." ucap Angga terpaksa melepaskan pelukannya.
Angga akhirnya duduk di kursi dekat meja makan, ia hanya memandangi takjub Nara yang sedang sibuk menyiapkan sarapan untuknya.
*****
Di meja makan tuan erlangga sedang menyantap makanan nya , rumah yang dulu ramai riuh canda tawa kedua anaknya dan istrinya kini telah hilang, satu persatu mereka pergi meninggalkan kediaman yang begitu mewah, rasa nya sedih hanya sarapan seorang diri.
Lamunan Erlangga buyar ketika mata mata suruhan nya datang dan menghampiri bos nya, " duduklah temani saya sarapan."
Setelah mata mata yang bernama Aldi itu duduk, Erlangga menyerahkan piring ke Aldi dan langsung diterima nya " terima kasih tuan" ucap Aldi penuh hormat.
Tanpa sungkan Aldi mengambil sedikit nasi dan lauk pauknya, dan mengunyah makanan yang bergizi itu kedalam mulutnya. Dan mereka pun makan bersama tanpa suara, hanya suara alat makan yang terdengar.
"Bagaimana dengan penyelidikan tentang gadis itu....??" Tanya Erlangga
"Sudah tuan, namanya Aura Kinara putri, panggilan Nara berusia 20 tahun, dan dia mahasiswi pandai di kampusnya, kedua orang tua nya telah meninggal, dia cuma di asuh oleh paman dan bibinya, Nara ini mahasiswi yang mendapatkan beasiswa dari kampus yang penyokongnya , dan itu adalah anda tuan."
Erlangga yang mendengarkan asisten pribadinya pun hanya diam saja sambil tangan nya melihat berkas milik Nara yang tadi telah diberikan Aldi.
"Selain itu apa lagi?? Kenapa Angga sampai begitu membela gadis itu" Erlangga ingin tau dengan jelas semua nya sebelum dia mengambil langkah untuk memisahkan Gadis yang bernama Nara itu dengan anak sulungnya yang akan menjadi pewaris bisnisnya.
"Menurut cerita dari yang saya dapatkan, Angga sudah lama menyukai gadis yang bernama Nara itu bos. Bahkan pernah Angga menembak menyatakan cintanya kepada Nara, tapi waktu itu gadis itu menolaknya, namun entah kapan dekatnya tiba-tiba anak kampus bilang kalo Angga sudah jadian dengan Nara dan dinyatakan ke forum kampus tuan.....begitu cerita nya." Terang asisten pribadi Erlangga.
Erlangga mengangukan kepalanya perlahan tanda paham , mungkin saja anaknya yang telah memaksa gadis itu menerima cinta puteranya.
Namun apakah cara Angga itu adalah menodai kesucian gadis itu.....??? Sejumlah pertanyaan terangkum dan kini erlangga telah mengerti maksud dari kemarahan Angga semalam yang marah ketika Nara dikatakan jal*ng, karena gadis itu wanita suci yang telah di nodai anaknya.
***
Setelah pulang kuliah baik Angga maupun Nara Pergi ke suatu tempat yang mana Angga sendiri juga tidak memberi petunjuk kepada Nara hendak kemana, hingga mobil melaju dan sampailah pada sebuah bangunan yang cukup luas dan besar.
Angga turun terlebih dahulu dan membukakan pintu mobil untuk nara, mereka pun berjalan berdampingan dengan tangan Angga yang menggandeng mesra tangan Nara.
Pandangan Nara tertuju pada halaman Yang memiliki banyak pepohonan yang rindang sehingga udara disekitar situ terlihat teduh dan sejuk, tidak lupakan juga bunga bunga yang bermekaran Menambah indah pemandangan.
Nara masih saja mengedarkan pandangan ketika langkah mereka telah mencapai gedung yang cukup besar dan tertulis " RUMAH SAKIT JIWA" seketika pandangan Nara menoleh ke Angga yang kini juga menoleh ke arah Nara.
"Kak.....ini...??kita mau ngapain??"
Satu pertanyaan Nara ini hanya di senyumin oleh Angga, dan menuntun Nara untuk mengikuti langkahnya kembali.
Sampai langkah itu terhenti ketika Angga mencapai daun pintu dan membuka nya, terlihatlah sang mami Angga yang sudah tampil cantik dan harum karena habis dimandikan suster juga tak lupa Boneka yang berada di pelukan nya.
"Siapa itu kak ??" Tanya Nara ditelinga Angga dengan berbisik, mata merek bertemu antara Nara dan mama Lily ibunda dari Angga.
Belum sempat Angga menjawab pertanyaan Nara, mama Lily yang biasa Angga panggil itu menghampiri Nara dan seketika tubuh Nara di peluknya erat.
"Nada, kemana saja kamu nak....mama kangen." Mama Lily mengusap punggung Nara yang dia kira adalah puteri bungsunya.
Nara dan Angga hanya kaget dengan mata membola bingung, Angga hanya menyaksikan mama nya memeluk wanita yang di cintainya.