NovelToon NovelToon
Stuck On You

Stuck On You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / CEO / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: _Sri.R06

Kehidupan Agnia pada awalnya dipenuhi rasa bahagia. Kasih sayang dari keluarga angkatnya begitu melimpah. Sampai akhirnya dia tahu, jika selama ini kasih sayang yang ia dapatkan hanya sebuah kepalsuan.

Kejadian tidak terduga yang menorehkan luka berhasil membuatnya bertemu dengan dua hal yang membawa perubahan dalam hidupnya.

Kehadiran Abian yang ternyata berhasil membawa arti tersendiri dalam hati Agnia, hingga sosok Kaivan yang memiliki obsesi terhadapnya.

Ini bukan hanya tentang Agnia, tapi juga dua pria yang sama-sama terlibat dalam kisah hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon _Sri.R06, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Semakin Dekat?

Matahari sudah mulai naik, hawa panas mulai menyengat kulit. Saat ini, Abian tampak sedang berbicara dengan ibu panti tentang sesuatu sementara Agnia bermain dengan anak-anak.

Sebenarnya niat awalnya ikut dengan Agnia memang hanya ingin mencari kesibukan saja sekaligus mengantar wanita itu. Tapi melihat kondisi panti yang Abian rasa masih bisa diberikan fasilitas dan juga diperbaiki di beberapa tempat.  Dia kemudian mulai membicarakan ini dengan Ibu panti, dia akan menjadi donatur tetap di panti asuhan itu, memenuhi kebutuhan anak panti dan juga akses sekolahnya.

Jelas saja mendengar itu Ibu panti begitu senang, dia terus mengucapkan terima kasih pada Abian. Hingga saat pembicaraan berakhir dan Ibu panti entah pergi ke mana. Abian pun mulai kembali berjalan-jalan, hingga langkahnya itu membawanya ke halaman belakang panti, ternyata Agnia juga berada di sana, sedang bermain dengan anak-anak panti. 

Mereka tampak begitu bersemangat.

Abian bahkan tidak sadar jika bibirnya ikut menyunggingkan senyum saat melihat senyum Agnia yang begitu lepas. Hal itu menjadi candu tersendiri untuknya. Tapi saat dia tersadar, dengan cepat bibirnya kembali pada setelan awal. Wajahnya dibuat kembali tenang dengan tatapan tajam yang sebenarnya tidak bermaksud apa-apa.

Agnia tampak tertawa-tawa saat dia bermain kejar-kejaran dengan anak-anak. Rambut hitam legamnya yang terbawa angin membuat wajahnya terlihat sempurna, tampak lebih ceria dari biasanya. Dia berlari, terus menambah kecepatan saat anak-anak itu menjadikannya target untuk ditangkap.

Dia menjerit saat hampir dikenai oleh mereka. Agnia tidak fokus pada apa yang ada di depannya. Dia hanya fokus ke belakang menghindari setiap serangan. Hingga pandangan itu akhirnya menatap ke depan, dia membulatkan mata saat di depannya sudah ada sosok Abian sedang berjalan dengan santai. Bahkan sepertinya pria itu tidak ada niat untuk menghindar, Agnia juga sudah tidak bisa mengerem kakinya secara mendadak.

Hingga saat dia meneriakkan.” Awaaasss!” Tubuhnya sudah menabrak sempurna pada tubuh tegap Abian, namun dia tidak terjatuh, karena saat itu tangan Abian sudah mengunci tubuh Agnia dalam pelukannya.

Sontak saja hal itu membuat suasana mendadak hening. Angin berhembus menerbangkan rambut keduanya dengan begitu lambat. Menciptakan suasana romantis untuk beberapa saat. Tatapan mereka bertemu, dan terjebak pada keindahan masing-masing.

Hal itu tidak berakhir begitu saja, saat keduanya masih dalam posisi yang sama, seorang gadis kecil dengan rambut yang diikat ekor kuda tiba-tiba saja berkata, “Kak Agnia cocok sama Om ganteng, Kalian pacaran, ya?” Sontak ucapan itu membuat Agnia tersadar dan segera mendorong tubuh Abian agar menjauh darinya. Bertepatan dengan itu suara riuh anak-anak meneriakkan kata, “Cieee!” Membuat semburat merah muda menjalari tulang pipi Agnia.

