Yang bocil minggir dulu ya🙃
Sinopsis 👇
Mina tidak tahu ada apa dengan hubungan kakak dan kakak iparnya. Di luar mereka tampak baik tapi sebenarnya mereka menyembunyikan sesuatu.
Berawal dari penasaran, Mina memutuskan menyelidiki keduanya. Ternyata benar. Di apartemen tempat tinggal mereka, mereka bahkan tidur terpisah. Mina yang dasarnya mulut ember itu ingin melapor ke mamanya. Sayangnya sebelum berhasil, ia ketahuan oleh Foster, kakak iparnya.
Dan yang tidak pernah Mina duga, Foster malah memaksanya bermain api dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 9
Di waktu yang sama, Foster masuk ke dalam club tersebut. Dia yang merasa jenuh dan bosan dengan pekerjaannya sepanjang hari ini, lebih memilih pergi dan menghabiskan waktunya di club sendirian. Seorang pelayan memberikan buku menu padanya. Ia memilih kelas VIP agar bisa duduk dengan tenang dan tidak banyak lalu lalang orang. Pria itu tidak suka terganggu dengan keberadaan orang asing didekatnya.
Apalagi gangguan dari para ja l a ng yang berkeliaran. Ia sedang tidak ingin bercinta. Walaupun ia sering melakukan hubungan s e k s, tapi dia tak pernah sembarangan. Beberapa bulan terakhir ini ia bahkan tidak pernah lagi berhubungan s e k s dengan wanita. Sejak bertemu dengan Mina. Hanya gadis itu yang ada dalam pikirannya sekarang ini. Kalau pun dirinya sedang bergairah, dia akan datang ke adik iparnya itu. Entah melampiaskan hasratnya dengan cara yang seperti apa, pokoknya dia akan mencari gadis itu. Namun malam ini dia hanya ingin minum saja.
Foster pun menikmati minumnya dengan santai tanpa ada gangguan dari kupu-kupu malam. Namun matanya tertuju pada gadis cantik yang mengenakan gaun merah dan melekuk indah. Matanya memperhatikan dari bahu hingga paha mulusnya. Banyak pria hidung belang yang mulai mendekatinya dan mencari kesempatan dalam kesempitan. Ketika sadar siapa gadis itu, Foster mengumpat.
Sialan, itu Mina. Adik ipar yang ingin dia miliki. Kenapa gadis itu di sini? Dia harus segera menyelamatkannya dari para lelaki hidung belang itu. Tidak ada yang boleh menyentuh miliknya.
"Pergi, brengsek! Dia wanitaku!" Hardik Foster pada dua pria buaya darat yang sedang mencoba menggoda Mina. Dia menyingkirkan dengan kasar tangan nakal pria itu dari bahu Mina. Pria itu masih bisa menahan emosi untuk tidak melayangkan tinjunya. Ia tidak ingin membuat suasana menjadi lebih kisruh.
"Kamu jahat sekali Paul! Aku sudah suka kamu dari beberapa bulan lalu.
Tapi kenapa kamu malah milih Dira, hah!? Aku lebih cantik, lebih sexy, aku
bahkan berdandan cantik malam ini demi menarik perhatian kamu. Jelas-jelas kamu melirik aku tadi, tapi kenapa malah menembak Dira? Hikss ..." racau Mina.
Kadar kesadarannya sudah tumbang. Kepalanya sudah oleng dan duduk pun tidak bisa tegak. Kepalanya terasa berat sampai menelungkup pada meja bar. Dia semakin meracau tidak jelas. Orang-orang mengedikkan bahu tak mengerti dengan ocehan gadis itu. Ia sudah mabuk berat setelah meminum dua sloki Tequila dan dua botol bir. Ia memang tidak jago minum. Tapi karena galau, ia malah memaksa minum malam ini. Pandangan Mina berpindah ke Foster yang kini berdiri didepannya.
"Ohh?? Kakak ipar? Woahh ... kita bertemu lagi, padahal tadi baru ketemu," secepat kilat emosi Mina berubah riang setelah sebelumnya menangis tersedu-sedu.
