Disarankan untuk membaca novel sebelumnya yang berjudul Menikahi jd yg ke dua, agar memahami isi cerita.
Luna yang sedang bersembunyi di sebuah mobil mahal Lamborghini Gallardo, menjadi awal pertemuan dirinya dengan seorang pria yang bernama Dafa junior Arbeto
Dafa Junior Arbeto seorang pengusaha muda yang sangat tampan dan gagah mempunyai seorang kekasih artis cantik terkenal yang bernama Bella. Karena satu kejadian membuat Dafa menikahi Luna gadis yang jarak usianya 10 tahun dari nya.
Bagaimana Kehidupan Luna Dafa dan juga Bella yuk intip Novel mommy yang merupakan kelanjutan dari Novel menikahi jd yg ke 2.
Ig : mom_tree_17
Tik Tok: Mommytree17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 6
Dafa yang sudah berada di dalam mobilnya, mengingat kembali pertemuannya dengan gadis yang bernama Luna di tempat sekolahnya.
"Tomorrow the game will start." Seringai licik tersungging dibibirnya.
Dafa memang sengaja membuat Luna bekerja menjadi pelayannya, hanya semata-mata ingin membalas rasa kekesalannya. Karena baru kali ini, dirinya merasa tidak dihargai oleh seseorang. Terlebih lagi gadis ingusan itu menendang mobil kesayangannya tanpa meminta maaf sedikit pun.
...🍀🍀🍀...
Keesokan harinya.
Sesuai dengan perjanjian kemarin yang dibuat oleh Luna dan Dafa. Saat ini Luna sudah berdiri di depan sebuah Apartemen yang bernama Langham Residence. Luna menatap apartemen yang menjulang tinggi itu dengan mata yang sangat takjub. Dengan segera Luna memasuki apartemen tersebut, masuk ke dalam lift dan menekan nomer lantai apartemen yang sudah diberitahu oleh Dafa saat kemarin datang keselamatannya.
Setelah sampai di lantai yang dituju, dengan ragu-ragu Luna keluar dari pintu Lift. Ia berdiri di sebuah ruangan dengan pintu yang tertutup. Luna bingung harus berbuat apa, Karena ini pertama kalinya bagi Luna masuk ke dalam apartemen.
"Lebih baik aku ketuk saja pintunya." Saat Luna hendak mengetuk pintu, tiba-tiba saja pintu itu terbuka dari dalam. Menampakkan seorang pria yang sangat dikenalnya.
"Masuklah!" Dafa berkata dengan ekspresi datarnya.
"Wow, rumah yang sangat bagus dan mewah." seru Luna, saat ia sudah memasuki ruangan apartemen.
"Ini Apartemen, bukan rumah!" Dafa duduk di atas sofa dengan menyilangkan satu kakinya, menatap tajam ke arah gadis yang berambut kepang.
"Menurutku sama saja." Ucap Luna dengan acuh, lalu hendak duduk di sofa yang ada di depannya.
"Siapa yang menyuruhmu untuk duduk!" Sentak Dafa.
"Ya ampun, duduk saja tidak boleh! Aku ini sangat lelah, berjalan dari luar hingga ke tempat ini." Keluh Luna, yang tidak jadi duduk karena di larang oleh sang pemilik apartemen.
"Aku membayarmu bukan untuk duduk dan bersantai di sini!" ucap Dafa dengan suara beratnya. "Dan siapa namamu?" tanya Dafa.
"Bukannya kemarin om sudah tahu." Luna menjawab, dengan wajah yang kesal karena tidak diperbolehkan untuk duduk.
" Aku lupa, lagi pula aku tidak pernah mengingat sesuatu yang tidak penting." Dafa berkata dengan sikap sombongnya.
"Ish, om itu benar-benar sombong." Gumam Luna dalam hati, menatap sinis ke arah Dafa.
"Katakan siapa namamu?" tanya Dafa dengan suara beratnya.
"Aku Luna, om." Jawab Luna, dengan suara yang tidak bersemangat.
"Oke Luna, saya akan menerangkan satu hal yang penting padamu." Dafa berdiri lalu berjalan mendekati Luna.
"Tapi sebelumnya, jangan pernah panggil aku Om! Panggil saya tuan karena aku adalah majikanmu." Perintah Dafa, terus berjalan mendekati gadis yang bernama Luna. Membuat Luna mundur beberapa langkah.
"Baik om, eh tuan maksudku." Luna menundukkan kepalanya, karena ia merasa tidak mampu untuk memandang wajah tampan tuannya dari dekat.
"Bagus! Dan hal penting di dalam peraturan kerja di apartemeku, adalah aku selalu benar dan kau tidak boleh membantah setiap yang aku katakan. Kau mengerti?" Dafa menatap wajah Luna yang terlihat ketakutan, karena jarak diantara dirinya hanya satu langkah.
"Aku tidak mengerti." Jawab Luna, dengan wajah polosnya. Membuat Dafa menghela nafasnya dengan berat.
"Intinya, setiap yang aku katakan adalah benar dan tidak pernah salah dan tidak boleh ada bantahan, kau mengerti?" Suara Dafa, mulai meninggi.
"Oh ... aku mengerti, om eh tuan." Jawab Luna, yang kini menatap pada tuan Dafa.
"Baiklah dan ingat! Jangan panggil aku----"
"Jangan panggil om, dan panggil anda tuan." Sahut Luna, membuat Dafa tersenyum senang.
Setelah menerangkan semuanya pada Luna, tentang hal yang harus dilakukannya dan yang tidak boleh dilakukannya. Dafa pun menyuruh Luna untuk pulang dan memulai semua pekerjaannya mulai besok.
"Sialan.. ! Aku disuruh datang kemari jauh-jauh hanya untuk mendengarkan dia berbicara. Dan setelah selesai dia menyuruhku pergi tanpa diberi minum sedikit pun." Gerutu Luna, yang saat ini sudah berada di dalam lift.
"Dasar Mr Arrogant " Teriak Luna sambil menendang pintu lift. "Tapi setidaknya dari yang aku lihat, di dalam apartemennya begitu rapih dan bersih. Jadi pekerjaanku besok pasti tidak akan berat." Luna tersenyum, dengan penuh semangat.