Kiara Pratiwi menangis didalam kamarnya, setelah mengetahui pernikahan suaminya Devan Kalandra,tidak pernah terpikirkan oleh Kiara kalau Devan akan mengkhianatinya.
Kiara sangat terkejut dengan apa yang dia alami sekarang seperti disambar petir disiang bolong,
Sera sahabat yang sangat dia sayangi, mereka telah mengkhianati Kiara, Devan pernah mencintai Sera tapi Sera memilih dan menikah dengan Haris.
Apa dulu mereka saling mencintai tapi jodoh nggak berpihak pada mereka berdua, apa aku yang jadi orang ketiga diantara mereka.
kejadian yang tadi siang dia lihat di sebuah restoran membuat Kiara ragu akan semua kata cinta Devan padanya.
Kiara menepuk dadanya yang terasa sesak dan menarik nafas panjang “aku ihklas menolong mu Sera dan juga Kafi anakmu tapi kenapa kalian menikam ku dari belakang, ini balasan yang aku dapatkan dari mu”
Kiara mengepalkan kedua tangannya, pengkhianatan Devan dan Sera membuat dunianya hancur, apa Kiara sanggup menghadapinya atau Kiara akan pergi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6 Menahan Diri
Kiara melihat dalam minggu ini Devan tidak pernah keluar kota, dia selalu pulang tepat waktu dan selalu berusaha baik dan selalu meminta maaf pada Kiara.
Melihat kelakuan Devan dalam 1 minggu ini membuat Kiara sangat malas, tapi dia berusaha sabar menunggu saat yang tepat untuk pergi dari kediaman ini, semua sudah selesai dipersiapkan Kiara.
Devan berkunjung ke tempat Sera disaat pagi sebelum berangkat ke kantor dia akan mampir sebentar atau siang hari menjelang sore. Semua benar benar di atur oleh Devan sedemikian rupa.
Devan berpikir Kiara tidak akan tahu semua yang dilakukannya, devan salah Kiara mengetahui semuanya tapi Kiara sudah tidak peduli akan semuanya, karena dia sudah memgambil keputusan untuk pergi dari mereka.
"Sayang, mas besok ada kerjaan di luar kota yang tidak bisa diwakilkan, kamu ikut pergi sama mas ya temanin mas bekerja disana"ajak Devan selesai mereka makan malam, Kiara hanya menatap sinis pada suaminya itu.
"Aku nggak bisa mas, kamu ajak istri kamu yang lain saja pasti dia akan senang sekali, kalian bisa jalan jalan sambil honeymoon bersama anak kalian" ucap Kiara dengan santainya.
Devan menarik nafas panjang mendengar ucapan yang keluar dari bibir Kiara, sejak kejadian 1 minggu yang lalu Kiara tidak pernah bicara enak dengan Devan.
"Mas maunya sama kamu sayang, kita akan menikmati waktu berdua" rayu Devan tapi tidak mempan untuk Kiara yang hatinya terlanjur beku dengan suaminya itu.
Kiara mencibir sinis mendengar rayuan gombal suaminya itu dia hanya melengos dan pergi meninggalkan Devan begitu saja.
Kiara malas menanggapi basa basi suaminya itu dari pada pusing mending dia tinggal saja.Devan yang ditinggal sendiri akhirnya mengikuti Kiara kedalam kamar untuk menyiapkan pakaian yang akan dibawa besok.
"sayang bantu mas siapin baju untuk dibawa besok" mohon Devan pada Kiara yang saat ini sedang duduk di depan meja hiasnya.
Kiara melirik sekilas pada suaminya itu sambil menarik ñagas panjang Kiara menghampiri suaminya yang menatap kearah nya saat ini, segera Kiara menuju lemari.
"pakaiannya untuk berapa hari mas" tanya Kiara malas malasan.
"3 hari sayang, mas pergi sama ari berdua ada proyek yang dikota S sedang bermasalah harus segera diselesaikan" jelas Devan memberitahu Kiara semua kegiatannya di kota S, Kiara hanya diam tidak menanggapi perkataan suaminya itu.
Kiara sibuk merapikan pakaian Devan kedalam tas pakaian yang biasa dibawa jika keluar kota selama ini.tidak betapa lama Kiara sudah selesai mengerjakan semuanya dan menyerahkan koper kecil itu pada suaminya setelah itu Kiara berjalan menuju ranjang untuk pergi tidur.
"sayang kamu benaran nggak mau ikut" tanya Devan lagi, jujur sebenarnya dia merasa khawatir meninggakan Kiara saat ini.
"nggak mas, terima kasih" jawab Kiara sambil membalikkan badannya menghadap dinding.
Handphone Devan tiba tiba berbunyi tapi dia tidak segera mengangkatnya karena telpon itu dari Sera, Devan melirik kearah Kiara, telpon masih terus berbunyi akhirnya Devan keluar dari kamar untuk mengangkat telpon dari istri keduanya itu.
