Ben Jamin Fredo (28), pewaris perusahaan wine Fredo bermain panas dengan pesaingnya Zoela Caprio (27) pewaris kedua perusahaan wine Caprio. Merasa bertukar peluh di ranjang sambil meneriaki nama masing masing dan menjadikan gerak tubuh mereka sebagai candu satu sama lain. Tapi selain di ranjang, mereka adalah musuh bebuyutan sejak orang tua mereka bersaing menjadi perusahaan wine terbaik di Italia. Permainan kotor bisnis diantara pedagang wine membuat keluarga Fredo dan Caprio bermusuhan. Namun bagaimana jika orang tua mereka tau bahwa Ben dan Zoe menjalin hubungan menikah diam diam hingga bisa menghasilkan cucu untuk mereka? Apa karena ada cucu mereka berbaikan atau semakin bermusuhan? Bacaaaaaa novel ini sampai tuntas ya! Semoga suka!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mr. & Mrs. Fredo
Setelah mendapatkan telepon dari mertua palsunya, Nior langsung menghubungi Zoe yang saat ini masih dalam perjalanan bersama Ben, entah mau kemana mereka.
"Halo, Zoe. Sorry ganggu. Lagi sibuk nggak?" sapa Nior yang pura pura gak tau kalau istri palsunya itu lagi sama Ben.
Sebelum menjawab, Zoe menoleh kearah suaminya dulu dan Ben tersenyum padanya. Lalu ia pun mulai bersuara.
"Nggak sibuk, lagi dijalan. Ada apa?" sahut Zoe.
"Hmm, ayahmu nyuruh kita pulang karena 2 minggu lagi kamu harus persiapan buat tender di Roma itu" ujar Nior dan Zoe pun menghela nafas panjang.
"Lagi lagi ayahku. Tadi dia juga telepon aku, tanya kapan aku bawa kamu balik ke Tuscany, ya aku jawab, kamu terlalu sibuk jadi aku gak tau balik kapan" ungkap Zoe.
"Ayahmu itu begitu egois ya. Menikahkan anaknya untuk bisnis tapi masih cawe cawe" keluh Nior.
"Ya begitulah, ayahku. Dari aku kecil meskipun aku dimanja juga sama ayah, tapi dia juga sangat keras mendidikku apalagi kakakku. Penuh dengan ambisi dan obsesi terhadap perusahaan" ujar Zoe.
"Terus kamu mau pulang kapan? By the way, saat ini aku udah ada di Tuscany jadi kalau kamu mau balik kesini bilang, biar aku susul di bandara" sahut Nior.
"Oalah, ini alasanmu aku telepon kemarin gak diangkat sama sekali. Dasar bucin!" protes Zoe yang tau pasti Nior sedang bersama istrinya.
"Ya namanya, sama istri sendiri! mangkanya buruan nikah beneran sama pria yang katanya kamu cintai itu" ejek Nior.
"Aku udah nikah sama lelaki ku, jadi kamu gak perlu khawatir soal itu. Aku sudah bersuami dan kamu sudah beristri jadi kita sepadan" sahut Zoe.
"Hahahhaa, akhirnya! aku turut bahagia atas pernikahanmu" ucapan selamat Nior.
"Oh ya, soal rules yang aku gak bolehin kamu hamil selama pernikahan palsu kita, aku cabut, karena aku mau bikin anak sama istriku. Jadi kamu juga bisa melakukan hal yang sama" lanjutnya membuat Zoe menatap Ben dengan senyuman lega.
"Are you serious? hampir saja aku lupa soal ini karena sejak kemarin aku nikah, aku udah bikin sih" jujur Zoe.
"Cepet amat! Tapi gak masalah sih, aku udah buat sama istriku sejak sebulan lalu hahaha. Jadi kayaknya aku yang me..." ucap Nior yang tiba tiba baru sadar keceplosan bilang menang.
"Me.. apa Jun?" tanya Zoe penasaran.
"Mengalah maksudku hehe" jawab Nior nyeleweng.
"Emang bikin anak taruhan ada yang mengalah segala. Yaudah, aku bilang ke suamiku kalau besok aku bisa balik ke Tuscany" sahut Zoe.
"Okey, kabarin lagi kalau fix mau balik" minta Nior.
"Yap" ujar Zoe lalu panggilan ia matikan.
"Dari Junior?" tanya Ben yang mencoba menebak, tapi aslinya dia sudah tau.
"Ya. Ayahku nyuruh aku sama dia segera pulang ke Tuscany" jawab Zoe.
"Besok kita bisa pulang, sayang. Aku akan minta Xio buat atur jet pribadi" sahut Ben lembut.
