NovelToon NovelToon
Waiting For You 2

Waiting For You 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Hamil di luar nikah / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Keluarga
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Uppa24

novel ini adlaah adaptasi dari kelanjutan novel waiting for you 1

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uppa24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

hari yang berlalu cepat Part 1

Sesampainya di rumah, Elena mendekati Alvio yang sedang asyik dengan gambarnya. Begitu melihat ibunya, Alvio tersenyum lebar.

"Aku sudah selesai menggambar rumah kita, Bu. Nanti aku akan buatkan gambar baru untuk pantai!" kata Alvio dengan penuh semangat. Senyum Elena merekah, matanya bersinar dengan cinta, dan sesaat rasa cemas itu menghilang. Alvio masih anak-anak yang tak mengetahui banyak hal yang terjadi di dunia dewasa.

"Aku pasti suka, sayang," jawab Elena lembut, memeluk Alvio erat. "Jangan lupa kalau kita harus tetap terus maju. Dunia ini akan lebih indah jika kita menjalaninya bersama."

Dan di saat itulah, Elena tahu: walaupun jalannya penuh liku dan kadang begitu gelap, ada secercah cahaya yang datang dari ketulusan cinta, yang bisa mengalahkan semua keraguan yang ada.

...~||~...

Hari-hari setelah pertemuan penting itu berlalu dengan cepat. Elena terus menghadapi tekanan dari banyak sisi, baik dalam dunia bisnis maupun dalam kehidupannya sebagai ibu dan pemimpin keluarga El Bara. Meski kedamaian kecil yang ditemui di antara Alvio dan keputusan-keputusan yang ia buat menghibur hatinya, tantangan besar tetap mengintai di depan. Setiap langkah yang diambilnya untuk masa depan keluarga ini harus dihitung dengan cermat, untuk menghindari adanya ketegangan yang lebih besar.

Sementara itu, hubungan Elena dengan Alexander, meski semakin sering kali lebih terbuka dalam hal komunikasi dan saling memberikan pengertian, tetap terlihat penuh dengan untaian masa lalu yang belum terungkap seluruhnya. Setiap kali sang ayah berbicara tentang masa depan, seperti ada perasaan tak terucapkan yang masih membelit mereka—sebuah harapan akan pelajaran dan tradisi yang tak dapat disingkirkan, bahkan meski Elena sudah cukup berani melepaskannya.

Tapi, di tengah perjalanan itu, ketegangan yang luar biasa datang ketika Aidan Bastoro, meski masih tidak mengetahui kedekatannya dengan Alvio, mulai hadir kembali dalam kehidupan Elena dengan cara yang lebih mendalam daripada yang bisa dibayangkan oleh siapa pun.

Beberapa hari setelah pertemuan dengan Alexander di ruang rapat itu, Elena tengah duduk di ruang kerjanya ketika Pak Jen, pelayan keluarga El Bara, masuk dengan wajah yang cukup khawatir.

"Tuan muda Aidan datang, Nyonya," ucap Pak Jen pelan.

Elena langsung berhenti dari pekerjaannya. Selama beberapa tahun terakhir, Aidan menjadi bagian dari kenangan pahit yang terus menghantui hatinya, namun dia tak pernah mengira bahwa hari ini ia akan menghadapi pertemuan itu dengan lebih banyak pertanyaan. Aidan bukanlah sosok yang mudah diabaikan. Meskipun waktu berlalu, ada sesuatu yang menunggu di balik pertemuan ini.

"Suruh dia masuk," perintah Elena dengan suara tenang, meskipun hatinya berdebar. Rasanya seperti ada sesuatu yang belum selesai antara dirinya dan pria itu, bahkan setelah segala keputusan besar yang diambilnya.

Tak lama kemudian, Aidan melangkah masuk. Tubuhnya yang tinggi dengan ekspresi penuh keseriusan tampak lebih matang dari beberapa tahun yang lalu. Elena merasa darahnya berdenyut lebih kencang saat tatapan mereka bertemu. Itu bukan hanya tatapan orang dewasa, melainkan juga salah satu yang menyimpan sejarah yang terlalu dalam untuk dilupakan begitu saja.

"Aidan," sapa Elena dengan suara yang lebih rendah dari biasanya.

