NovelToon NovelToon
Biarkan Aku Menyerah

Biarkan Aku Menyerah

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:9.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Pasha Ayu

Dalam rumah tangga, CINTA saja tidak cukup, ... Masih diperlukan kesetiaan untuk membangun kokoh sebuah BIDUK.

Namun, tak dipungkiri TAKDIR ikut andil untuk segala alur yang tercipta di kehidupan FANA.

Seperti, Fasha misalnya; dia menjadi yang KEDUA tanpa adanya sebuah RENCANA. Dia menjadi yang KEDUA, walau suaminya amat sangat MENCINTAI dirinya. Dia menjadi yang KEDUA, meski statusnya ISTRI PERTAMA.

Satu tahun menikah, bukannya menimang bayi mungil hasil dari buah cinta. Fasha justru dihadapkan kepada pernikahan kedua suaminya.

Sebuah kondisi memaksa Samsul Bakhrie untuk menikah lagi. Azahra Khairunnisa adalah wanita titipan kakak Bakhrie yang telah wafat.

Tepatnya sebelum meninggal, almarhum Manaf memberikan wasiat agar Bakhrie menikahi kekasihnya yang telah hamil.

Wasiat terakhir almarhum Manaf, akhirnya disetujui oleh Bakhrie dan keluarganya tanpa melihat ada hati yang remuk menjadi ribuan keping.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AYAK DUA

Seusai masuk ke dalam kamar pengantin bersama istri keduanya, mata Bakhrie dipenuhi buliran jernih.

Bukan malam pertama seperti yang Fasha bayangkan di atas ranjang kesepiannya saat ini, Bakhrie menghamparkan sajadah demi memohon ketenangan kepadaNya.

Sejenak bayangan di dua bulan lalu terlintas dalam pikirannya. Ketika, Abangnya yaitu; almarhum Abdul Manaf di ambang batas napas terakhirnya.

Lelaki dengan bibir pucat memandangi Bachrie yang menangis. "Bakhrie tidak akan menikah lagi, Mas!" tolaknya.

"Tapi Zahra sudah hamil." Jawaban Manaf cukup lirih. "Aku khilaf," imbuhnya.

Manaf menunda menikahi Azahra, bukan karena ingin meraih cita- cita menjadi Dokter di London. Manaf hanya menunda waktu supaya tidak pernah menikahi gadis itu.

Vonis Dokter sudah ditangguhkan dua tahun lamanya, Manaf sendiri tidak yakin akan bertahan selama itu. Acap kali ia frustrasi.

Kala itu, Manaf akui, Manaf egois, Manaf tak ingin Azahra mencari pengganti, tapi juga tak mau membuat gadis yang dicintainya secara tulus tersebut menjadi janda setelah menikah dengan penderita kanker otak stadium akhir.

Mereka saling mencintai. Hanya saja, Manaf terus menghindar kala Azahra mendesaknya menikah. Sampai saatnya Manaf tergoda, keduanya melalui malam panas bersama.

Hari ke hari rambut kian rontok. Manaf berusaha menutupinya dengan topi atau apa pun yang bisa dia jadikan penutup.

Menjadi seorang dokter, tidak membuat Manaf terhindar dari kematian, nyatanya semakin hari tubuh semakin melemah karena penyakit yang menggerogotinya.

Bakhrie di posisi yang sulit. Puncaknya, saat keluarga Azahra meminta pertanggung jawaban Manaf yang ternyata sudah mengembuskan napas terakhirnya.

Fasha bisa apa? Satu tahun menjadi istri Bakhrie, tak ada hilal dirinya hamil, yah, dia harus menyetujui desakan keluarga Bakhrie atas nama kemanusiaan dan tanggung jawab.

...][∆°°°°^°°∆°°^°°°°∆][...

Hari- hari berlalu, embun kini menyiarkan kesejukannya. Fasha mencium punggung tangan suaminya setelah salam di rakaat terakhir.

