Setelah bereinkarnasi ke dunia lain, Klein memutuskan untuk merubah hidupnya. Sebagai seorang yang bekerja keras dalam belajar dan akhirnya menjadi pekerja kerah putih yang terus-terusan bekerja lembur sampai kematiannya, di kehidupan ini dia memutuskan-
Tidak akan bekerja dan hidup dengan santai!
Untungnya, Klein bereinkarnasi sebagai pangeran pertama dengan keluarga yang menyayanginya. Belum lagi, dia juga menunjukkan bakat sihir yang sangat luar biasa, langka di antara umat manusia.
Latar belakang hebat dan bakat super, bukankah itu cocok sebagai pahlawan atau semacamnya?
Bahkan jika itu benar, Klein tidak peduli. Dalam hatinya, hanya ada satu tekad yang selalu dia jaga.
‘Di kehidupan ini-‘
‘Aku hanya ingin bermalas-malasan!’
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kei L Wanderer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Turnamen Antar Sekolah?
“Seven Stars Tournament, itu adalah nama turnamen antar sekolah yang akan diadakan beberapa bulan kemudian.”
“Alasan penamaan itu dilakukan karena awalnya turnamen ini adalah ajang pertunjukan bakat dan persaingan antara tujuh sekolah. Akan tetapi, sekarang jumlah sekolah yang mengikutinya bertambah. Walau tidak semua sekolah bergengsi ikut, tetapi setidaknya turnamen ini sangat terkenal di seluruh kerajaan yang ada.”
“Bisa dibilang, ini adalah panggung tinggi antar sekolah top dari berbagai kerajaan.”
Mendengar penjelasan penuh semangat dari mulut Arianna, Klein masih tidak begitu paham. Dia sebenarnya merasa itu tidak ada hubungannya dengan dirinya. Jadi pemuda itu diam-diam merasa lega, merasa perasaan tidak nyaman sebelumnya hanyalah alarm palsu.
“Jika mengikuti peraturan yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya, perwakilan dari Dawn Star Academy pasti 10 murid kelas 2 terbaik pilihan para guru. Namun, tahun ini kepala sekolah melakukannya dengan cara berbeda.”
“Dikarenakan kelas 3 tidak dapat mengikutinya, kepala sekolah hanya menggerakkan seluruh murid kelas 1 dan 2 untuk melakukan seleksi. Setelah diseleksi, 10 orang terbaik dan terkuat di antara seluruh murid kelas 1 dan 2 akan dipilih sebagai perwakilan dari Dawn Star Academy.”
“Itu berarti, murid kelas 1 seperti kita memiliki kesempatan untuk unjuk diri! Tidak perlu menunggu kelas 2, bisa memperebutkan kuota secara adil dan terbuka!”
Semakin lama menjelaskan, Arianna menjadi semakin bersemangat. Dia merasa kalau ide kepala sekolah memang bagus dan merasa mungkin ada kesempatan untuk melakukannya.
“Baik. Sekarang aku tahu kenapa kamu bersemangat. Namun aku harus mengingatkan, kamu bisa saja unjuk diri, tapi ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan ku, ok?” Klein memberi isyarat pada Arianna agar tidak terlalu bersemangat.
Mata Arianna terbelalak, dia langsung mendekati Klein bahkan menatap wajahnya dari dekat sambil bertanya-tanya.
“EH? Kenapa? Apakah kamu tidak merasa bersemangat? Dimana gairah masa muda itu? Kamu benar-benar bertingkah seperti lelaki tua. Tidak! Kamu bahkan lebih buruk dari-“
Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Klein mencubit kedua sisi pipinya lalu menariknya. Tanpa disangka, pipi gadis itu ternyata sangat kenyal dan lembut. Membuat pemuda itu secara tidak sadar terus memainkannya.
Arianna menepis tangan Klein, mundur dua langkah lalu memelototi pemuda itu sambil mengusap pipinya yang kesakitan.
“Itu menyakitkan, Klein!” ucap Arianna sambil menggembungkan pipinya.
Klein mengangkat bahu. Awalnya dia hanya sedikit kesal karena gadis itu mengejeknya. Lagipula, siapa yang suka dipanggil tua dan tidak bertenaga.
Bagi pemuda itu, dirinya sama sekali tidak lesu atau kekurangan tenaga. Dia hanya lebih stabil dan dalam mode hemat daya.
“Kamu akan ikut dalam pemilihan ini kan, Luna?” tanya Arianna penuh harap.
“Semua orang wajib ikut, kan? Tapi aku mungkin hanya mengikuti babak pertama. Lagipula, aku tidak tertarik dengan hal semacam ini. Master membutuhkan aku di sisinya,” balas Luna lembut.
“Kenapa? Dia jelas hanya ingin bermalas-malasan. Kamu terlalu memanjakannya!” Arianna menunjuk Klein sambil cemberut.
Mengabaikan kekesalan Arianna, Klein mengangkat kepalanya dengan ekspresi bangga.
