ketika anak yang di harapkan tak kunjung datang,lantas haruskah seseorang menyalahkan orang lain karena dia tidak bisa memiliki anak?
Najwa selalu di hina mandul dan tidak bisa mempunyai anak,hampir sepuluh tahun menikah Najwa tidak kunjung melahirkan seorang anak,segala cara telah ia lakukan tapi tidak membuahkan hasil...
sehingga hinaan itu berujung pemaksaan agar Najwa bisa menerima kenyataan jika Rendi suami dari Najwa di paksa menikah lagi oleh orang tuanya demi ingin mendapatkan sebuah keturunan yang akan mewarisi usaha Rendi.lantas bagaimana Ahir dari cerita ini????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Dianamega.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 14
...POV NAJWA...
...(Cakrawala Raymond)...
"Cakra biasanya datang pukul delapan atau bisa juga sebelum pukul delapan jadi Ingatlah, pastikan kau sudah berada di gedung ini dua atau satu setengah jam sebelum Cakra datang"
"Dan saat dia tiba di sini kau harus ada di mejamu Kalau tidak, percayalah padaku kalau dia akan menelponmu dan mencaci makimu sampai telingamu berdarah." ucap Zahrani menjelaskan semuanya kepadaku
Baiklah aku akui kali ini aku merasa agak takut dengan apa yang Zahrani ucapkan soal Cakra Apakah bosku benar-benar semenyeramkan itu? Ugh, padahal wajahnya tampan sekali.
Aku ingat sekali wajah tampannya itu aku mengecek sosial media mencari berita tentang keluarga Raymond sebelum bekerja di sini. aku paham setiap kepemimpinan perusahaan pasti memiliki cirihas berbeda beda
kalau aku bisa menebak dan melihat perawakannya memang sangat tegas, tatapannya tajam dan dingin, wajahnya yang tampan juga terlihat kaku dan menikam. Kalau aku pikir-pikir, memang agak menyeramkan sih. Pantas saja Zahrani memperingatiku sampai sebegitunya.
Berbeda lagi kalau dengan intan dia tidak pernah henti hentinya memuji ketampanan Cakra ya itu idolanya di kantor. Intan tidak pernah membicarakan keburukan Cakra seperti yang Zahrani peringatkan kepada diriku
“Ya sudah kalau begitu aku permisi dulu Aku harus kembali ke lobi,”pamit Zahrani ke padaku
“Semoga hari pertamamu menyenangkan Dan aku berharap kau betah dan kuat bekerja untuk Cakra agar perusahaan ini tidak perlu lagi membuka lowongan sekretaris baru untuk CEO.”
Aku sempat tertegun sebelum akhirnya tersenyum dan mengangguk penuh semangat, “Terima kasih banyak atas bantuanmu Zahrani.”
“Sama-sama,” jawab zahrani sebelum akhirnya berbalik dan berjalan pergi.
Aku menghela napas panjang dan menjatuhkan tubuhku di kursi yang kini menjadi kursi kerjaku. Rasanya seperti mimpi Sungguh nikmat bisa berada di kursi yang berpotensi membawaku pada karir yang semakin cemerlang.
Saat aku baru saja ingin menyibukkan diri dengan komputer yang ada di mejaku untuk mencari tahu dan mempelajari beberapa hal tentang server dan sistem Raymond Company, ekor mataku melihat ada seseorang yang datang ke arahku, dan ternyata itu adalah Cakra
Aku langsung berdiri dan berniat untuk menyapa bosku itu, namun Cakra hanya melirikku sekilas dengan matanya yang dingin sebelum akhirnya langsung melenggang masuk ke dalam ruangannya sendiri.
Tak lama setelah aku kembali duduk telepon di mejaku berbunyi.
Sejak masih kuliah dan pengalamanku bekerja di sebagain perusahaan aku sudah belajar banyak soal etika menerima telepon di perusahaan dan hal-hal semacam itu, jadi aku pun langsung mengangkat gagang telepon dan menempelkannya ke telingaku.
“Segera siapkan laporan keuangan bulan lalu yang tersimpan di arsip digital,” kata pria di seberang telepon, yang tak lain dan tak bukan adalah Cakra
Aku pikir yang menelpon adalah orang luar, tapi ternyata itu Cakra Memang apa susahnya bicara langsung padaku saat tadi dia melewati meja kubikalku? Mengapa hanya melirikku dengan dingin dan malah bicara padaku melalui telepon?
Pria itu bahkan tidak menyapaku sama sekali, misalnya hanya sekadar bertanya, ‘apakah Kau sekretaris baruku atau sekedar berbicara selamat bergabung di perusahaan ini semoga betah kek, hah dasar es kutub
“Baik,” jawabku akhirnya.
Semangat Najwa bukannya ini yang kamu mau supaya kamu memiliki kesibukan sendiri tidak ingat dengan Rendi,batinku menyemangati diriku sendiri
Semoga saja aku kuat menghadapi bos dingin seperti Cakra,demi kemajuan perusahaan Gemilang Group
dulu aku berharap dengan adanya nama Gemilang berharap perusahaan itu menjulang tinggi sukses bergemilang tapi pada kenyataannya bukan lah berGemilang yang ada turun drastis karena mas Rendi tidak begitu menguasai dalam Bidang berbisnis dan usaha