Sudah dua bulan berlalu, Fasha sudah terbiasa dengan status istri pertama yang disandangnya.

Yah, walau sering merasa cemburu, sejauh ini Azahra masih sadar akan posisinya di rumah ini yang hanya seorang madu. Tidak berlaku layaknya pelakor di film yang pernah ditonton oleh Fasha.

Andai perutnya tidak mengalami keram atau hal apa pun, Azahra Khairunnisa tidak akan memanggil Bakhrie untuk tidur bersama.

Sebenarnya, Fasha sendiri yakin, Bakhrie hanya menemani Azahra tidur karena sejauh ini, Bachrie masih meminta hak padanya. Tapi tetap sesak bilamana membayangkan sang suami bersisian dengan wanita lain.

Mereka masih tinggal satu atap, sebab Bakhrie tidak akan membiarkan Fasha tinggal berjauhan dengan Azahra yang tengah hamil sembilan bulan.

Fasha mencintai Bakhrie, maka itulah yang membuat Fasha menerima. Bodoh, lemah, alah, persetan, karena wanita dan cinta seharusnya tidak perlu dipersatukan bukan?

Bahkan, Fasha masih sudi tersenyum demi senyuman manis suaminya. Namun, senyum itu tidak lama karena sebuah telepon lantas mengalihkan atensi keduanya.

Rumah Sakit, tempat yang akhirnya mereka datangi setelah mendapatkan informasi dari ayah dan ibu Bakhrie. Yah, sejam yang lalu, Azahra masuk Rumah Sakit.

Tiba di tempat, Azahra sedang berbaring di ranjang pasien. Mungkin, Azahra baru saja mengalami kontraksi palsu.

"Kalian ini gimana sih? Zahra dibiarkan saja tidur sendiri!"

Perempuan itu bernama Fatima, ibu mertua Fasha yang kemarin paling kencang menyuarakan keinginannya menimang cucu.

"Kamu nggak apa- apa?" Sebagai rasa tidak enaknya, Bakhrie menatap Azahra yang lekas mengangguk kepalanya pelan.

"Enggak, kok, Mas, Alhamdulillah, Zahra baik- baik saja. Ternyata cuma kontraksi palsu."

Baru saja Fasha ingin bicara, setidaknya ingin memberikan saran agar menelepon nomor Bakhrie saat mulas. Yah, berlaku seperti hari- hari sebelum ada mertua yang menginap.

Namun, Fatima sudah memberikan saran lebih dulu darinya. "Zahra sudah jadi istri suami mu juga. Jangan selalu membuat Bakhrie tidur bersama mu. Sampai harus membiarkan Zahra pergi ke dokter sendiri."

"Pergi sendiri?" Fasha pikir, sebelumnya Azahra tak pernah berbuat begitu. Azahra selalu menelepon Bakhrie saat ada apa- apa.

"Nggak apa- apa Ummi. Zahra yang tidak enak kalau mengganggu Mas Bakhrie dan Fasha."

Fatima menatap putranya. "Azahra ini yang mau melahirkan cucu Sudjatmiko, Bakhrie. Azahra juga harus diperlakukan dengan baik layaknya Fasha. Kamu yang adil dong!"

"Maaf." Fasha menyela karena dia tidak mau dianggap penyihir di dalam rumah tangganya bersama Bakhrie. "Sebelumnya Azahra selalu menelepon, dan Fasha juga membagi Mas Bakhrie sesuai dengan semestinya."

"Oya, ... lalu kenapa, sampai Ummi lihat, Azahra datang ke Rumah Sakit sendiri?"

"Mungkin mencari perhatian Ummi?"

"Sayang." Bakhrie menegur. Bagaimana pun, cara bicara Fasha terlalu ketus untuk ukuran seorang menantu.

Fasha hanya memutar bola matanya. Sudah jelas, dia mulai tampak seperti wanita yang tidak patuh pada mertua. "Ini kenyataannya!"

