NovelToon NovelToon
Kultivasi Raja Bayangan

Kultivasi Raja Bayangan

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Kultivasi Modern
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.7
Nama Author: secrednaomi

Liu Yuwen adalah seorang kultivator jenius yang pernah lahir di dunia, ia mencapai puncak beladiri sampai dijuluki sebagai kultivator tiada tanding karena hampir tidak ada yang bisa mengalahkannya.

Di puncak kekuatannya, Liu Yuwen tidak menyangka ia justru akan tewas oleh sebuah racun yang diberikan adiknya.

Racun itu membuat Liu Yuwen terbunuh, dalam kematianmya rasa marah dan dendam menguasai hatinya karena pengkhianat sang adik, Liu Yuwen berjanji akan membalas kejahatan adiknya jika diberi kesempatan.

Nyatanya kesempatan itu terwujud saat Liu Yuwen terbangun di tubuh seorang anak kecil berusia sepuluh tahun.

Liu Yuwen yang mengerti dirinya hidup kembali tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berencana membalaskan dendamnya pada sang adik, meski kekuatan kembali kesemula namun selama dirinya terus berlatih, Liu Yuwen yakin bisa mencapai puncak kekuatannya seperti di kehidupan sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 12 — Kota Yama

Dalam perjalanan menuju ke kota, Lin Rou dan Liu Yuwen beberapa kali harus istirahat terutama ketika malam hari

Sesudah keluar dari Hutan Kegelapan, keduanya melewati jalan besar yang biasanya digunakan kereta pedagang. Menurut Lin Rou, jalan ini merupakan jalur tercepat agar mereka sampai di kota.

Untungnya dalam perjalanan itu, tidak ada gangguan seperti perampok atau penjahat lainnya yang menghadang perjalanan mereka.

Lima hari berlalu berikutnya akhirnya keduanya sampai di tujuan, Liu Yuwen bisa melihat sebuah kota dari kejauhan dengan dinding tinggi yang mengelilingi kota tersebut sebagai pertahanan.

"Itu adalah Kota Yama yang aku maksud, Saudara Liu..." Tunjuk Lin Rou dengan penuh semangat, seolah kota itu merupakan miliknya.

Liu Yuwen mengangguk pelan, sebelumnya Lin Rou sudah menjelaskan tentang kota tujuan mereka.

Kota Yama sebenarnya merupakan kota sedang yang berada disekitaran hutan, luas ukuran kota tersebut cukup lumayan dengan kemanan tingkat tinggi didalamnya.

Kota Yama dipimpin oleh salah seorang bangsawan yang terhubung langsung dengan pemerintahan kekaisaran.

Menurut Lin Rou, kota ini dijuluki sebagai kota persinggahan karena biasanya pedagang atau seseorang yang melakukan perjalanan jauh akan bersinggah kesini untuk mengisi persediaan makanan atau menginap.

Ketika keduanya sudah dekat, Liu Yuwen melihat ada petugas yang berjaga di gerbang kota.

"Mereka adalah petugas yang berada di bawah naungan keluarga bangsawan, untuk masuk ke kota mereka akan memeriksa barang bawaan kita terlebih dahulu..." Jelas Lin Rou.

"Mereka dipekerjakan oleh para bangsawan?" Liu Yuwen menaikan alisnya heran.

"Iya, para bangsawan memiliki cukup uang untuk mempekerjakan kultivator."

Liu Yuwen mengelus dagunya, di dunia pada kehidupan pertamanya tampak situasinya berbeda dengan dunia ini.

Di dunianya dulu, meski ada bangsawan mereka tetap tidak ada artinya dihadapan sang kultivator. Hanya kaum bangsawan yang terlibat dunia beladiri yang biasanya akan disegani oleh semua orang.

Bangsawan memang terpandang tapi hanya untuk rakyat biasa saja, dipandangan Kultivator mereka tidak lebih sebagai manusia yang pintar berpolitik dan memimpin orang-orang.

