Pertemuan tanpa sengaja menjadi bibit cinta tumbuh dibumbui oleh perjalanan karakter yang penuh rintangan serta persahabatan antar karakter yang membuat kisah mereka lebih berwarna
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29
Setelah beberapa jam perjalanan Okta terbangun dari tidurnya dan ternyata Okta juga tertidur bersama dengan Gracia dalam perjalanan yang sebelumnya dia ingin kabur dari kejaran orang suruhan orangtua Gracia namun dia tidak tahu sekarang dia dan Gracia berada.
Setelah dia bangun, kernet bis itu pun memberitahu bahwa bis itu akan berhenti di terminal mana.
"Ayoo yang turun di Tegal ayo siap-siap"
Sontak mendengar itu membuat Okta terkejut dan segera membangunkan Gracia.
"Gre bangun" Okta menepuk pipi Gracia
"Hmmm" Eluh Gracia dan meregangkan tubuhnya
"Gre ayo bangun" Okta berusaha membangunkan Gracia
"Apaan sih ta lagi enak" Gracia yang kembali ingin tidur di pundak Okta
"Ayoo bangun kita udah kejauhan"
"Kejauhan apa?"
"Kita di Tegal" Okta memberitahu Gracia keberadaan mereka sekarang
"Ohhh... Hah Tegal?!" Gracia yang terkejut dan membuat para penumpang juga ikut terkejut mendengar suara Gracia

Okta yang juga terkejut menutup mulut Gracia, "jangan teriak gitu gre malu tuh"
"Kok kamu ngga bangunin sih ta?" Bisik Gracia
"Aku juga ketiduran tadi jadi ngga tau kita dimana" jawab Okta yang tidak tahu apa-apa
"Haduh terus gimana?" Gracia yang kebingungan
"Kita turun dulu aja deh baru kita mau ngapain" usul Okta
"Iya deh" Gracia menganggukkan kepalanya dan membenarkan duduknya
Setelah bis itu berhenti, Okta dan Gracia singgah di sebuah warung Tegal untuk makan siang serta Okta memikirkan bagaimana mereka berikutnya.
"Gre kita makan disini gpp kan?" Tanya Okta apakah Gracia mau makan di tempat itu
"Gpp lah emang aku anak konglomerat yang suka makan restoran gitu, ngga lah aku tetep suka makanan kayak gini" jawab Gracia yang memang dirinya tidak mempermasalahkan itu

"Alhamdulillah kalo gitu yuk di kesana" ucap Okta merasa lega
Kemudian Okta dan Gracia masuk ke dalam warteg itu dan memesan menu makanan mereka. Sesaat mereka sedang makan siang Okta teringat dengan temannya yang berasal dari Tegal namun dia tidak tahu temannya itu masih di Tegal atau merantau.
Okta mengeluarkan handphonenya dan mencari kontak temannya itu kemudian menelponnya.
"Halo dengan siapa yah?"
"Halo gw Okta"
"Astaghfirullah rab, apa kabar Lo baru keliatan"
"Alhamdulillah baik kal, Lo gimana?"
"Alhamdulillah baik ini lagi di rumah"
"Ehh Lo masih di Tegal?"
"Masih ini lagi ke rumah ortu"
"Kebetulan kal, Lo bisa jemput gw ngga?"
"Hah ngapain Lo ke Tegal tumben amat"
"Iya nih gw kebablasan jadi nyasar kesini"
"Waduh tumben Lo begini, ya udah gw jemput dimana?"
"Terminal kal"
"Ok deh gw otw"
"Siap"
Okta menutup telponnya dan memberitahu Gracia tentang ini. "Gre nanti kita di temen aku yah"
"Temen? Kamu punya temen disini?" Tanya Gracia

Okta menganggukkan kepalanya, "Iya gre dia temen aku pas SMP gitu"
"Ya udah gpp daripada ngga jelas disini" Gracia mengiyakan karena memang mereka tidak memiliki rencana
"Ok deh, dia lagi jalan kesini kita makan aja dulu"
"Iya ta"
Mereka melanjutkan makan mereka sambil menunggu jemputan mereka datang. Selang beberapa menit akhirnya Haikal pun datang untuk menjemput mereka berdua.
"Yuk gre dia udah di depan" ajak Okta
Gracia menganggukkan kepalanya, "Iya ta"
Mereka berdua membayar makanan mereka dan langsung menuju depan terminal kemudian Haikal menghampiri Okta.