Berakhirlah sudah kejadian itu dengan kecanggungan diantara keduanya. Karena Abian sendiri tidak menyangka dia akan terjebak pada situasi sulit yang mampu membuat jantungnya berdebar dengan gila.

***

Malam itu udara cukup dingin, membawa serta aroma segar dari dedaunan yang terhembus angin. Suara ranting yang bergesekan satu sama lain menjadi alunan musik pengantar tidur. Di kamar itu, di bawah lampu ruangan yang remang-remang seorang wanita yang bergelut dengan selimut tampak tidak bisa diam barang sebentar. Terus memutar tubuhnya ke kiri dan ke kanan, tampak terganggu dengan sesuatu.

Dalam sekali gerakan, tubuhnya sudah bangkit lalu duduk dengan cepat. Ada kerutan di dahinya, tangannya sudah memegang perut dengan ringisan kecil di bibirnya.

“Lapar,” lenguhnya.

Agnia lantas bangkit dari ranjang dengan langkah gontai, menuju ke luar kamar. Kini tujuannya adalah dapur. Biasanya dia tidak biasa makan di malam hari seperti ini, tapi entah kenapa, malam ini justru perutnya berbunyi untuk diberi makan.

Mengambil satu cup mie instan di atas rak dapur, Agnia lantas menyeduhnya dengan air panas. Dia sudah belanja makanan itu beberapa waktu lalu untuk stoknya makan. Tentu saja Agnia tidak hanya memakan mie instan, hanya saja itu memang salah satu yang paling disukai Agnia.

Kemudian Agnia menunggu dengan sabar sampai mie yang dia buat jadi. Hingga suara langkah kaki terdengar membuat Agnia membalik badan hanya untuk menemukan sosok lelaki yang sudah ia kenali sedang berjalan ke arahnya. Dia Abian.

“Sedang apa di sini?” Itu Abian yang bertanya.

Pria itu mengenakan piyama katun dengan celana panjang dan kemeja lengan pendek dengan motif kotak-kotak berwarna biru. Rambutnya yang selalu tertata rapi kini dibiarkan berantakan, namun itu justru malah menambah kadar ketampanan pria itu berkali-kali lipat.

Sementara Agnia sendiri, setelah kejadian tadi, rasanya tidak bisa menatap wajah pria itu terlalu lama. Jadi Agnia kembali menatap ke arah cup mie instan yang sedang dia seduh untuk menghindari Abian.

“Membuat mie,” jawab Agnia seadanya.

“Apa tidak makan sore tadi?” tanya Abian, mengerutkan alis.

“Lupa,” balas Agnia, masih enggan untuk menatap pria itu.

“Apa ada orang yang bisa lupa makan seperti itu?” tanya Abian, menyandarkan tubuhnya di meja pantry, tangannya terlipat di dada dengan pandangan yang setia memperhatikan setiap gerak-gerik Agnia.

“Tentu saja ada,” Agnia mulai terpancing, kerutan di dahinya menandakan kalau dia kesal. Bahkan kini sudah tidak ragu untuk membalas tatapan Abian. 

“Siapa?”

“Aku, lah,” jawab Agnia, kesal. Bahkan Abian hanya bisa menggelengkan kepala karena jawaban wanita itu.

Kemudian Agnia melihat pergerakan Abian, dia membuka kulkas untuk mengambil minuman bersoda. Namun sebelum menariknya keluar Agnia sudah berbicara lebih dulu.

“Kamu meminum soda? Kenapa tidak coba minuman yang lain, apalagi di malam hari, coba minuman hangat yang bisa membuat tubuh lebih nyaman,” kata Agnia.

Ternyata Abian urung mengambil minuman soda yang sudah berada di dalam genggamannya. Dia kembali menyimpan itu dan menutup kulkas dengan raut datar yang tidak berubah.

“Siapa yang mau minum itu, aku hanya melihatnya sekilas tadi,” kata Abian memberikan alasan.