Di dunia yang sekarang sepertinya aturan yang sama tidak berlaku, terbukti dari kaum bangsawan yang bisa menyewa seorang kultivator.

Keduanya kemudian mendekati petugas itu lalu diperiksa barang-barang yang dibawa, sesudah memastikan tidak ada benda yang dilarang Liu Yuwen dan Lin Rou diperbolehkan masuk.

Adapun dua penjaga itu mereka berada di kekuatan ranah Alam Spirit Tahap 6 dan 7, Liu Yuwen memiliki sedikit gambaran untuk dunianya saat ini.

"Sudah cukup lama, ya..." Liu Yuwen tersenyum tipis ketika keduanya baru memasuki Kota Yama.

Pemandangan lalu lalang dan kesibukan kota adalah hal pertama yang menyambut keduanya.

"Apa anda mengatakan sesuatu, Saudara Liu?" Lin Rou bertanya.

"Tidak ada, aku hanya sedikit bernostalgia karena sudah lama tidak melihat keramaian seperti ini lagi."

Liu Yuwen biasa menghabiskan waktunya untuk berpergian hingga terkadang mengunjungi sebuah kota ke kota lainnya. Selama dua tahun terus di hutan, keadaan ini jadi membuatnya teringat dengan kehidupan pertamanya dulu.

***

"Saudara Liu, Serikat Petualang tidak ke arah sana?" Lin Rou menggaruk kepalanya bingung saat Liu Yuwen tiba-tiba memisahkan diri darinya.

"Aku tahu, Nona Lin, aku hanya ingin membeli baju dulu." Liu Yuwen menoleh sambil tersenyum dengan hangat.

Dalam perjalanan menelusuri kota, mata Liu Yuwen bertemu dengan sebuah toko pakaian. Liu Yuwen yang sangat membutuhkannya segera pergi kesana untuk membeli jubah baru.

Selama dua tahun terakhir ini, Liu Yuwen hanya memiliki satu pakaian saja. Dia harus mencuci di danau dan menunggu hingga kering sebelum digunakan kembali.

Dengan koin emas yang ia dapatkan dari para perampok sebelumnya, pemuda itu langsung membeli beberapa helai pakaian dan langsung memakainya di tempat itu juga.

"Ah, ini lebih baik..." Liu Yuwen tersenyum lebar dengan jubah barunya yang terasa nyaman.

Lin Rou menunggu diambang pintu toko, ia sempat keheranan melihat pemuda itu yang begitu bahagia hanya karena memakai pakaian baru.

Liu Yuwen kali ini tampak lebih gagah dengan pakaian mahalnya, saat itulah Lin Rou menyadari bahwa pemuda yang menyelamatkannya itu ternyata memiliki wajah yang cukup rupawan.

Selain pakaian, nyatanya Liu Yuwen tidak berhenti sampai di sana, ia pergi ke toko senjata karena pisau yang digunakannya saat ini sudah tidak layak lagi digunakan.

Sebenarnya Liu Yuwen bisa menggunakan tangan kosong ketika bertarung namun titik kemampuan bertarungnya terletak pada ilmu pedang.

Dunia kultivator sangat kejam, tanpa persiapan seseorang bisa terbunuh kapan saja sebab itulah Liu Yuwen ingin membeli pedang sebagai bentuk kesiapannya.

"Berapa harga pedang termurah dari toko ini?" Tanya Liu Yuwen pada pemilik toko tersebut.

"Anda juga bisa bermain pedang?" Lin Rou disampingnya tampak cukup terkejut.

"Ya, kemampuan pedangku juga tidak terlalu buruk Nona Lin." Liu Yuwen mengangguk pelan.

Lin Rou hanya ber-oh saja, tak lama kemudian pemilik toko datang dan membawakan pedang untuk Liu Yuwen.

"Berapa harga pedang ini..." Liu Yuwen tersenyum tipis saat mengecek kualitas pedang itu yang cukup buruk tapi sepertinya dalam kondisi sekarang ia tidak punya banyak pilihan.

"Harganya terjangkau Tuan Muda, cuma seratus keping emas."