"Ya Allah rab Lo apa kabar udah lama ngga ketemu" Haikal memeluk Okta yang sudah lama tidak bertemu
"Iya kal gw gini-gini aja" Okta membalas pelukannya
"Boong banget, gw denger Lo buka bisnis konstruksi yah" Haikal melepaskan pelukannya
"Gitu deh, gw mau lepas dari bisnis keluarga gw biar ngga ketergantungan"
"Wajar kalo gitu bagus deh, ehh dia siapa?" Haikal melihat kearah Gracia
"Ohh iya gre ini temen aku" Okta meminta Gracia untuk berkenalan
"Halo, Gracia" Gracia menjabat tangan untuk bersalaman

"Haikal" Haikal membalas salaman Gracia
"Ya udah yuk kita ke rumah ortu gw aja yah" ajak Haikal setelah berkenalan dengan Gracia
"Lah bukannya Lo punya rumah yah disini" Okta yang bingung
"Mata Lo, gw udah pindah ke Purwokerto disini gw cuman mau ortu gw doang sama istri" Haikal memberitahu tentang tempat tinggalnya
"Hah?! Lo udah nikah?" Okta yang terkejut
"Makanya Lo jangan ngilang, gw udah nikah 2 tahun yang lalu" jawab Haikal memukul pundak Okta
"Ya Allah sorry kal, selamat yah" Okta memberikan selamat
"Iya ya, ya udah kita ke mobil"
"Kamu akrab sama dia kal?" Bisik Gracia saat mereka melangkah menuju mobil Haikal
"Ngga terlalu sih, tapi kalo aku lagi pengin temen ya dia temennya" jawab Okta tentang pertemanan dia dengan Haikal
"Gitu yah aku kira kalian akrab"
"Ya gitu deh"
"Tapi kenapa dia manggil kamu Rab?" Gracia yang kebingungan kenapa Haikal memanggil Okta dengan sebutan itu
"Ohh itu, dia emang gitu kebiasaan. Rab itu Arab ya gitu deh" Okta menjelaskan
"Ohh aku kira apaan"
Mereka bertiga menuju mobil dan melaju ke rumah orangtua Haikal yang memang cukup jauh dari terminal kota Tegal.
*
Sesampainya disana, mereka bertiga disambut oleh orangtua dari Haikal yaitu papahnya.
"Ehh tamunya udah Dateng" sambut papahnya Haikal
"Iya pak" Okta memberikan salam pada papahnya dan juga Gracia
"Ya udah silahkan masuk" papahnya mempersilahkan masuk
"Makasih pak"
Mereka berdua masuk ke dalam rumah orangtua Haikal dan dibarengi oleh Haikal dan papahnya.
"Kalian dari mana?" Tanya papahnya Haikal setelah duduk di sofa ruang tamu
"Kita dari Jakarta pak" jawab Okta
"Kata Haikal kalian nyasar yah, betul?" Tanya papahnya kembali
"Iya pak sebenarnya kami ingin turun di terminal di pinggir Jakarta tapi kita berdua ketiduran jadi kebablasan kesini" jawab Okta menjelaskan tentang mereka berdua
"Ya Allah jauh banget sampe kesini, terus rencananya kalian gimana?" Papahnya Haikal yang terkejut
"Nanti saya pikirkan pak" jawab Okta sedang berpikir
"Ya sudah gpp, kalo kalian mau nginep disini juga gpp disana ada kamar kosong" tawar papahnya Haikal
"Baik pak terimakasih sebelumnya"
"Iya sama-sama tapi cuman satu kamar doang" ucap papahnya Haikal yang memang di rumah mereka hanya ada satu kamar tamu
"Gpp pak biar dia yang disana, saya tidur disini" balas Okta ingin tidur di ruang tamu dan Gracia saja yang tidur di kamar
"Bener gpp?"