Agnia sendiri yang mendengar alasan itu hanya bisa mencibir, dia tahu Abian berbohong. Mana ada orang yang membuka kulkas di malam hari hanya untuk menyentuh minuman kaleng kemudian menyimpannya lagi?

“Hm, aku juga tidak peduli,” kata Agnia.

Hey, lalu siapa yang baru saja berbicara itu, lalu menyarankan minuman hangat? Apa Agnia baru saja hilang ingatan? Abian bahkan tidak tahu jika Agnia memiliki kebiasaan itu. Melupakan sesuatu yang bahkan baru saja keluar dari mulutnya.

Abian bersikap tidak peduli, dia berjalan mengitari Agnia membuat wanita itu kebingungan. Namun Agnia sama sekali tidak curiga, apalagi saat Abian mulai mengangkat cup mie instan yang Agnia buat sebelumnya. 

“Tentang yang terjadi di panti siang tadi, maaf,” kata Abian.

Agnia kini jadi kembali mengingat kejadian itu, entah kenapa tapi mendengar permintaan maaf Abian membuat Agnia tertegun. “Itu … bukan kesalahanmu, aku juga salah karena tidak melihat kamu di sana saat itu, maaf.” Agnia pun mengucapkan hal yang sama. Suasana menjadi hening, sampai suara Abian terdengar.

“Aku hanya tidak ingin karena kejadian itu membuatmu tidak nyaman, tidak perlu merasa canggung,” kata Abian.

Agnia mengangguk, dia setuju, seharusnya kejadian tadi tidak perlu sampai membuat hubungan mereka menjadi asing. Itu hanya ketidaksengajaan yang terjadi di waktu yang tidak terduga.

“Aku mengerti,” ujar Agnia, akhirnya.

Kemudian saat dia termenung dalam pikirannya sendiri Abian sudah mengambil start awal dengan mencicipi cup mie instan buatan Agnia.

Agnia tersadar dari lamunannya saat suara seruputan dari kaldu mie instan miliknya terdengar, membuat matanya membelalak sempurna. Wajahnya sudah menunjukkan raut tak bersahabat. Agnia bersiap meledak untuk meluncurkan segala macam sumpah serapah atas apa yang Abian lakukan.

Ketahuilah, ada tiga hal yang paling Agnia benci di dunia ini.

...pengkhianatan....

...Orang jahat. ...

...Juga, orang yang memakan mie instan yang dia buat  pada seruputan pertama....

Agnia hanya merasa seruputan pertama pada mie instan itu adalah yang paling enak. Dan dia, adalah orang pertama yang harus lebih dulu merasakannya. 

Tapi saat ini, saat tahu bahwa Abian adalah yang memakannya pertama kali, jelas sekali amarah Agnia sudah sampai di ubun-ubun. 

Rasanya ingin sekali Agnia mengacak-acak wajah tampan Abian saat ini juga, apalagi saat melihat raut wajah pria itu yang tanpa dosa.

“Enak.” Setelah mengatakan itu Abian pergi begitu saja meninggalkan Agnia yang sedang berusaha menahan kesal. Tangannya sudah saling mengepal dengan mata yang memejam menahan hasutan hati yang mengatakan hal-hal buruk. Biarlah … biarlah untuk kali ini Agnia akan mengabaikan. Tapi tidak ada lain kali.

Tapi satu hal yang Agnia sayangkan, kenapa dia tidak langsung memberikan bumbu cabai lebih dulu, jika seperti itu Abian mungkin akan segera mengalami batunya. Tapi, itu juga kalau Abian tidak bisa memakan pedas.

Namun di sisi lain, seseorang sudah memperhatikan interaksi itu cukup lama, amarahnya sudah memuncak hingga memenuhi rongga dada. Tangannya juga mengepal menyalurkan rasa kesal, matanya menatap tajam menyorot Agnia yang sedang merengut memperhatikan mienya yang terasa sudah ternoda.

“Atas dasar apa! Atas dasar apa wanita miskin itu bisa begitu dekat dengan Abian?” 

1
Jam Jam
ceritanya bagus ka, dilanjut ya kak. Semangaaat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!