Anna seorang gadis desa yang memiliki paras cantik. Demi membayar hutang orang tuanya Anna pergi bekerja menjadi asisten rumah tangga di satu keluarga besar.
Namun ia merasa uang yang ia kumpulkan masih belum cukup, akan tetapi waktu yang sudah ditentukan sudah jatuh tempo hingga ia menyerah dan memutuskan untuk menerima pinangan dari sang rentenir.
Dikarenakan ulah juragan rentenir itu, ia sendiri pun gagal untuk menikahi Anna.
"Aku terima nikah dan kawinnya...." terucap janji suci dari Damar yang akhirnya menikahi Anna.
Damar dan Anna pada hari itu di sah kan sebagai suami dan istri, Namun pada suatu hari hal yang tidak di inginkan pun terjadi.
Apa yang terjadi kelanjutan nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MomoCancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
"Oh begitu, mbok. Kasian Anna, ternyata hidupnya sangat malang, tapi apa iya Damar suka sama Anna, mbok?" Lirih pak Suryo iba mendengar nasib Anna, yang teramat tragis. Bukan hanya ditinggal kan oleh kedua orang tuanya, namun ia juga harus menikah dengan orang yang bahkan seumuran dengan bapaknya sendiri.
Si mbok mengangguk pelan. Wajah keriput nya masih terlihat jelas, ia sedih dengan keadaan teman sepekerjaannya.
"Lalu jika Damar suka sama Anna, bagaimana nasib Bella, mbok. Apa yang harus saya katakan sama mbak Sitha dan mas Prastikno. Dia sudah sangat baik sama keluarga saya, apa saya mampu menyakiti mereka dengan menarik kembali perjodohan, antara Damar dan Bella?"
Mbok Yun, tidak mampu berkata apapun. Dilema tengah melanda hati pak Suryo, ia menyayangkan sikap Damar yang sudah mengecewakan nya, namun Anna juga tidak salah karena berhasil mencuri hati Damar.
Suryo menghela nafas kasar. Ia berjalan dengan perlahan tanpa kursi rodanya, dadanya mulai terasa sesak. Apalagi tentang Damar, dialah putra satu-satunya bersama Anita, kebanggaan keluarga nya. Ia sangat berharap banyak pada Damar namun, anak itu sudah memilih jalannya untuk mencintai Anna.
"Bagiamana aku menghadapi mereka, aku tidak bisa jika harus mengembalikan modal utama yang mas Prastikno berikan, bisa-bisa aku bangkrut." Memegangi sebelah dadanya yang mulai terasa sakit dan sesak.
****
"Nduk, kamu lagi apa?"bude Sri bertanya, sedari tadi Anna sibuk sendiri didapur, bertungkukan kayu.
"Eh, bude. Anna lagi buat bubur, buat mas Damar."jawab Anna menunjukkan semangkuk bubur buatannya.
Bude Sri, tersenyum tipis ia tengah menggoda keponakan nya itu dengan kode matanya, yang menatap jauh Damar di ruang tengah, beralas tanah.
"Jangan salah paham, Anna buat ini hanya ..."terhenti.
"Asalamualaikum!" Salam seseorang membuat seisi rumah terperanjat mendengar nya.
"Walaikumsalam, " jawab bude Sri, segera menghampiri sumber suara.
Alangkah terkejutnya Anna, juragan Anton sudah berdiri tepat didepan pintu masuk, menunggu nya. Damar pun ikut ke sumber suara, dengan tertatih-tatih ia berusaha berjalan dengan menggunakan jangka, karena kakinya masih terasa ngilu dan sakit.
"Siapa bude, ann..."
"Oh! Ini pemuda yang membuat kamu menolakku, Anna. Dia terlihat biasa saja! Apa hebatnya dia, aku bisa memberikan kamu segalanya, uang, emas, berlian, bahkan rumah!" Ucap juragan Anton membuat para tetangga bisa mendengar nya.
"Ternyata kamu, yang bersikeras mau menikahi Anna,"tatap Damar nyalang.
"Anak muda, sebaiknya kamu tidak perlu ikut campur. Lihat kondisi kamu saja, begini. Jangan so, menjadi pahlawan kesiangan!"
"Anda yang tidak tahu malu, Sudah tua bukan nya tobat, malah mau tambah istri sama gadis yang seumuran dengan anak anda, istigfar pak. Anda tuh sudah bau tanah!" Ejek Damar.
Anna mencubit pelan Damar, memperingati pria itu untuk tidak bicara sembarangan. Karena dugaan nya yang terjadi pada Damar hari ini akibat orang-orang Anton. Mereka bisa saja berbuat apapun, apalagi yang sudah berani mengacau.
"Anna.. kamu kelilipan atau katarak, kamu mau nikah sama orang tua seperti dia, nanti saat kamu berdampingan sama dia pasti orang ngira, kalian ini bapak sama anak. Hahaha..." Tawanya terbahak-bahak.
Anna semakin khawatir ocehan Damar berlebihan, Anton pasti akan membuat perhitungan lagi kepada Damar jika dia terus mengoceh.
"Mas, cukup. Nanti dia marah." Bisik Anna.
"Tenang, kamu gak perlu takut sama orang kayak dia. Aku kan ada disini." Ucap Damar.
"Dengar anak muda! Kalau aku mau sudah dari kemarin, aku buat acara tahlilan mu hari ini!"
"Oh jadi anda, yang sudah buat saya begini. Anda tidak bisa menyingkirkan saya, lalu anda meminta bantuan sama orang lain. Beraninya keroyokan, kalau berani one vs one dong.."tantang Damar.
Bude Sri dan Anna semakin dibuat khawatir, adu mulut Antara Damar dan Anton tidak ada habisnya. Bak pertandingan yang memperlombakan satu piala.
