seorang gadis cantik bernama Jenna putri Maxim. ia handal dalam segala bidang baik dalam bidang hacker, beladiri, dan menembak serta pintar dalam akedemik apapun, namun semenjak snang ibu menghilang karena sebuah tragedi yang di lakukan oleh adik dari ayahnya membuat Sang gadis nekad membentuk sebuah kelompok mafia untuk mencari keberadaan Sang ibu.
apakah ia mampu bertemu kembali dengan Sang ibu kembali? apakah ia mampu ceria kembali setelah kembali Sang ibu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Septi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menggantikan posisi Jenna
Sepasang dua insan itu sama - sama merasa gerogi pada saat Milla hendak menoleh kesamping ternyata Bryan sudah berdiri di samping nya sambil membungkuk kan badannya kearah Milla. Karena Milla sedikit reflek menoleh kesamping hampir saja bibir mereka saling bersentuhan. Tatapan mereka sama - sama terpaku dengan perasaan malu padahal mereka berdua sama-sama memiliki perasaan yang sama tapi karena memiliki ego yang tinggi maja mereka saling memilih menyembunyikan rasa mereka masing-masing.
Karena sahabat Bryan yang memiliki sifat jail membuat mereka saling salah tingkah
" Cuit.. Cuit... " Ledek Rafa sengaja meledek Bryan dan Milla.
" Eh.. Bryan. " Ucap Milla sedikit terlihat salah tingkah.
" Hm" Dehem Bryan meski tak kalah sama dengan Milla sama - salam salah tingkah. Namun dengan wajah dingin super datar maka Milla tak paham dengan sikap Bryan itu.
" Ada apa Bryan? " Tanya Milla walaupun masih malu.
" Jenna mana? " Tanya Bryan balik bertanya pada Milla.
" Ng- nggak tahu gue. Soalnya nggak ada kabar juga. " Ucap Milla seraya menetralkan hatinya yang masih gugup berada di depan Bryan.
" Oo.. Yasudah sorry gue kesana dulu. " Ucapnya sambil melangkah ke tempat duduk nya kembali.
" I-iya " Langsung di angguki kepala oleh Milla.
Sampai nya di tempat duduk para sahabat tak gentar dan malah semangat menggoda Bryan yang salah tingkah rapi ia memiliki sifat datar bisa membuat sahabatnya tak melihat apa yang sedang ia rasakan.
" Bro..! Cepat klam bro.. Nanti di sambar orang baru tahu rasa Lo. " Goda Willy pada Bryan.
" Iya.. Atau lo mau nggak gue yang duluan ambil dia? " Ejek Rafa dengan bualan buayanya.
" Sialan Lo! " Maki Bryan sambil melempar kertas ke arah Rafa.
" Lah.. Marah! Ha.. Ha.. " Ejek Putra ikutan mengejek dan mengompori Bryan.
Ketika masih asik bercandain Bryan tatapan mereka tertuju ke arah Milla yang sedang asik menelpon entah siapa tetapi mereka berempat masih bisa mendengar apa yang sedang di bicarakan dengan penelpon.
' gimana harus kah sekarang? " Tanya Milla dengan Penelpon.
'_______________"
" Gimana ini gue masih sekolah"
' ______________'
" Oke.. Gue kesana sekarang. " Setelah itu ia langsung beranjak dari tempat dudukduduk setelah itu ia langsung keluar kelas sambil membawa tas ransel sekolahnya.
Karena penasaran mereka diam - diam mengikuti Jenna entah mau pergi kemana. Tak sedikit pun Milla merasa curiga kalau dirinya sedang di ikuti dan hanya fokus dengan jalanan. Tak butuh waktu lama ia berhenti di depan Sebuah perusahaan Raksasa Global bahkan kedatangannya langsung di sambut hormat oleh para penjaga perusahaan besar itu.
Tindakan Milla tadi langsung di perhatikan oleh ke empat anak geng dragon yang sejak tadi mengikuti Kemana Milla akan pergi.
" Kok.. Bisa? " Willy agak terkejut dengan Milla dengan entengnya bisa masuk ke dalam perusahan itu tanpa di halang sedikit pun oleh para penjaga. Bahkan setahunya tidak bisa sembarang orang bisa masuk ke dalam sana apalagi itu hanya seorang bocah yang berseragam SMA.
Mereka berempat saling melirik satu sama lain seperti pikiran mereka sama - sama dengan satu tujuan tapi entah begitu susah merangkai dengan kata-kata.
" Selain dia Mafia Naga Hitam terus apa kaitannya ia bisa masuk dengan mudah ke perusahaan itu ya. " Tebak Putra berfikir tapi entah dengan siapa ia sedang bertanya.
Tak lama tatapan mereka tertuju pada satu Mobil mewah berhenti di depan perusahaan. Mereka melihat sosok wanita cantik yang sejak tadi mereka tanyakan sama Milla, Ya dia Jenna. Mereka melihat Jenna melangkah masuk ke dalam berserta Daddy Jenna yang berjalan di sampingnya. Milla yang tadi nya telah masuk duluan kembali keluar untuk menyambut kedatangan Jenna dan Daddynya. Setelah itu mereka masuk ke dalam gedung dengan beberapa pengawal yang berbadan tinggi dan besar mengawal mereka untuk masuk ke dalam.
Putra yang merasa sangat penasaran ia melangkah mendekati satu pengawal untuk mencari informasi apa tujuan Jenna dan Milla masuk ke dalam.