"Makasih ya, sayang. Udah mau ngertiin posisiku" ucap Zoe sambil melingkarkan tangannya pada lengan sang suami lalu menaruh kepalanya di bahu Ben.
"Oh ya, kita mau kemana?" tanya Zoe ketika mobil yang dikendarai suaminya seperti akan berhenti di pantai.
"Kita akan bermalam di tepi pantai, sebagai honeymoon one day. Setidaknya sebelum balik ke Tuscany, kita habiskan malam malam pengantin baru dengan romantis kan sayang" jawab Ben.
Zoe tersenyum manis apalagi saat mobil Ben sudah sampai di tepi pantai sebuah resort bintang 5 yang dibangun diatas laut.
Mereka pun turun dan langsung disambut pegawai resort.
"Selamat sore Mr. & Mrs. Fredo. Selamat datang di Italian Resort Beach" sapa salah satu pegawai yang memiliki nama Loren dengan jabatan manager resort.
"Selamat sore, Bu Loren. Terima kasih atas sambutannya" sahut Ben ramah.
Zoe masih merasa aneh dengan panggilan Mrs. Fredo tapi ia merasa senang.
Loren mengarahkan pasangan pengantin baru ini menuju resort di atas laut dengan fasilitas honeymoon.
"Ini dia kamar kelas 1 kami yang eklusif untuk couple honeymoon. Didalam sudah ada jacuzi dan ada aquarium bawah laut. Mr. & Mrs. Loren bisa menikmati keindahan laut dari dalam kamar saja. Jika ada yang perlu kami bantu, dapat menghubungi call service kami" jelas Loren.
"Baik, terima kasih, Bu Loren" sahut Zoe yang kini giliran merespon sambutan baik dari manager resort.
Setelah Loren pergi meninggalkan Ben dan Zoe, mereka berdua menutup kamar dan menikamti keindahan laut dari ruangan itu.
"Indah sekali" puji Zoe ketika melihat dalam laut dari aquarium kaca yang bisa ia lihat langsung dalam kamar.
"Kamu suka, sayang?" tanya Ben sambil memeluk istrinya dari belakang.
"Suka banget, sayang. Terima kasih suamiku, Ben Jamin Fredo" sahun Zoe sambil membalikkan tubuhnya menghadap sang suami lalu ia pun langsung menyerang bibir Ben dengan lu-ma-tan lembut.
Ben yang sudah dipancing juga tidak mau kalah membalas ciuman sang istri sambil membawa tubuh Zoe ke atas ranjang berukuran besar.
Saat baru direbahkan, Zoe baru ingat jika mereka datang ke resort tidak membawa baju ganti.
"Ben, kita gak bawa baju ganti" ucapnya sambil menahan bibir Ben untuk menghentikan ciuman sementara.
"Tenang. Aku sudah menyuruh Loren untuk menyiapkan pakaian ganti kita sampai besok. Kita nikmati malam ini tanpa berbusana" sahut Ben dengan senyuman smirk yang menggoda.
Zoe yang merasa lega dengan persiapan sang suami pun menarik tengkuk Ben agar menciumnya lagi dan memulai pemanasan.
Entah sejak kapan mereka sudah sama sama polos tidak ada kain yang menutupi dan sudah bergoyang berirama diatas ranjang.
Sore hingga matahari terbenam, mereka gunakan untuk saling menyalurkan gairah dan tentunya menyatukan benih keduanya.
Sampailah mereka di batas tenaga yang sudah terkuras dengan kucuran keringat ditubuh padahal ruangan itu sudah menggunakan 2 AC.
"Kamu memang luar biasa, Zoela" puji Ben kepada istrinya karena dapat mengikuti irama permainan.
"Kamu itu yang keterlaluan, digenjot terus tapi emang bikin candu sih" sahut Zoe dengan senyuman menyeringai.
"Oh candu ya? kamu cinta aku apa candu sama ginian doang?" goda Ben.
"Ya cinta lah, kalau gak cinta mana bisa candu sama kamu, Ben! ah ngeselin!" sahut Zoe merajuk karena ia merasa suaminya itu mengganggap dirinya mesum.
"Hahhaa, maaf sayang. Bercanda. Jujur aku yang candu sama kamu, kayak gak bisa lepas dari tubuhmu" bujuk Ben sambil memeluk sang istri.
Zoe tidak menolak dipeluk meskipun dalam mode merajuk karena sentuhan Ben yang gentlement baginya. Entah kenapa juga, ia merasa ketika sudah balik ke Tuscany, moment dirinya bersama Ben berkurang. Tidak tau kapan bisa bertemu meskipun itu secara sembunyi sembunyi.