Vika Amalia, seorang gadis ceria, giat, tangguh dan juga paling menomor satukan uang di atas segalanya. Keadaan yang membuatnya menjadikan dia matre karena pengalaman buruk keluarganya, Namun, hidup Vika berubah setelah kejadian fatal menimpanya kesalahan yang bukan sengaja terjadi malah jadi cerita baru di hidupnya. Arya Mahesa, adalah seorang Chef terkenal dengan keahlian memasak ala dirinya yang selalu cool terlebih lagi selalu menemukan resep baru di setiap sentuhan masaknya. membuat Arya begitu digemari oleh kaum hawa. dia mencintai Chika (kekasihnya) tapi terjebak dalam kesalahan pada Vika..
cerita menarik untuk mengisi waktu luang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auzora samudra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
jadian
Di tengah jalan ibukota yang selalu ramai, tentu saja pelabuhan terakhir mereka berhenti di kedai bakso lagi, tapi sayang,! Andre tidak suka dengan makanan yang difavoritkan kedua gadis itu, Tapi untungnya di sana juga menyediakan bakmi ayam, jadi tidak ada salahnya untuk memilih ruko itu saja daripada harus repot mencari yang lain
"Ini buat kamu, ini buat kamu, Dan ini juga buat kamu" Rara memberikan beberapa bakso kecilnya kepada Vika
"Ini kebanyakan Ra" Vika menolaknya
"Alah jaim kamu depan kak Andre, biasanya juga kalau makan bakso kayak orang kesurupan"
"Ini kan kasusnya beda lagi. Ada orang baru tampan pula, haruslah feminin dikit lah" Vika berpura-pura seolah peduli dengan feminimnya, kemudian keduanya terbahak "hahaha"
"Ternyata kalian asik banget ya?"Andre sudah dari tadi memperhatikan lagak dan keakraban kedua sahabat itu, sampai-sampai dia tidak mampu berkedip melihat Vika yang apa adanya
"Iya tapi biasa aja kali liatnya, dia udah ada yang punya tuh" celetuk Rara
"Nggak heran sih toh dia memang cantik" Andre menjatuhkan senyuman menawannya pada Vika
"Iyalah karena yang punya kan aku hahaha" seru Rara
"Kamu nih kirain kakak beneran" Andre menggeleng
Syukurlah dia masih sendiri.
"Lah emang bener, dia udah aku charter untuk seseorang"
"Apa sih Ra, udah ah pulang yuk aku udah kenyang" Vika meneguk air minumnya yang terakhir
"Apa!!!" Andre dan Rara berbarengan
"Kamu makan nggak dikunyah dulu ya vi?, Aku aja baru mau pakai sambelnya"
"Itu karena kamu dari tadi terus-menerus ngoceh nggak berhenti" Vika berdiri "aku ke toilet sebentar" kemudian dia meninggalkan meja itu
"Eh Ra, serius dia udah ada yang punya?" Andre berbisik
"Iya"
"Setampan aku gak?" Andre menunjukan sisi sempurnanya
"Lebih dari kak Andre lah, udah gitu tajir pula. Denger ya Vika itu gak suka pria kere"
"Beneran?"
"Iyalah, kalau gak percaya tanya aja dia"
"Gila kamu. Kalau nanti tersinggung gimana?"
"Dia bukan orang yang kaya gitu"
"Hmm. Tapi aku pengangguran pasti dia gak mau"
"Bagus lah kalau sadar" Rara terus menghabiskan baksonya tanpa jeda
"Wah gak sopan kamu sama yang lebih tua" Andre mengacak-acak rambut Rara perlahan, sampai gadis itu teriak-teriak dengan tepisan tangannya
Setelah Vika kembali, semuanya pun sudah selesai makan, Andre membayar makanan mereka kemudian memutuskan kembali ke kediaman Mahesa karena hari sudah semakin larut. walaupun pria itu pengangguran, tapi bukan berarti dia miskin, harta kedua orang tuanya justru melebihi harta keluarga Arya. Tapi dia selalu ingin mandiri dan memulai semua kehidupannya dari nol, persis seperti apa yang Arya lakukan sampai sesukses sekarang..
***
Pagi-pagi sekali Rara dan Vika pergi ke kampus, dan khusus hari ini Andre mengantar mereka sampai ke tempat tujuan. Sepanjang perjalanan tanpa hentinya pria itu terus menatap Vika dari kaca spion betapa cantiknya dia saat menjadi mahasiswi.