Anton tidak suka dengan pria itu, bahkan Anna terus berdiri dibelakang Damar, tanpa meliriknya sama sekali. Anton pun beranjak dari sana dengan mewanti-wanti tindakan Damar, yang mungkin akan dia lakukan sesuatu.
"Ingat, Anna akan tetap ku jadikan istri. Meskipun aku harus membunuh kamu. Anak muda kurang ajar!"
Anna mencengkram kuat baju Damar, ia takut jika sesuatu yang buruk akan terjadi kepadanya. Bahkan bude Sri, khawatir sikap Damar yang terlalu berani melawan juragan Anton.
Anton tidak tinggal diam, ia meminta anak buahnya untuk melakukan sesuatu pada keluarga itu. Empat orang ia kerahkan, Mereka saling berbisik dan mengangguk. Mereka pun pergi dari sana. Anton menyeringai licik, tidak sama sekali menunjukkan jika dia orang baik.
****
Hari demi hari telah dihabiskan Damar, di gubuk sederhana Anna dan keluarga nya. Meskipun beralas tanah, dan berlangitkan plafon yang telah usang, tidak sedikitpun membuat nya ingin pergi.
Damar merasakan kenyamanan dan ketenangan yang sudah lama tidak ia rasakan, selama bertahun-tahun.
Kesejukan hati juga ketentraman jiwa, terlebih kini dia bersama dengan orang yang ia cinta. Sesekali ia mencuri pandang pada Anna, yang tengah sibuk berjemur pakaian. Sudah 4 hari lamanya Damar tinggal disana, Anna mengurus setiap keperluan nya selama dia sakit sampai mengurus nya hingga sembuh.
"Makasih ya, Sudah merawat ku?" Ucap Damar seraya menatap Anna yang masih berjemur pakaian.
Anna tersenyum.
"Anna, perasaanku sedikit tidak enak. Apa aku terlalu takut melihat kamu menikah sama orang lain?" Damar larut dalam pikirannyas sendiri.
"Kamu lagi mikirin apa, mas? Jangan melamun ah, nanti kesambet." Kata Anna sembari bercanda.
"Aku takut kamu, kenapa-napa."lirih Damar cemas.
"Jangan berpikiran buruk, mas." Sahut Anna.
"Mungkin ini cuma perasaan ku aja kali ya, Anna.. sampai kapan kamu mau disini? Kau gak ada niat pulang gituh?"
Anna menatap Damar dengan senyuman.
"Pulang kemana, mas? Ini rumah aku, peninggalan satu-satunya dari orang tua aku."
"Kalau kamu terus disini, Anton akan mudah nyakitin kamu, na."
"Selagi kamu ada disamping aku, aku yakin dia gak akan berani macem-macem sama aku."bersandar dibahu Damar.
Setelah Damar tinggal beberapa hari didesa Asri Kenangan, kedekatan Anna dan Damar semakin tidak disukai oleh Anton. Banyak simpang siur yang di sebarkan Anton untuk merusak hubungan Damar dan Anna.
Anton memfitnah mereka tengah bergumul haram. Sehingga banyak para warga terhasut, oleh hasutan Anton dan orang-orang nya.
Banyak warga berbondong-bondong, datang kerumah Anna siang ini mereka meminta Damar pergi dari kampung Asri Kenangan, untuk menjauhkan mereka dari kesialan yang mereka perbuat.
Sementara Anna, terus dikatakan wanita tidak baik selepas kepergian ibu dan bapaknya, banyak orang mencecar dirinya sampai-sampai meminta mereka untuk menikah.
"Bu, saya dan mas Damar tidak sedikitpun melakukan sesuatu yang buruk, dugaan kalian sudah salah."
"Alah ... Kamu bohong. Keluguan kamu itu cuma topeng kan, selama ini kamu hanya bersandiwara agar terlihat seperti wanita baik-baik, padahal kamu sering bergumul dengan banyak laki-laki." Tuduh seseorang, memfitnah Anna begitu kejam.
"Astaghfirullah, saya tidak pernah melakukan hal serendah itu."bantah Anna.
"Dengar bapak, ibu sekalian. Anna sudah membantu saya, dan merawat saya ketika sakit tidak lebih."
"Bohong....
"Bohong....
"Bohong... Usir mereka....
"Usir.....
"Sial kampung kita, pergi sana....
Sorak orang-orang yang kini berkerumun di sekitar rumah mereka.
"Tunggu, jangan main hakim sendiri. Anna tidak sendirian dirumah, bude juga ada mereka gak hanya berdua tapi bertiga sama bude. Lagian kalian tahu gosip dari mana mereka, melakukan sesuatu yang dilarang agama?"
"Bude gak usah belain mereka!"
"Bude gak belain mereka ibu-ibu, bapak-bapak memang kenyataannya mereka gak pernah melakukan apapun, bude sendiri jadi saksi nya, bude yang awasi mereka 24 jam."
Hening sesaat. Anak buah Anton datang dan terus mengompori para warga untuk mengusir mereka.
Damar geram ia pun menarik orang itu, dan memukuli nya tanpa ampun. "Siapa yang nyuruh kamu?"
"Gak ada yang nyuruh saya, kalian mengaku saja warga sudah marah sama kalian."
"Septo!"
"Bude kenal?"tanya Damar.
Bude Sri mengangguk.
"Mas, dia anak buah juragan Anton."ucap Anna.
"Oh, jadi Anton yang suruh kamu. Bilang sama dia saya gak takut sama dia, kalau pun warga bersikeras saya tidak akan lari dari sini, bilang juga sama si pak tua itu, saya akan senang hati menikahi Anna sekarang juga."sontak Damar melempar orang itu, ketengah kerumunan warga.