"Ikut aku," ujar Foster tampak marah. Ia membantu gadis itu beranjak pergi menuju ruangan VIP. Dia membiarkan gadis itu meracau tak jelas disampingnya. Pria dingin itu tetap santai saja dan melanjutkan sesi minumnya yang sempat tertunda sebentar. Setelah menghabiskan satu sloki, ia memiringkan kepalanya menatap Mina.
"Jadi kau mabuk-mabukan begini karena putus cinta?" ada nada cemburu di suara Foster. Siapa laki-laki yang berani membuat Minanya patah hati begini. Kenapa juga gadis itu harus menyukai laki-laki macam itu.
Mina mengangguk.
"Cowok yang aku suka, malah suka sama sahabatku sendiri." sahut Mina dengan gaya khas orang mabuk lalu meracau lagi.
"Siapa yang mengajarimu datang ke sini kalau lagi galau? Siapa yang memberimu ijin minum-minum begini?"
"Orang-orang di drama yang aku tonton semuanya begitu."
Foster mendengus keras.
"Sepertinya mulai besok aku harus membasmi semua film dalam laptopmu."
"Eng ... Kenapa?"
"Karena film-film itu membuat otakmu tidak bisa berpikir dengan baik. Gadis sepertimu tidak cocok berada di sini." balas Foster. Mina menatapnya dengan wajah menyipit.
"Terus kenapa para pria bisa leluasa ke sini?" itu tidak adil menurut Mina. Masa hanya laki-laki saja yang bisa sedangkan perempuan tidak boleh sembarangan datang ke sini. Benar-benar nggak adil.
"Dengar, pria dan wanita berbeda. Jangan kau samakan. Semua wanita yang datang ke sini hampir semuanya bukan wanita baik-baik. Mereka berbeda dengan gadis manis sepertimu. Kamu itu harus dilindungi, nona kecil. " entah kenapa Foster suka memanggil Mina dengan sebutam nona kecil.
"Cih, semua pria itu memang brengsek. Kak Foster sama aja, waktu itu juga kakak dengan sengaja mengerayangi tubuh aku. Kan aku kaget, itu pertama kalinya ada laki-laki yang melecehkanku. Kakak iparku sendiri lagi."
Foster tertawa. Menarik. Saat mabuk, gadis ini benar-benar bisa melampiaskan semua yang ada dalam hatinya. Kalau mabuknya lucu begini, nanti Foster akan buat dia mabuk kalau sedang berduaan. Lalu menikmati tingkah lucunya.
"Jadi apa pendapatmu dengan perbuatan brengsekku padamu waktu itu?" biasanya orang kalau mabuk akan berkata jujur. Foster ingin tahu perasaan Mina terhadap semua sentuhannya pada tubuh gadis itu.
"Itu ..."
"Apa?"
"Rasanya aneh, aku baru pertama kali merasakan sesuatu yang aneh begitu,"
"Kau menikmatinya?" pancing Foster.
"Ya ... Eh, tidak-tidak! Pokoknya jangan kak Foster lakukan lagi. Kak Iren akan marah nanti," lalu setelah itu Mina terbaring di atas sofa. Gadis itu tertidur.
Foster tersenyum terus menatap gadis itu. Jangan lagi? Jangan harap. Ia sudah menandai gadis ini sebagai miliknya. Dengan cara apapun pasti akan ia dapatkan. Pria itu lalu menggendong tubuh Mina dan membawanya keluar dari tempat itu.
Selama perjalanan pulang dia masih memikirkan siapa pria yang Mina suka. Ia cemburu karena pria itu bisa membuat Mina patah hati sampai mabuk-mabukkan begini. Itu artinya perasaan Mina terhadap laki-laki itu cukup dalam. Tentu saja Foster cemburu dan merasa terancam. Dia harus segera membuat Mina jatuh cinta padanya. Tidak boleh ada laki-laki yang mendapatkan gadis itu selain dirinya.
"Ayo kita pulang." kata pria itu kemudian berdiri dan langsung membopong gadis itu seperti memikul beras. Karena sudah mabuk berat, tentu Mina senang-senang saja diperlakukan begitu. Ia malah berteriak-teriak kencang karena merasa dirinya bisa terbang.
Astaga, bikin malu saja bocah ini. Batin Foster.