“Lihat? Luna benar-benar bisa diandalkan, sama seperti biasa.”
Melihat Klein mengangkat kepalanya seperti merak yang memamerkan ekornya, Arianna memelototinya. Dia benar-benar merasa kesal. Tidak ingin lagi berdebat dengannya.
...***
...
Dalam ruangan luas dengan perabot indah yang terletak di lantai paling atas gedung sekolah, seorang gadis berdiri sambil melihat ke luar jendela dimana dia bisa melihat Klein dan dua gadis sedang bercanda.
Gadis itu memiliki rambut pirang panjang, memiliki paras cantik, dan memakai kacamata. Penampilannya jelas salah satu yang terbaik di akademi. Dia memiliki tempramen mulia, tetapi terlihat sedikit rasa merendahkan yang tidak bisa ditutupi dalam pandangannya.
“Masih memikirkan perkataan Ketua, Katelyn?”
Suara gadis lain menyela lamunan Katelyn. Ketika menoleh, dia melihat sosok gadis agak pendek dengan penampilan imut. Potongan rambut bergaya pixie cut dengan poni yang diwarnai merah muda benar-benar membuatnya terlihat sangat mencolok.
“Aku hanya merasa kalau perkataan Ketua kali ini tidak masuk akal, Thea. Kamu tahu maksudku, kan?” balas Katelyn dingin.
“Hehehe~ Aku tidak tahu. Yang pasti, Ketua tidak akan menyakiti kita. Tidak ada salahnya untuk waspada, bukan?” Thea tersenyum ramah.
“Aku tahu, tapi-“ Katelyn melirik ke arah Klein lalu mendengus dingin. “Untuk apa waspada dengan pangeran biasa-biasa yang tidak hanya tidak mau berusaha, tetapi malah melakukan hal-hal berantakan seperti menggoda para gadis.”
Tatapan Katelyn tampak dingin dan ada sedikit rasa jijik. Rasanya tidak sedang melihat manusia, tetapi sepotong sampah.
“Kamu benar-benar membenci para lelaki, Kate.” Thea terkikik.
“Bukannya aku membenci semua laki-laki. Hanya saja aku sedikit pemilih. Lagipula, apa yang bagusnya orang itu?” balas Katelyn datar.
“Yah. Aku harap begitu.”
Thea mengangkat bahu. Berbeda dengan senyum manis di wajah imutnya, gadis itu tersenyum agak misterius. Dia tampaknya tertarik akan sesuatu.
Jika orang lain ada di sini, mereka akan terkejut jika melihat kedua gadis itu sedang membicarakan Klein. Itu karena identitas mereka tidak sederhana.
Mereka berdua adalah anggota Dewan Siswa (OSIS) yang terkenal kuat di antara para murid di akademi.
Katelyn dan Thea adalah murid kelas 2, yang berarti akan ikut dalam pertarungan kali ini. Katelyn adalah wakil sekertaris, sementara Thea adalah wakil bendahara Dewan Siswa.
Jangan pikir jabatan mereka rendah. Itu karena ketua, wakil ketua, sekertaris, dan bendahara Dewan Siswa saat ini adalah para murid kelas 3.
Di antara murid kelas 2, Katelyn dan Thea jelas sosok yang menonjol di antara rekan-rekannya.
...***
...
Sementara itu, di lantai teratas gedung asrama putri, terlihat dua orang yang sedang duduk di ruang santai sambil melihat pemandangan di luar jendela.
“Kamu tidak marah karena aku membocorkan sedikit rahasia kan, Wakil Ketua?”
Seorang gadis berambut hitam, berparas cantik, dan bersuara merdu menatap gadis di seberang meja. Mata biru bak safir itu sangat cocok dengan hiasan berbentuk bunga teratai berwarna biru di rambutnya.
“Bahkan jika kamu mengatakan semuanya, tidak akan ada masalah. Informasi yang aku punya terbatas. Selain itu, bahkan jika menyebarkannya, tidak akan ada yang percaya.”
“Bukankah kamu sendiri ragu, Ketua?”
Balas seorang gadis tak kalah cantik dengan Ketua Dewan Siswa. Dia memiliki rambut pirang diikat ke belakang, paras cantik tetapi memiliki tempramen cukup dingin. Mungkin lebih tepatnya ketat dan cukup disiplin, sama seperti seorang ksatria.
Mata berwarna lavender balas menatap ke arah Ketua dengan ekspresi tenang.
“Aku benar-benar penasaran, bahkan ingin mencobanya sendiri..” Ketua tersenyum main-main.
“Tolong jangan membuat kegaduhan. Dua keluarga itu ada di belakangnya. Bahkan jika tidak ada keluarga yang mendukung, aku rasa bukan pilihan bijaksana untuk mengusik makhluk itu.”
Memegang cangkir teh, tangan Wakil Ketua sedikit gemetar tetapi segera kembali tenang. Dia menutup mata, lalu bergumam pelan.
“Lagipula, orang itu benar-benar Monster dalam artian yang sebenarnya.”
>> Bersambung.