NovelToon NovelToon
Waiting For You 2

Waiting For You 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Hamil di luar nikah / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Keluarga
Popularitas:910
Nilai: 5
Nama Author: Uppa24

novel ini adlaah adaptasi dari kelanjutan novel waiting for you 1

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uppa24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

mengulang!!

“Aku akan melindunginya, Vio,” kata Aidan dengan suara penuh tekad. “Aku akan melakukan segala cara agar Ibu dan kamu aman, dan kami bisa hidup bersama dalam kedamaian.”

Elena menghela napas dalam, merasakan kedalaman kata-kata Aidan. Namun, ia tahu bahwa tidak ada kata-kata yang cukup kuat untuk mengubah kenyataan. Aidan harus menunjukkan itu dalam tindakannya, bukan hanya dengan kata-kata.

Sekarang, tak ada yang bisa memprediksi bagaimana perjalanan ini akan berlanjut. Sebuah babak baru telah dimulai, dan semuanya akan tergantung pada bagaimana Aidan mampu menghadapi kenyataan dan apa yang akan terjadi dalam kehidupan keluarga mereka selanjutnya. Namun satu hal yang pasti—keputusan ini akan membentuk masa depan mereka untuk selamanya

...~||~...

Hari-hari setelah pertemuan pertama itu terasa penuh ketegangan. Aidan mencoba untuk kembali menyesuaikan diri dalam kehidupan keluarga El Bara, namun ia tahu bahwa segalanya tidak akan mudah. Perasaan yang dia miliki untuk Elena masih ada, tapi hubungan mereka terlalu rumit dan tidak bisa diselesaikan hanya dengan beberapa kata-kata atau pertemuan singkat. Namun, ia juga tahu bahwa dia harus berusaha, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi terutama untuk Alvio, yang sepertinya telah menetapkan tekad untuk menilai keberadaannya dengan lebih tajam dari yang ia perkirakan.

Di sisi lain, Elena menghadapi badai emosional yang tak kalah hebat. Daya tarik masa lalu yang belum sepenuhnya menghilang, ditambah dengan keinginan untuk menjaga Alvio agar tetap aman dan dilindungi dari segala sesuatu yang bisa menggoyahkan kedamaian mereka, membuat setiap harinya penuh dengan pertimbangan dan keraguan.

Suatu malam, setelah Alvio tidur, Elena berjalan ke ruang kerjanya yang terletak di lantai atas hotel. Pikirannya yang terkendali, meski sedikit kacau, ingin mencari jawaban. Seiring dengan langkahnya yang mantap, ia menghentikan diri sejenak ketika menyadari bahwa seiring waktu, ia telah belajar untuk hidup dengan keraguan, menyembunyikan perasaan terdalamnya, dan berusaha keras untuk menjadi sosok ibu yang kuat di depan putranya.

Ketika Elena mencapai ruang kerjanya, matanya menatap kosong pada layar komputer yang terletak di atas meja, seolah berusaha membaca situasi dengan lebih jernih. Tiba-tiba, suara pintu terbuka pelan, dan Aidan masuk ke dalam ruangannya.

“Elena,” suara Aidan terdengar lembut namun penuh kesungguhan.

Elena menoleh dengan cepat. Ada perasaan terluka di matanya, sesuatu yang terasa begitu halus namun kuat. “Aidan...” katanya dengan suara rendah, seakan menyuarakan seluruh ketidakpastian yang ada dalam hatinya.

Aidan maju mendekat, berdiri hanya beberapa langkah darinya. Ia menatap Elena dengan penuh perhatian, mencari tahu lebih banyak dari sekadar bahasa tubuh atau kata-kata yang tak cukup untuk menjelaskan keadaan.

“Aku tahu, ini semua sulit,” kata Aidan dengan hati-hati. “Tapi aku tidak akan mundur lagi. Aku ingin berusaha memperbaiki semuanya, untuk kalian.”

