Alana Ketlovly seorang pengusaha yang harus menelan pil pahit karena cinta yang bertepuk sebelah tangan. Untuk itu Alana memutuskan untuk menghibur dirinya dengan pergi ke Bar, yang berakhir dengan sebuah malapetaka. Dimana dirinya menjalan hubungan cinta satu malam dengan seorang mafia bernama, Arthur Stanley.
Arthur Stanley sendiri merupakan seorang mafia yang memiliki kelainan dalam hubungan seksual. Banyak cewek yang ingin tidur dengannya namun dirinya hanya menginginkan teman tidur yang membuat nyaman dan tergila-gila.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahidah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Arthur menatap layar laptopnya. Sedari tadi dia tidak bisa fokus dalam bekerja. Bayangan akan kejadian semalam masih terngiang di dalam pikirannya. Seorang pengawalnya datang mengunjunginya. Orang itu membawakan satu dokumen kepada Arthur.
"Aku memintamu untuk mencari tahu tentang perempuan itu. Apa kamu sudah menemukannya?"
"Sudah pak, nama perempuan itu Alana Ketlovly. Beliau merupakan anak dari Arkatama Mahendra yang dulu pernah menjabat sebagai direktur di perusahaan fashion. Namun saat ini ayahnya sudah pensiun, sedangkan ibunya merupakan dosen di universitas Atmajaya. Kini Alana tengah membangun sebuah perusahaan kecil yang bekerja dibagian layanan. Dia tinggal di apartemen yang satu gedung dengan Alvaro dan mereka juga dari sekolah yang sama."
Arthur mengangguk, dia mulai tahu siapa perempuan yang tidur dengannya semalam. Dia memandangi foto perempuan tersebut. "Jadi, dia satu sekolah dengan Alvaro."
Saat Arthur tengah memandangi foto perempuan yang tengah memasuki pikirannya. Tiba-tiba ponselnya berdering, terdapat panggilan dari luar negeri. Arthur langsung menjawab telepon tersebut, kebetulan dirinya tengah mengutuskan Gibran untuk bertemu dengan kliennya, selaku pemilik casino yang berada di Rusia.
"Ada apa, Gibran?" tanya Arthur. Terlihat dari suara Gibran nampaknya ada permasalahan yang telah terjadi.
"Jangan percaya dengan Daniel. Dia mengganggu koneksi ku."
"Kamu enggak perlu khawatir. Aku sudah menyusun rencana untuk mengatasi itu."
Arthur cukup merasa khawatir, kini teman dekatnya akan menjadi pesaing baginya. Dia tidak menyangka jika Daniel akan menusuknya dari belakang. Untuk itu Arthur sudah menyiapkan rencana untuk mengatasi masalah tersebut.
"Tentang Daniel. Apa kamu punya informasi tentangnya?" tanya Arthur kepada pengawalnya.
"Ini pak."
Pengawal itu memberikan iPad yang menampilkan berita mengenai Daniel yang bekerja sama dengan pemerintahan. Arthur yang melihat berita tersebut langsung tersulut emosi. Dia melemparkan iPad tersebut.
"Anjing! Bangsat!" umpat Arthur dengan kesalnya.
Daniel seolah membuat perang dingin diantara mereka.
"Kamu, awasi terus Daniel. Apa saja yang ia lakukan dan dengan siapa dia berhubungan." perintah Arthur.
"Baik, pak."
Arthur mengacak rambutnya, dia cukup frustasi melihat berita tersebut. Daniel seolah membuat persaingan diantara mereka. Arthur memutuskan untuk tidak tinggal diam, dia harus bertindak untuk membuat Daniel mengalah dalam bisnis kasino.
Arthur meminta kedua pengawal untuk mengikutinya. Karena stres yang melanda dirinya, entah kenapa dia ingin bertemu dengan Alana. Dia meminta kedua pengawalnya itu untuk mengantarkannya menuju tempat Alana bekerja. Kedua pengawal itu masuk dengan paksaan, mereka sempat melakukan kekerasan kepada security yang menjaga di pintu masuk. Beruntung Jessica datang untuk mencegahnya.
"Ada apa ya? Kalian bisa datang dengan cara baik-baik tanpa harus menggunakan kekerasan." ucap Jessica.
"Kami ingin menemui Alana." ucap kedua orang pria tersebut.
"Alana? Ada kepentingan apa kalian berdua ingin bertemu dengannya."
"Bukan kami, tapi dia." seru seorang dari mereka.
Jessica memandangi mobil, dia melihat seorang pria turun dari mobil tersebut berjalan mendekatinya.
"Maaf sudah membuat keributan, tapi apakah Alana berada di kantor hari ini?" Arthur kepada Jessica.
"Alana sedang tidak bekerja hari ini."
Mendengar jawaban tersebut, Arthur mulai teringat jika semalam dia memberikan banyak bekas di tubuh Alana. Mungkin itu alasan kenapa Alana tidak masuk bekerja.
"Baiklah. Maaf sudah mengganggu. Kalau begitu kami pergi dulu." ucap Arthur meminta semua pengawalnya untuk ikut dengannya.