Seorang wanita desa bernama Kirana Naraya akan dinikah dengan pria tua kaya yang punya istri 4, untuk membayar hutang orang tua nya. Kirana kabur ke kekota dan bekerja sebagai pelayan pria yang anti dengan wanita. bagaimana Kirana akan menjalani kehidupan nya,
nantikan kisah nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ibu.peri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 3. BMS
"Kau..."Vania ingin berbicara tapi dipotong Mirna.
"Selama ini kau hidup dari mana Kalau bukan dari kami, jangan bawa-bawa Vania" ucap Mirna emosi, ia tidak suka Kirana menjelek-jelekkan anak kesayangan nya.
"Benarkan apa yang aku bilang, Vania Putri kesayangan kalian, Putri yang selalu menghabiskan uang Kalian. aku tahu selama ini, tapi aku diam saja. asal kalian tahu, aku hidup dari uang hasil kerjaku sendiri, aku makan dari hasil kerjaku sendiri, bukan dari uang kalian" ucap teriak Kirana.
Plaakk
Damar menampar Kirana sekali lagi. karena Kirana yang terus melawan nya.
"Hiks hiks hiks, Kenapa Ayah jahat padaku? apa salahku pada kalian?Kenapa kalian selalu menyiksaku ,aku seperti bukan anak kandung kalian" Kirana menangis sambil terduduk di lantai .
"ya ,kau bukan anak kandung kami" ucap Damar langsung.
Duarrrr....
Bagai disambar petir di siang bolong, ucapan Damar membuat Kirana semakin terduduk lemas.
"a..ayah.. I..ibu... benarkah yang kalian ucapkan" Kirana syok Sambil menutup mulut nya.
"ya Kirana, kau itu anak pungut yang diambil oleh suamiku, kau tergeletak di dekat taman, karena kami belum punya anak Jadi kami mengadopsi mu, Menikahlah dengan Tuan Cipto sebagai balas budimu pada kami. Setelah itu kita tidak ada hubungan apa-apa lagi" ucap Mirna panjang lebar.
"huhh,,, dasar anak pungut " ejek vania.
Mereka semua meninggalkan Kirana yang terduduk di lantai, membuat
Kirana semakin menangis sejadi-jadinya.
"kenapa hidupku seperti ini? Apa aku harus mati saja? Aku tidak mau menikah dengan bandot tua itu, apa yang harus aku lakukan?" Kirana berjalan tertatih menuju kamarnya. tubuhnya Begitu lemas, tak sanggup menerima kenyataan hidup .
...----------------...
hari-hari Kirana terus dikurung di dalam kamarnyq, dan hanya dibuka saat diberi makan. serta menu nya pun seadanya. sedangkan mereka terus berfoya-foya dengan uang mahar yang diberikan Cipto untuk Kirana. Vania bahkan terus berbelanja barang-barang mahal. dan Mirna dengan senang hati memberikan nya.
"Vania ,Kapan kamu akan putus dengan vero, kamu itu harus cari pria yang lebih kaya darinya" ucap Mirna kepada anak gadisnya itu. ( ehh,, gak tahu masih gadis atau gak ya )
"Ibu aku itu cinta sama Vero Pokoknya aku nggak mau putus sama Vero. Kalau mau cari pria kaya untuk menjadi simpanannya aku mau, tapi kalau menikah, aku maunya Sama vero" Vania tertawa bahagia membayangkan bisa pelorotin uang pria-pria kaya.
Dring dring..
Ponsel Vania berdering
setelah menjawab dan berbicara sebentar Vania berpamitan pada ibunya .
"Bu, aku pergi dulu ya, bye" Vania melenggang pergi dengan pakaian yang baru ia beli.
pakaian dengan model kurang bahan dan memperlihatkan bentuk tubuhnya.
"Dasar anak itu" Mirna menghela nafas, karena terlalu menyayangi Vania, membuat Mirna selalu memanjakan nya, dan tidak pernah melarangnya saat melakukan apapun.
Vania segera keluar dari rumah nya dan menghampiri mobil yang parkir di depan pagar.
"hai Sayang " Vania mendekati pria yang berdiri menyandar di samping mobil.
"Ayo masuk" Vero membukakan pintu mobil untuk Vania .
"Ayo" Vero pun melajukan kendaraan nya pergi mengarah ke kota.
"Kita mau ke mana Sayang? ucap Vania sambil bergelayut manja dilengan Vero yang sedang menyetir.
"Kita makan malam di tempat biasa" ucap vero sambil fokus menyetir.
" tapi malam ini Kita menginap, mau ya?" bujuk vero pada Vania .
"Baiklah "Vania tersenyum senang.
Biasanya setelah makan malam mereka akan check in di hotel terdekat .
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Tak terasa sudah satu minggu berlalu, Kirana masih dikurung di dalam kamar dan ponselnya pun disita. ia tidak bisa menghubungi Naomi untuk meminta bantuan. Kirana bingung harus bagaimana dan hanya menangis meratapi hidupnya.
pagi hari terlihat orang-orang sibuk mendekorasi rumah mewah yang ada di desa itu. Tuan Cipto sibuk memerintah anak buahnya ke sana kemari demi kelangsungan acara nanti siang.
"Tuan apakah anda yakin mau menikah lagi?" ucap istri kedua Tuan Cipto dengan nada tak suka .
"Ya kenapa tidak, aku sudah tidak sabar menikahi Kirana" ucap tuan Cipto sambil membayangkan tubuh seksi Kirana .
"Huh, membayangkan nya saja membuat pusaka ku berdiri" ucap tuan Cipto sambil melihat celana nya yang menggembung.
"apa kami berempat tidak cukup memuaskan tuan?" ucap perempuan yang bernama Surti.
"diamlah jangan cerewet, Dewi saja sebagai istri pertama tidak protes, kenapa kau cerewet sekali, pergi sana bantu-bantu di dapur" Tuan Cipto jengah melihat Surti.