"Tapi tidak perlu berapi- api." Bakhrie merasa, Fasha sudah berubah. Bicaranya sering ketus semenjak ibunya menuntut cucu.

"Maaf atas ketidaksopanan, Fasha, Ummi."

Fasha lalu ngeluyur keluar. Bakhrie menanyakan kembali kondisi Azahra sebelum ia keluar menyusul istri pertamanya.

"Maaf." Bakhrie selalu mengusap kepala, tengkuk hingga punggung Fasha. Memberi pelukan ketika wanita itu terdeteksi marah.

"Kalau tidak karena didesak, Acha tidak akan pernah mau membagi mu, Mas! Lihat, bahkan setelah semuanya Acha ikhlaskan, Ummi masih menganggap Acha penyihir mandul!"

"Ssstt!"

Bakhrie tidak merasa Ummi seburuk itu, Fasha hanya terlalu sensitif menyikapi sikap ibunya yang naluriahnya seorang ibu, ya seperti itu. Menginginkan hal yang terbaik.

"Acha mau pulang ke Indonesia." Dua bulan meminta izin, Bakhrie selalu menolaknya.

"Sebentar lagi Zahra melahirkan. Mas nggak mungkin meninggalkannya, Sayang."

"Terus?"

"Tunggu sampai..."

"Mas, ... selama ini. Papa sama Mimi sudah cukup sabar menunggu, loh. Andai Acha nggak kasih alasan ini itu. Mungkin Rayyan, Nabeel, atau Syahrul datang ke sini buat jemput, Acha! Tapi Acha nggak mau kalau mereka sampai tahu poligami yang kamu lakukan!"

Ah, Bakhrie juga takut jika itu terjadi, Bakhrie takut dipisahkan dari Fasha. Lagi pula, sebelumnya mereka sepakat tidak melibatkan keluarga Miller dalam rumah tangga mereka.

"Okay, ... Mas izinkan kamu pulang ke Indonesia. Mas sendiri yang antar. Tapi, Mas nggak bisa lama di Indonesia."

"Terserah." Fasha ngeluyur lagi dan kali ini Bakhrie hanya menyuruh satu asisten rumah tangga untuk mendampingi istrinya.

1
Yolia Agustina
Luar biasa
Nenie Chusniyah
luar biasa
Nurlaelawati
Luar biasa
Qhii
lahhhh.....malah silang menyilang njirrr
Qhii
yaelah.....muter² doang dunia nabil mahhh
Ricis
Iki piye toh, kok ruwet temen kisahe Nabeel
Isnani Murti
lanjut thor, aku padamu...
Lita Pujiastuti
Bachrie, itulah yg dirasakan Fasha saat melihatmu bersama Azahra di ruang kamar utama. saat masih jd istrimu....skrg kamu merasakan sakit, pdhl sdh tdk ada hub apa² lg....
Haida Royana
Terimakasih kk Auuthor tisunya...sangat menyesakkan dada
Rini Andriyani
Luar biasa
Rini Andriyani
Lumayan
Lita Pujiastuti
Digetunono wes ra guno, Bachrie....ikhlasno ae ....kadung jeru leh mu natoni Fasha....
Ricis
bela²in baca maraton cerita ini dlu biar nyambung nanti pas mau baca sequel nya 😄
Retno Budhihartati
Luar biasa
Yuyun Yuningsih
bagus top markotop acha
Joel
punya mertua kaya gitu perlu diracuni biar bisa cepat ketemu yang maha kuasa...🤣🤣🤣🤣
Isma BilqisAlzea
Luar biasa
Lita Pujiastuti
Ingat Bacrie...jika apa yg kamu sia² kan telah dipungut oleh org lain, maka penyesalanmu tiada artinya...
Novita Ae
Luar biasa
Isnani Murti
si Bachrei sudah gila kale...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!