"Gpp pak"
"Ya sudah, kal antar dia ke kamar yah" pinta papahnya Haikal
"Iya pah, yuk gre" ajak Haikal
"Permisi pak" ucap Gracia
Gracia dan Haikal menuju kamar yang dimaksud oleh papahnya Haikal. "Disini gre"
"Iya kal gpp aku disini aja" Gracia melihat kamar tamu itu
"Ok deh, kalo boleh tau kamu siapanya Okta?" Tanya Haikal tentang status Gracia
"Gimana yah ngomongnya, kalo aku ngomong pacar percaya ngga?" Tanya balik Gracia
"Ngga lah pasti dia udah dijodohin sama ortunya, aku kenal orang Arab itu biasanya dijodohin" jawab Haikal yang menduga Okta akan dijodohkan
"Gitu yah, tapi kalo kamu tanya aku siapanya Okta. Aku pacarnya" jawab Gracia tentang pertanyaan Haikal sebelumnya
"Hah?! Kok bisa?" Haikal terkejut setelah mendengar jawaban Gracia
"Panjang ceritanya"
"Waduh kamu yang sabar yah ngadepin ortunya Okta" Haikal memberi semangat
"Iya kal aku juga sama" Gracia menundukkan kepalanya
"Maksudnya?" Haikal yang bingung
"Ortu aku juga mau jodohin aku juga" jawab Gracia yang memiliki masalah yang sama dengan Okta
"Waduh repot juga yah, ya udah gimana baiknya kalian aja nanti dipikirkan yah" saran Haikal
"Iya kal makasih sarannya"
"Ya udah kalo kamu mau balik lagi ke depan gpp atau mau disini aja?" Tanya Haikal
"Disini aja kal aku mau istirahat" jawab Gracia yang ingin di kamar tamu
"Ya udah aku ke depan dulu ya" pamit Haikal
Gracia menganggukkan kepalanya, "Iya"
Kemudian Haikal meninggalkan Gracia di kamar tamu dan menuju ruang tamu kembali yang masih ada papahnya dan Okta disana.
"Ohh jadi kamu buka bisnis konstruksi ta?" Tanya papahnya Haikal tentang pekerjaan Okta
"Iya pak saya mau bisnis sendiri dan saya lulusan arsitektur jadi begitulah" jawab Okta tentang bisnisnya sekarang
"Bagus yah, kalo Haikal sih kemaren habis ekspor udang ke Jepang sama Eropa yah buat kegiatan dia" balas papahnya Haikal tentang Haikal sekarang
Okta menganggukkan kepalanya, "Iya pak"
"Nah itu anaknya Dateng" ucap papahnya Haikal melihat Haikal telah kembali
"Kenapa pah?" Tanya Haikal setelah duduk di sofa
"Gpp, sana temenin Okta papah mau istirahat" pinta papahnya
"Iya pah"
Kemudian papahnya Haikal meninggalkan mereka berdua di ruang tamu menuju kamarnya untuk beristirahat.
"Lo bisnis ekspor?" Tanya Okta tentang bisnis Haikal sekarang
"Gitu deh" jawab Haikal
"Bukannya Lo jadi fotografer yah" Okta menduga dulu Haikal pernah ingin menjadi fotografer
"Emang gw fotografer tapi pas itu tambak udang gw lagi bagus jadi gw ekspor" Haikal menjelaskan tentang bisnisnya dan pekerjaannya juga
"Wihhh hebat yah Lo" puji Okta
"Ngga lah, Lo yang hebat" balas Haikal yang dirinya tidak ada apa-apa dengan Okta
"Ehh iya ta, Gracia pacar Lo?" Lanjut Haikal
"Gitu deh"
"Ortu Lo tau?"
"Belum sih, nanti nunggu gw siap baru gw kasih tau" jawab Okta mempersiapkan dirinya
"Lo harus komitmen ta jangan gantungin dia, gw tau rasanya dijodohin gimana jadi Lo harus pikirin solusinya" saran Haikal
"Iya kal makasih sarannya ya"
"Sama-sama, bentar lagi Maghrib di kamar Gracia sana ada alat sholat Lo bisa pake disana"
"Iya kal makasih ya sebelumnya"
"Iya ya ah, kayak ngga kenal gw aja sih"
"Ehh istri Lo kemana?" Tanya Okta sedari tadi tidak melihat istrinya Haikal
"Ohh dia lagi pergi sama kakak gue sama mamahnya terus disetirin sama ipar gw" jawab Haikal
"Gitu yah gw kira lagi ngapain"
"Ngga kok, katanya mamah gw kangen kumpul sama jalan-jalan jadi ya udah mereka pergi" lanjut Haikal
"Terus kenapa Lo sama papah Lo ngga ikut?" Tanya Okta kenapa dia dan papahnya tidak ikut
"Biasa penyakitnya kambuh jadi gw sama papah gw ngga ikut" jawab Haikal yang terpaksa tidak ikut
"Ohh ok deh, ya udah gw sholat dulu yah" pamit Okta
"Ok ta"
Okta berlalu menuju kamar mandi untuk berwudhu setelah itu menuju kamar tamu yang ditempati oleh Gracia. Setelah masuk, Okta melihat Gracia kembali tertidur disana dengan posisi yang kurang nyaman namun karena Okta sudah berwudhu jadi dia hanya menyelimuti Gracia dan melanjutkan ibadahnya.
Setelah itu, Okta membenarkan posisi tidur Gracia dan kembali ke ruang tamu agar tidak ada yang curiga selama Okta di kamar tamu.
***