FOLLOW IG @thalindalena
Dia hanya sebagai istri pengganti, tapi dia berharap merasakan bulan madu impian seperti pasangan suami istri pada umumnya. Tapi, bagaimana jika ekspetasi tidak sesuai dengan realita. Justru ia merasakan neraka pernikahan yang diciptakan oleh suaminya sendiri, hingga membuatnya depresi dan hilang ingatan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Lio duduk di ruang kerja. Kedua matanya menekuri layar laptop. Menatap tajam pada video rekaman CCTV hotel di mana Sierra dan Lara memasuki sebuah kamar hotel. Dari rekaman CCTV itu sudah terlihat jelas kalau Sierra menarik paksa tangan Lara. Tidak berselang lama Sierra keluar dari kamar hotel itu tanpa mengenakan gaun pengantin. Sierra pergi dengan langkah tergesa, wajahnya tampak panik dan ketakutan. Di rekaman CCTV lain. Sierra pergi dari hotel tersebut melalui tangga darurat agar tidak ada penjaga yang bisa melihat kepergiannya. Sangat jelas sekali dari rekaman CCTV itu Sierra sengaja pergi dari pesta pernikahan. Gerak-Gerik Sierra sangat mencurigakan, namun rekaman CTTV itu tidak membuat Lio percaya begitu saja.
"Bisa saja 'kan Sierra panik dan takut karena ancaman Lara." Dengan bodohnya dia masih menyalahkan Lara.
Tapi, sebenarnya wajar saja sih dia mempunyai pikiran seperti itu, karena Lara adalah orang terakhir yang bersama Sierra sebelum wanita itu pergi dari pernikahannya. Dan alasan yang cukup kuat adalah Lara menyukainya sejak dulu. Bisa saja 'kan, Lara tidak terima jika dirinya menikah dengan Sierra, dan akhirnya mengancam Sierra agar menjauh dari hidupnya.
Lio mengepalkan kedua tangannya kuat. Emosinya kembali memuncak.
Ponselnya yang tergeletak di atas meja berdering panjang menandakan kalau ada panggilan masuk. Lio meraih ponselnya, mengangkat panggilan tersebut yang ternyata dari Leo.
"Aku sudah berhasil menemukan keberadaan Sierra!" Suara berat Leo terdengar di ujung telepon itu.
"Secepat itu?" Lio tidak menyangka kalau anak buah Leo sangat hebat, karena berhasil menemukan keberadaan Sierra. Sedangkan dirinya sejak kemarin tidak kunjung berhasil menemukan Sierra. Kekasihnya itu bak hilang di telan bumi. Bahkan anak buahnya saja tidak berhasil menemukan kekasihnya itu.
Tanpa Lio sadari sebenarnya Carlos sudah memerintahkan anak buah Lio agar berhenti mencari keberadaan Sierra.
"Dia berada di Brazil. Aku akan mengirimkan alamatnya untukmu." Leo langsung memutus sambungan telepon, dan mengirimkan alamat Sierra kepada Lio.
Malam itu juga dengan kesetananan, Lio berangkat ke Brazil untuk menemui Sierra. Secinta dan segila itu dia dengan Sierra.
Sungguh Lio yang sangat bodoh.
"Hari ini kau tidak perlu memasak," ucap kepala pelayan kepada Lara.
Lara menaikkan salah satu alisnya, menatap bingung kepada kepala pelayan. Apakah Lio tidak ingin memakan masakannya karena kejadian tadi malam? pikir Lara, berkecamuk.
Ck! Untuk apa dia memikirkan pria iblis itu. Lara berusaha mengenyahkan perasaan aneh di dalam dada.
"Tuan Lio pergi ke Brazil untuk menjemput kekasihnya!" Kepala pelayan berkata dengan nada menekan, sengaja, karena ingin melihat ekspresi Lara. Diluar dugaan ekspresi Lara sama sekali tidak menunjukkan rasa terkejut, malahan terlihat datar.
"Baik, Bu. Jadi hari ini aku mengerjakan pekerjaan lain?" tanya Lara mencoba tetap tenang, meski dadanya bergemuruh kencang. Penjelasan kepala pelayan mengenai Lio seperti pedang tajam yang berhasil mencabik-cabik hati dan jiwannya.
'Untuk apa aku bersedih. Lebih baik jalani semua ini sesuai dengan kehendak-NYA. Dan, bukannya ini bagus kalau Nona Sierra kembali? Jadi aku bisa segera bebas dari kandang iblis ini." Lara bergumam di dalam hati dengan perasaan tidak menentu.
"Ya, kau bisa memberi makan Spike dan memandikannya." Kepala pelayan tersenyum sinis. Spike adalah anjing kesayangan Tuan Lio. Tidak ada satu pun orang yang berani mendekati anjing agresif itu, karena takut di serang. Spike hanya luluh kepada pemiliknya, Tuan Lio.
"Spike?"
"Anjing kesayangan Tuan Lio. Kenapa, kau takut?!" ejek kepala pelayan.
tp kyanya lara pasti bisa mnerima calon logan, pling tidak ada sedikit sejarah lara yg mdh2an bisa bersikap bijak ya... krn perempuan mnjdi pihak yg dirugikan kl terjadi hal2 yg kurang baik....