Di saat fokus dengan masa hijrahnya, Damian kembali di hadapkan dengan masalah yang membuatnya harus menikahi gadis bercadar.
Damian Pangestu yang mempunyai masalalu yang buruk harus berada di tengah-tengah keluarga yang ahli agama.
Pernikahan yang tak terduga itu membuat rumah tangga Damian dan Adhiba bertahan walaupun harus menerjang hujan dan badai. Terlebih masa lalu Damian yang seorang pendosa muncul satu persatu.
Lalu bagaimana cara mereka menghadapinya?
•••••
"Jangan berharap lebih padaku Adhiba..Aku yang seorang pendosa sangat tidak pantas bersanding dengan wanita sepertimu" Damian Pangestu
"Aku tidak akan berharap lebih darimu, Tapi aku lah yang akan membuat pendosa sepertimu berharap agar lebih lama bersanding bersama wanita seperti ku.." Adhiba Azalea Ibrahimi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Di Pesta
Dua hari telah berlalu, Kini Adiba tengah bersiap untuk datang ke acara yang ia datangi bersama sang suami setelah ini. Begitupun dengan Damian yang kini sudah siap dengan kemeja biru muda serta rompi dan jas berwarna navy yang membalut tubuh tegapnya.
"Jadi acara yang mas maksud ini adalah acara papa..?"Tanya Adiba kepada sang suami. Sejak tadi Adhiba cukup santai saja karena mengira bahwa acara pesta perusahaan ini adalah acara pengusaha lainnya. Mana tahu dia bahwa acara tersebut adalah acara perusahaan milik sang ayah mertua.
"Papa sama mama bilang katanya gak boleh kasih tahu kamu.. Buat kejutan aja. Karena nama kita akan di panggil nanti sayang.."Adiba mengangguk saja. Ia selalu menurut apa kata Damian asal demi kebaikan saja.
"Ohya? Mas tadi lihat kamu udah sholat loh.."Adiba tersenyum tersipu. Andai wajahnya tidak tertutup oleh cadar, Mungkin suaminya bisa melihat pipinya yang merah bak kepiting rebus itu.
"Iya mas..Aku udah selesai kok.."Ya, Beberapa hari yang lalu, Adiba memang masih sempat datang bulan. Walaupun sebenarnya ia mengharap bulan ini telat. Karena jika boleh jujur, Adiba ingin segera hamil dan ingin secepat mungkin punya momongan.
"Wah..Mas sudah gak sabar ingin segera dapat jatah. Sudah satu minggu juniornya mas puasa.." Adiba mengernyit heran.
"Junior? Junior siapa mas?
"Dia.."Damian menunjuk benda pusakanya memuat Adhiba berdigik ngeri.
"Dasar mesyum kamu ya mas.."Adhiba mencubit perut Damian hingga pria itu meringis. Keduanya tertawa, Damian kecup pipi yang terhalang kain tipis itu.
"Perasaan kita menikah hanya baru-baru ini. Tapi kenapa mas udah sayang ke kamu ya.."Ucap Damian menatap mata lentik sang istri. Masih belum pria itu sangka bahwa Damian akan menikahi gadis sholeha seperti wanita yang berada di depannya ini.
"Mas bahagia bisa memiliki kamu..
"Aku pun juga bahagia mas.. Semakin hari mas semakin menunjukkan perubahan mas..Adhiba sangat bersyukur untuk itu.."Ya, Damian semakin menunjukkan perubahannya. Dan semua berkat Adhiba yang selalu telaten serta mengajari sang suami. Dengan adanya sang istri, Sekarang Damian lebih rajin beribadah. Pria itu juga sanggup bangun pukul di sepertiga malam untuk melaksanakan sholat tahajut.
Pria itu juga sangat rajin mengaji setiap selesai sholat magrib kadang selesai sholat subuh. Sungguh perubahan yang membuat Adhiba kagum.
"Sekarang kita berangkat?
"Ayok..."Adhiba tertawa, Damian menggadeng tangan lentik sang istri dan mengajaknya keluar.