Aidan tersenyum dengan sedikit ragu. "Elena," jawabnya perlahan, dan ia terlihat seperti hendak berbicara sesuatu yang penting.

Mereka berdua diam beberapa saat. Meski ada jarak fisik yang cukup besar di antara mereka, ketegangan di ruang tersebut terasa seperti sebuah tembok tak terlihat yang menghalangi percakapan yang lebih terbuka. Aidan yang dulu keras kepala kini tampak lebih sabar—atau setidaknya dia berusaha untuk tidak menambah keruh suasana dengan kata-kata yang tidak tepat.

"Kenapa kamu datang?" tanya Elena akhirnya, mencoba mengendalikan emosinya.

Aidan terdiam sejenak, mengangkat tatapan matanya ke arah Elena. "Aku ingin menjelaskan beberapa hal. Tidak mudah bagi aku untuk mendekat lagi, setelah segala yang terjadi," ujarnya perlahan. Ada sedikit nada kesedihan di suaranya.

"Aku tidak tahu apa lagi yang harus dijelaskan, Aidan." Elena menahan diri untuk tidak marah. "Kita sudah melewati masa yang terlalu berat untuk sekadar kembali ke masa lalu. Terlebih lagi, ini bukan tentang kita lagi. Ini tentang Alvio." Suaranya mantap, lebih tegas dari sebelumnya.

Aidan menyebutkan nama Alvio, seolah-olah memang itu alasan dia datang. "Alvio adalah anak kita, bukan? Aku ingin berada di sampingnya, melihatnya tumbuh, dan mengerti segala hal tentang masa depan yang akan kita jalani. Aku—"

"Aidan," kata Elena memotong, suaranya pelan tapi penuh tekanan, "Aku bukan sekadar memutuskan tentang kita berdua saja. Ini lebih besar dari sekadar kita. Ini soal masa depan keluarga, masa depan yang akan aku jaga."

Suasana semakin kaku di antara mereka. Elena tahu betul perasaannya terhadap Aidan. Tapi, di satu sisi, meskipun segala sejarah dan kebohongan yang telah terjalin, rasa memiliki terhadap Alvio tak bisa ditahan lagi. Alvio bukan hanya anak dari mereka berdua, ia adalah masa depan yang harus dibentuk bersama, meski banyak pertanyaan yang kini menggantung tentang siapa dirinya yang sebenarnya—dan siapa Aidan sebagai ayah dalam hidupnya.

"Elena..." suara Aidan kali ini terdengar lebih terbuka, seolah ingin mengungkapkan sesuatu yang penting namun terasa sulit. "Aku tahu banyak waktu sudah hilang dan banyak hal yang kita tidak ketahui. Tapi aku tidak bisa membiarkan hubungan ini terputus tanpa melakukan sesuatu."

Elena memandangi Aidan dengan hati yang bergejolak, berusaha untuk memahami apa yang ia maksud. Ada begitu banyak yang harus dipertanggungjawabkan, bahkan kalau itu berarti membuka kembali topik yang lebih rumit—sebuah sejarah yang bahkan kini mungkin sudah bukan waktunya lagi dibicarakan.

"Ibu...," suara Alvio tiba-tiba terdengar dari ambang pintu, anak kecil itu muncul dengan sebuah kertas di tangannya. "Ini gambar baru aku, tentang Ayah dan Ibu... Aku ingin menunjukkan ini ke kalian." Di wajah kecilnya, penuh dengan harapan dan keceriaan, meski ia tak tahu beban emosi yang tak terucapkan ada di sana.

Elena dan Aidan menatap Alvio bersama. Itulah satu-satunya hal yang lebih penting saat ini.

"Alvio," Elena menunduk untuk merangkulnya, matanya mulai berlinang, menatap anak yang tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. "Ibu dan Ayah akan selalu bersama, hanya untuk kamu."

Sekali lagi, kenyataan datang mengguncang. Ada begitu banyak hal yang perlu diselesaikan, tapi Elena dan Aidan tahu satu hal yang pasti—ketika datang ke Alvio, mereka harus bersama. Dunia luar mungkin membenci mereka atau mungkin menilai buruk segala keputusan yang mereka buat, tetapi untuk anak ini, mereka akan berusaha berdiri bersama, bagaimanapun caranya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!