Tersadar betapa lama ia terdiam, Elena akhirnya berbicara. “Aidan, ini bukanlah soal kamu atau aku. Ini soal Alvio. Aku harus menjaga dia agar tidak terluka lebih jauh, dan kita tahu betapa rapuhnya perasaan anak-anak jika dunia mereka hancur.” Suara Elena pecah, menggambarkan beban yang terlalu lama dipendamnya. “Aku hanya tidak ingin dia terluka lagi. Aku ingin dia tahu siapa ayahnya—tapi yang lebih penting, dia harus merasa aman.”

Aidan merasakan kedalaman kata-kata Elena. "Aku paham." Wajahnya terhimpit rasa frustrasi dan penyesalan. “Kamu tidak salah. Tapi kamu juga harus memberi kesempatan pada dirimu sendiri untuk memberi Alvio apa yang dia butuhkan, bukan hanya sebatas perlindungan, tapi juga kehadiran. Itu bukan hal yang mudah.”

Dalam keheningan itu, Elena menunduk sejenak, menanggalkan penjagaannya. Begitu lama ia merasa sendirian dengan rasa ragu itu, seakan satu-satunya jalan yang bisa ia pilih adalah bertahan tanpa memberikan ruang untuk orang lain. Padahal sekarang, ia mulai menyadari bahwa mereka memiliki peran masing-masing dalam kehidupan Alvio. Meski perjalanan ini panjang, meski perasaan masing-masing begitu berat, sebuah langkah kecil menuju pemulihan sangat diperlukan, baik untuk dirinya maupun untuk anak mereka.

“Aidan,” suara Elena menjadi lebih rendah, penuh kesungguhan. "Apa yang kita hadapi tidak bisa diselesaikan dalam semalam. Tapi mari kita lakukan ini bersama. Beri aku waktu untuk melihat apa yang bisa kita bangun. Hanya jika kamu benar-benar berkomitmen untuk menjadi bagian dari hidup Alvio.”

Aidan menarik napas panjang, berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan berkomitmen lebih dalam, tidak hanya sebagai ayah dari Alvio, tetapi juga sebagai seseorang yang bertanggung jawab. “Aku akan berjuang untuk kamu, untuk Alvio. Untuk keluarga kita.”

Pada saat itu, mereka saling melihat dengan tatapan penuh pengertian, meskipun masing-masing menyadari bahwa mereka akan berjalan perlahan-lahan, merangkak menelusuri jalan berliku menuju kesepakatan dan perdamaian.

Malam-malam berikutnya kembali menciptakan ketegangan tersembunyi di dalam hotel itu. Alvio, yang meskipun usianya masih muda, mulai merasakan atmosfer yang penuh perubahan. Ia memandang kedua orangtuanya, seakan merasakan beban yang tak diungkapkan dengan kata-kata. Namun, meskipun banyak ketidakpastian di sekitarnya, Alvio tetap yakin bahwa dunia mereka bisa berubah, asal ada niat yang tulus untuk menjaga kebahagiaan mereka bersama.

Suatu hari, setelah Aidan datang untuk mengunjungi mereka lagi, Alvio mendekati ibunya yang sedang duduk di taman hotel. Wajah Alvio menyiratkan sebuah ketegasan, dan ia berbicara dengan suara lembut namun penuh makna, "Ibu, apakah kita bisa jadi seperti dulu?"

Elena tersenyum sambil menatap mata putranya. “Kita tidak bisa mengulang masa lalu, Vio. Tapi kita bisa menciptakan masa depan bersama.”

Alvio mengangguk dengan bijaksana, meskipun perasaan tidak sabar menggeliat di dalam hatinya. Di usianya yang masih muda, ia memahami lebih dalam daripada yang orang dewasa bayangkan.

Setiap percakapan yang ada, baik yang mendalam maupun yang singkat, kini membentuk sesuatu yang lebih kuat—sesuatu yang meyakinkan Elena bahwa walaupun jalan yang mereka pilih penuh dengan perasaan yang tak pasti, usaha mereka untuk menjalani ini sebagai keluarga dapat memberikan harapan baru bagi masa depan mereka.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!