****
Jika Damian dan Adhiba tengah bahagia saat berangkat ke pesta ulang tahun perusahaan Tuan Arya, ayah Damian. Begitupun dengan Syifa yang akan ikut bersiap saat ini. Gadis itu harus berpenampilan cantik karena sebentar lagi Ryan, Pria pujaan hatinya akan datang untuk menjemputnya.
Ting
Melihat ada yang mengirim sebuah pesan, Syifa segera membuka dari siapa pesan tersebut.
"Aku sudah ada di depan gerbang rumahmu.. Keluarlah. karena aku tidak akan masuk..
Syifa menghela nafas panjang. Apa setidak pentingkah dia di mata Ryan, Sampai pria itu enggan masuk ke rumahnya? Padahal status mereka saat ini sudah tunangan.
Tak ada pilihan lain selain keluar menemui Ryan. Orang tua Syifa sudah berangkat terlebih dahulu kini hanya tinggal ia sendiri saja.
"Hay Ry..."Sapaan itu menggantung begitu saja saat Syifa melihat seorang gadis cantik duduk di sebelah sang kekasih.
"Tunggu apalagi? Ayo masuk..Acaranya sebentar lagi akan segera di mulai.."Syifa mengangguk. Gadis itu menghela nafas panjang. Terpaksa Syifa mengalah dan duduk di kursi bagian belakang. Syifa kira mungkin saja gadis di depan ini adalah Sodara Ryan.
Di sepanjang perjalanan, Syifa hanya diam saja. Gadis yang biasa di kenal dengan mulut cerewetnya itu seolah membisu. Tidak seperti Ryan, Pria yang biasa irit bicara itu Justru kini banyak bicara dengan gadis yang entah siapa itu.
Ryan juga tampak sangat bahagia, Terbukti dengan tawa Ryan yang pecah saat gadis itu bercerita.
Syifa diabaikan dan ia tidak suka ini. Yang tunangannya siapa dan yang di ajak bicara juga siapa?
"Sabar..Sabar Syifa..Berjuanglah dulu.. Buat Ryan luluh sama kamu..
.
.
.
Acara ulang tahun yang di laksanakan oleh Tuan Arya bukan hanya mengundang pengusaha dari dalam kota saja tapi melainkan di luar kota pun. Acara di laksanakan di salah satu hotel bintang lima di kota itu.
Tuan Arya memang sengaja mengundang banyak tamu karena selain merayakan ulang tahun perusahaan, Tuan Arya juga ingin menyebar undangan resepsi pernikahan sang putra, Damian bersama menantu kesayangannya.
Damian dan Adhiba telah hadir di waktu yang sangat tepat. Mereka datang sebelum para tamu satu persatu datang dan ruangan luas tersebut begitu ramai. Dan rata-rata dari mereka kebanyakan juga mengajak seluruh keluarganya.
Sama seperti Abi Rahman misalnya. Niat hati ingin membatalkan acaranya untuk datang karena Ayunda menolak. Semua berakhir dengan Abi Rahman datang bersama kedua istrinya. Selain itu, Gus Azka dan Zian juga ikut dalam acara tersebut.
Mereka tampak sangat akur, Jauh berbeda dengan Ummi Badriyah yang selalu bersikap sinis terhadap Ayunda.
"Wah..Acara mewah gini Abi cuma Mau ngaja Ayunda doang.. Rugi dong Ummi kalau gak di ajak.."Tak ada respon dari Abi Rahman. Pria itu tak pernah tak berlaku adil kepada kedua istrinya. Semua bagi rata, Hanya saja Abi Rahman sudah muak dengan sikap istri pertamanya yang semakin tua sikapnya malah justru semakin menjadi.
Sebagai pria yang masih punya keturunan ulama, Abi Rahman sebenarnya enggan turun ke dunia bisnis semacam ini. Namun karena ayahnya adalah seorang pengusaha, Maka dari itu ia harus turun tangan karena dia adalah putra satu-satunya. Tapi beruntungnya, Abi Rahman punya dua putra walaupun Zian bukan putra kandungnya setidaknya anak itu anak baik. Orang tuanya pun sudah menyiapkan harta khusus untuk Zian.