" Permisi pak. " Sapa Putra pada satu pengawal yang sedang berjaga di depan.
" Iya dek apa ya? " Tanya Pengawal sedikit heran dengan pria yang berseragam SMA sama dengan Seragam Nona mereka tadi.
" Maaf tadi kami tidak sengaja melihat teman sekolah kami bisa masuk ke dalam. Kalau boleh tahu mereka ada urusan apa masuk kedalam. " Tanya Putra matanya masih melirik ke dalam gedung perusahaan.
Mendengar pertanyaan Putra, pengawal tadi sedikit curiga dengan Putra. Mereka takut jika orang ini jadi mata - mata dan membahayakan untuk Nona mereka. Tanpa pikir panjang pengawal itu langsung menodong Putra dengan satu senjata tepat ke arah kepala Putra untuk dia berkata jujur. Membuat nyali Putra seketika menciut di depan pengawal itu. Bahkan sahabat Putra yang lain melihat Putra dalam bahaya dengan cepat mereka menghampiri Putra.
" Cepat katakan siapa anda? Apa anda mau menjadi mata - mata untuk Queen kami? " Tanya pengawal itu yang terlihat garang.
" Maaf.. Maaf Pak.. Sa- saya bukan mata - mata kok pak. Kami ini teman Milla sama Jenna pak. " Ucapnya mengakui kebenaran pada pengawal itu.
Rafa melihat sinyal bahaya segera ia mendapat ide cemerlang. Ia segera membuka ponselnya dan menunjukkan foto berdua nya kemarena dengan Jenna dan Milla agar pengawal itu bisa yakin dengan mereka.
" I-ini pak coba lihat dulu kalau kami bukan mata - mata sesuai dengan apa yang bapak tuduhkan. " Ucap Rafa sedikit gugup untuk menunjukkan bukti di depan pengawal.
Setelah melihat bukti itu barulah Pengawal itu menarik senjatanya dan menyimpan di balik bajunya.
" Mau apa kalian menanyakan queen dan Nona kami ha. " Tanya Pengawal dengan suara datar.
" Kami hanya ingin tahu ada perlu apa mereka masuk kedalam pak. " Tanya Rafa
" Saya tidak tahu itu urusan Nona beserta Queen kami. Dia pemimpin perusahaan ini juga. Jika kalian mau bertemu di sekolah Nona saja karena saat ini Nona dan Queen kami tidak bisa di ganggu Silakan pergi. " Usirnya dengan tegas.
Anak-anak dragon sangat terkejut dengan fakta yang baru saja mereka dengar. Kalau pemilik perusahaan milik Jenna yang masih berusia 18 tahun. Sungguh mereka takjub dengan kehebatan Jenna, bahkan perusahaan kedua orang tua mereka saja jauh kalah jauh dari perusahaan Jenna saat ini.
" Ya sudah pak, kalau begitu terimakasih ya infonya, kami pamit dulu. " Pamit ke empat pria itu pada Pengawal itu.
Mereka berjalan menuju Motor mereka masing-masing dengan membawa rasa terkejutan mereka dengan fakta terbaru yang baru saja mereka ketahui.
***
Di ruangan Meeting sesuai permintaan Jenna, seluruh direksi telah berkumpul di ruangan itu tak lupa Maxim, Milla dan Jack sebagai tangan kanan Jenna di perusahaan itu.
" Selamat siang semuanya" Sapa Jenna untuk menyapa seluruh anggota Direksi penting di perusahaannya.
" Selamat siang juga Buk. " Sahut mereka secara bersamaan.
" Baik sesuai dengan apa yang saya minta untuk meeting kali ini, sebelum di mulai izin kan saya memperkenalkan ini Ayah kandung saya Bapak Maximilian. Satu yang harus kalian ketahui, mulai saat ini saya sudah memutuskan jika beliau akan ikut andil dalam perusahaan ini juga, jika nanti saya memiliki kendala maka beliau lah yang akan menggantikan posisi saya disini. " Jelas Jenna dengan tutur tegas dan akurat.
Sejenak terdengar lah suara saling berbisik antara Direksi tersebut mengenai posisi Maxim yang akan menggantikannya. Jenna sengaja memberi waktu sedikit untuk para Direksi untuk berdebat sesama mereka terlebih dahulu.
" Sepanjang penjelasan saya tadi, apakah ada di antara kalian merasa keberatan dengan penjelasan saya tadi? " Tanya Jenna menatap intens para Direksi.
Salah satu di antara Direksi akhirnya mulai mengangkat tangan dan berkata
"Izin bertanya Buk. " Ucapnya sedikit angkuh di antara mereka.
" Ya silakan" Ucap Jenna memberi izin pada salah satu di reksi.
" Izin bertanya buk, kenapa ibu tidak memilih Tuan Jack untuk menjadi pengganti ibu di disini karena saya rasa beliau lebih pantas untuk menggantikan posisi ibu dari pada Tuan Maximilian yang baru saja bergabung dengan kita. " Ucapnya terlihat kurang senang jika Maxim menggantikan posisi CEO di perusahaan Raksasa.
Karena mendapatkan pertanyaan kurang menyenangkan bagi Jenna, akhirnya Jenna meminta Jack langsung yang menjawab pertanyaan mereka. Agar mereka lebih yakin jika orang yang ditujukan menjawab secara langsung.
Ga mnta duit,mlah msti bkin kk'ny mau tunangn....kira2 bkln mau ga y???