Kiara yang melihat tingkah Devan itu hanya mendengus, lalu mematikan lampu kamar dan menggantinya dengan lampu tidur jujur Kiara sudah tidak peduli sama mereka berdua.
Sementara Devan mengangkat telpon dari Sera diluar kamar." mas berangkat pagi pagi sekali Ra, jadi mungkin nggak sempat menemui kamu" jawab Devan pelan, dia tidak ingin Kiara mendengar isi pembicaraannya dengan Sera.setelah berbicara cukup lama Devan pun menyudahi sambungan telponnya.
"sudah dulu ya Ra, mas mau beresin pakaian dulu" bohong Devan pada Sera. lalu dia mematikan sambungan telpon dari Sera.
Devan masuk kedalam kamar yang sudah gelap yang hanya disinari oleh lampu tidur. setelah meletakkan telpon genggamnya diatas nakas diapun segera naik ke ranjang setelah membersihkan diri dikamar mandi.
Kiara merasakan pergerakan disampingnya, dia hanya diam pura pura tidur, Devan beringsut mendekat kesamping Kiara lalu memeluk Kiara dengan lembut.Kiara yang dipeluk dari belakang oleh Devan agak kaget tapi dia menahan diri untuk tidak bergerak.
melihat reaksi Kiara yang hanya diam Devan mengeratkan pelukannya, dia sangat rindu dengan Kiara semenjak mengetahui pernikahannya dengan Sera, Kiara selalu menolak setiap diajak berci**a dengan berbagai alasan.
"sayang kamu sudah tidur?" tanya Devan dengan suara yang mulai berat menahan ha**a*nya ingin men**nt* istrinya itu. Kiara terus menahan diri jangan sampai Devan tau kalau dia belum tidur.
"sayang " Devan mencium leher Kiara yang saat ini tidur membelakanginya, Kiara masih diam lama lama tangan Devan sudah mulai kemana mana, Kiara pun tidak bisa berpura pura tidur lagi.
"maaf mas aku masih belum bisa melayani kamu, aku masih belum bisa menghilangkan bayangan kamu yang sedang berbagi peluh dengan istri baru kamu" tegas Kiara sambil mengangkat tangan suaminya yang sudah ada dibadannya.
Devan yang mendengar Kiara menolak dengan alasan itu langsung terdiam dan menjatuhkan dirinya kesamping dan menarik nafas mencoba menetralkan keinginan nya yang ingin berc**ta dengan Kiara,Devan sangat mengingikan Kiara saat ini.
Devan terlentang menghadap langit langit kamar mereka, " maaf kan mas Kia, tolong beri maaf sayang" mohon Devan sambil menoleh kesamping kearah Kiara yang saat ini masih membelakanginya.
"mas harus apa agar kamu bisa memaafkan kesalahan kami, jangan diam begini Kia mas jadi takut kamu akan pergi dari kehidupan mas" ucap Devan menyampaikan rasa ketakutannya kalau Kiara akan pergi dari sisinya.
Disisi lain dia juga tdak bisa meninggalkan Sera dan Kafi anak sambungnya itu, dia sudah terlanjur sayang dengan mereka berdua.
Kiara yang merasa malas meladeni suaminya itu berbicara berusaha untuk tidur, dan tidak berapa lama Kiara pun tertidur.
Devan mendengar suara dengkuran halus dari Kiara diapun menoleh kearah istrinya, Devan perlahan beranjak dari tempat tidurnya mengambil handphone berjalan kearah balkon kamarnya dia duduk disana sambil menatap kearah langit.
Devan mengusap wajah dengan kedua telapak tangannya, dia bingung harus bagaimana lagi menghadapi Kiara yang dalam 1 minggu berubah drastis sikapnya sampai dia tidak mengenali sama sekali sikap Kiara yang sekarang.
Devan meneĺpon Ari asistennya dia perlu teman untuk bercerita. Devan menghubungin Ari tapi telponnya tidak diangkat. berkali kali dia menghubungi asistennya itu tetap tidak diangkat.
Sedangkan Ari yang ditelpon diseberang sana memang sengaja tidak mengangkat telpon dari bos nya itu, karena dia sudah tau Devan pasti akan bercerita tentang keadaan dia dengan Kiara sekarang.
Sudah hampir 1 minggu Ari jadi pendengar setia curahan hati Devan kalau sedang galau dengan Kiara.Ari tidak mau ikut campur masalah mereka bagaimana pun hubungannya dengan Kiara sangat baik.
"makanya kalau mau poligami itu mikir dulu seribu kali, jangan ambil enak nya saja, pas ada masalah baru jerit jerit" gumam Ari dalam hatinya sambil tetap membiarkan telpon genggamnya berbunyi.