Abi Rahman bisa saja menceraikan Ummi Badriyah. Tapi tidak ia lakukan karena pernikahan keduanya adalah sebuah wasiat dari almarhum kakeknya. Kakek Abi Rahman dan Kakek Ummi Badriyah adalah sepasang ulama yang bersahabat. Maka dari itu, Sebelum Kakek Abi Rahman meninggal, Beliau meminta agar nanti menikahi Ummi Badriyah. Sebenarnya kedua orang tua Abi Rahman menolak, Namun pria itu tetap bersikeras.
"Abi..Itu bukannya menantunya Ning Salma ya? " Semua mengalihkan perhatiannya kepada yang di tunjuk Ummi Badriyah. Dan memang benar, Adhiba tengah mendampingi Damian menyambut para tamu yang lain.
"Abi tidak ada niatan ingin menemui rekan kerja Abi.."Abi Rahman hanya bisa menghela nafas panjang. Sejak tadi istri pertamanya yang selalu banyak bicara.
Tanpa mengucapkan apapun lagi, Abi Rahman mendekat ke arah Damian dan beberapa rekan kerja lainnya. Abi Rahman mengucap salam sebelum Abi Rahman mengenalkan kedua istrinya.
"Saya Badriyah..Istri Tuan Rahman.."Badriyah mengenalkan diri tanpa menyentuh lawan jenisnya.
"Saya ini sangat kagum dengan anda Tuan, Walaupun anda keturunan orang-orang alim tapi ternyata anda pintar juga dalam berbisnis.."Kata salah satu rekan kerja itu. "Ohya? Kalau yang ini siapa?" Tanya pria itu menunjuk Ayunda yang tersenyum tipis.
"E, Perkenalkan dia ini.."Badriyah segera menyerobot..
"Dia ini namanya Ayunda Tuan. Ayunda ini adalah adik saya atau adi ip..
"Ayunda juga istri saya.. Saya punya dua istri.."Potong Abi Rahman dengan cepat. Ummi Badriyah jelas kesal bukan main. Ia seolah tidak terima dengan semua ini.
Seperti pria-pria itu. Kini Abi Rahman bersalaman dengan Damian begitupun dengan Gus Azka dan Zian juga.
"Wah..Masih punya muka kau menginjakan kaki di tempat ini?" Ucap Ummi Badriyah dengan nada bicara yang pedas.
"Adiba..Adiba..Harusnya kau tidak perlu datang ke acara ini. Oh, Aku tahu. Pasti suamimu ini seorang asisten ya?.Makanya bertugas menyambut tamu..
"Ummi!" Tegur Abi Rahman tak suka.
"Benarkan anda ini seorang asisten Tuan Damian?" Tanya Gus Azka dengsn tawa sedikit mengejek di sertai tawa cekikikan.
"Apa anda tahu? Kalau perusahaan yang saya pimpin tengah bekerja sama dengan perusahaan RY Corp ini.."Damian hanya tersenyum tipis saja, Ia tidak ingin mengatakan apapun. Biarkan saja waktu yang menunjukkan kepada mereka nanti.
.
.
.
Tbc
untk author semoga cepet sembuh ya jaga kesehatan
y abi, umi mg gk pernah menghrgai mu. mka dri itu pulng kn az dy k orang tua ny. jangn dijdikn alsan utk mmbenrkn abi nikh lgi. walaupn aku gendeg sma sikp umi.
sehat2 buat author ny
bunda ayunda, akn melakukn apn pun utk ank ny. termsuk mnjdi istri dri pria yg ud beristri. demi kahagian dy utk ank ny sembuh dn nrima tawarn abi. gk cocok x ku rsa sama ayunda ni la. dn abi, klw ud gk sreg dgn istri prtama mnding pulangkn az k orang tuany. trlepas itu amanah atw apla. semarah2 ny suami jangn memukul, seburuk2 ny istri jangn dipukul. kmbalikn az k orang tuany. aplgi abi rahman pernh nampr umi badriah. aku memg gk suka dgn sikp umi badriah, tpi abi rahmn jga jangn bgitu.