Andre memiliki paras yang tidak jauh tampannya dari Arya, mereka sama-sama terlahir dari gen yang sempurna. Tentu saja saat di universitas tidak sedikit yang langsung mengidolakan dia, dengan bisingnya gadis-gadis bergosip tentang ketampanan pria yang baru nampak di kota itu
"Terima kasih ya kak Andre, udah repot-repot nganter kita" ucap Rara
"Iya nih kita jadi enak" Vika pun ikut berbicara
"Kakak senang kok bisa nganter gadis-gadis cantik seperti kalian, dan nanti pulangnya kakak jemput ya?" Andre menawarkan diri
"Eh nggak usah, nanti malah jadi ngerepotin" tolak Vika
"Emm.. tumben banget nolak, biasanya emang ini kan yang kita cari,"
"Apaan sih Ra, ini tuh salah satu basa-basi aja kok, hahaha.. biar kelihatan elegan" tawa Vika jujur
"Iya juga sih hahaha.." Rara pun ikut tertawa
"Kalian lucu banget ya, persahabatannya sangat natural dan memang real tidak dibuat-buat" kagum Andre
"Persahabatan kita bukan natural tapi emang otak kita berdua aja yang agak error" canda Vika
"Kamu juga" Andre mengarah pada Vika
"Aku kenapa?"
"Selain cantik kamu itu sangat lucu" rayu Andre
"Ehem, ehem,!!" Rara berdehem "udah aku peringatkan lho, nggak boleh menggoda Vika. Dia itu milik aku" Rara memeluknya
"Kan? Apa aku bilang, dia memang agak error" Vika tersenyum sambil mengelus-elus kepala Rara. Dan ini membuat Andre semakin suka dengan karakternya
Berhubung sudah waktunya masuk kelas, maka tidak ada waktu lagi untuk mereka terus mengobrol. Kedua gadis itu segera masuk kelas sedangkan Andre kembali ke kediaman Mahesa lagi
***
Saat jam menunjukkan waktunya makan siang, Vika lebih dulu pergi ke kantin karena nafsu makannya yang terus meningkat membuat dia tidak bisa menahan sedikitpun rasa lapar, padahal selama ini bisa dibilang dia jarang sekali yang namanya jajan. Vika membeli beberapa cemilan juga makan berat yaitu nasi goreng seafood. Pada saat dia tengah menikmati makanannya Nathan datang menghampiri
"Hai"
"Hai, eh pak dosen. Silahkan duduk"
"Terimakasih" Nathan kemudian duduk dihadapan Vika
"Udah makan siang belum?" Tanyanya
"Iya, nanti saya pesan,. Emm sebenarnya ada sesuatu yang ingin saya tanyakan sama kamu, tapi selesaikan dulu aja makannya"
"Tanya aja, gak apa-apa kok, soalnya bapak kan tau aku gak punya banyak waktu"
"Oke. Tadi siapa yang mengantar kalian?"
"Oh itu sepupunya Rara,"
"Dia tampan ya" nada suara Nathan agak sedikit kecewa
"Masa sih?. biasa aja ah" seperti biasa dia selalu acuh
Ekspresi wajah Vika terlihat biasa saja, itu menandakan kalau dia tidak suka sama pria tadi, dan kalau aku liat dari gelagatnya, gadis ini sama sekali gak ada caper atau genit
"Kelihatannya kalian akrab banget ya sama dia,"
"Nggak kok, ya mungkin karena dia asik aja diajak ngobrolnya dan baik juga" Vika masih biasa saja menanggapinya karena dia sedang fokus menikmati makanan yang ada di hadapannya
"Hmm... Oh ya, gimana sama jawaban yang kita dinner waktu itu" Nathan mengingatkan kembali tentang perasaannya yang sempat ia lontarkan beberapa waktu lalu
EEh iya aku lupa, ya ampun itu kan udah lama dan sampai saat ini aku sama sekali belum ngasih jawaban ke dia, ini dosen sabar banget sih
"Oh yang itu, maaf Pak aku sampai lupa, hahaha"
"It's okay, and so?"
"Aku terima bapak kok" tanpa ragu dia mengatakannya, karena memang tidak ada perasaan apa-apa jadi dirinya sama sekali tidak gugup
"Serius!?" Nathan setengah terkejut dengan pernyataan Vika yang begitu saja "jadi kita sekarang resmi pacaran?" Masih belum percaya dengan semua ini, karena gadis itu mengatakannya dengan tanpa ekspresi sedikitpun
"Tapi ada syaratnya"
"Apapun itu akan aku lakukan" tegas Nathan
"Aku nggak mau ada kontak fisik sama sekali selain pegangan tangan"
"Setuju"
Aku memang tidak salah memilih dia, walaupun terlihat seperti orang yang tidak peduli dengan tubuhnya, tapi ternyata dia sangat istimewa
"Berhubung hari ini kita resmi pacaran, bagaimana kalau merayakan nya sedikit dengan dinner" tambahnya
"Emm. Boleh aja sih tapi nggak malam ini ya?"
"Kenapa?"
"Aku masih harus mendekor untuk acara lamaran kakaknya Rara, karena udah nggak ada waktu lagi"
"Emangnya kapan acaranya?"
"Besok malam"
"Kamu akan ada di sana juga?"
"Sebenarnya aku males sih pesta-pesta kayak gitu, tapi mau gimana lagi, nggak enak sama Rara"
"Gimana kalau kamu hadir sebentar terus kita lanjut pergi, Rara juga tidak mungkin sadar kamu nggak ada, karena dia pasti akan sangat sibuk"
"Bener juga sih, emm.! okelah aku ikut aja"
"Yes" ucapnya pelan
***