Liu Yuwen terbatuk pelan. "Seratus keping emas? Apa anda yakin ini pedang paling murah?" Liu Yuwen menaikan salah satu alisnya.

"Tuan, jangan salah paham. Meski paling murah tapi kualitas pedangnya cukup bagus, anda bisa menggunakannya setidaknya sampai lima bulan."

Liu Yuwen ingin mengumpat dalam hati, jelas-jelas kualitas pedang ditangannya itu buruk namun baru ia hendak membantah, Lin Rou tiba-tiba membuka suara.

"Saudara Liu, pedang seharga seratus keping emas memang termasuk kategori murah di Kekaisaran Langit Utara. Sangat sedikit pedang yang memiliki harga dibawahnya..." Lin Rou menjelaskan karena sadar begitu minimnya pengetahuan Liu Yuwen tentang dunia luar.

Liu Yuwen mengerutkan keningnya lalu memandang pedang di tangannya lagi. "Di duniaku dulu pedang dengan kualitas diatas ini hanya seharga dua sampai tiga puluh keping emas namun disini tidak hanya lebih mahal, kualitas mereka bahkan lebih buruk."

Liu Yuwen menghela nafas panjang tanpa bisa berbuat banyak, koin emas yang ia ambil dari perampok sebelumnya sebenarnya cukup besar namun jika dibandingkan dengan kebutuhan kultivator, uang itu masih sedikit.

Pada akhirnya Liu Yuwen membatalkan membeli pedang tersebut karena uangnya kurang, apalagi sang pemilik toko sangat sulit ditawar dengan harga tiga puluh koin emas, uang yang dimiliki Liu Yuwen saat ini.

"Ambil saja Saudara Liu, biar aku yang membelikannya untukmu." Lin Rou tersenyum sambil menunjukkan kantong kulit berukuran sedang.

"Tidak perlu repot-repot, Nona Lin, aku juga bisa membelinya hanya saja tidak sekarang..." Liu Yuwen tersenyum tipis, bukan karena ia tidak mau namun pemuda itu sudah mendengar langsung tentang kisah gadis itu dengan neneknya.

Lin Rou nyatanya tidak memberikan waktu untuk Liu Yuwen menolak, ia langsung memberikan kantong kulit pada pemilik toko.

"Tidak apa Saudara Liu, lagi pula anda dulu telah menyelamatkanku dari kejaran para perampok, anggap saja ini balas budiku kepada anda." Lin Rou menyerahkan pedang tadi kepada Liu Yuwen. "Aku akan sangat senang jika anda menerimanya."

Liu Yuwen tersenyum canggung, sepertinya ia tidak bisa menolak, pada akhirnya Liu Yuwen menerima pedang itu dan tidak lupa berterimakasih pada gadis tersebut.

1
خيرل حديۃ وارو
angkut semua aja Yuan er...heheh
Paru Human
awal cerita yg seru
خيرل حديۃ وارو
Luar biasa
Ajna dillah
bantai
Jokosis
kok brenti....
Ajna dillah
bunuh
Dian Mardianto
top
Dian Mardianto
marathon ke100.. mantab Thor.. baru ninggalin jejak..
Dian Mardianto
mantab mantrabbbb..
YIN'S YAN'S
kerennn ☺️👍
Ajna dillah
berkeliyaran di hutan lama tapi gak menemukan suatu tinggalan atao warisan
Ajna dillah
semangat kuatkan tubuh
Ajna dillah
nyimak
Irfandi
r2rgfgeg erb4v!
Jumadi 0707
mantap mantap gitu thor
Andre Oetomo
keren
Note 2
kata2 yg melegenda
Note 2
wong sitok iki kudu ndang di pateni mbahayani sekte liyane
Note 2
apakah sourou adalah putri bulan yg kelak akan kembali ke asalnya alam langit
Note 2
apa ndk ada array/formasi yg bs nahan kekuatan agar tdk keluar/merembes keluar biar tdk d ketahui org lain
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!