Dalam sebuah pesta seorang gadis bernama Elis sengaja di tugaskan oleh sang ayah untuk menggoda para pengusaha muda yang kaya raya. Namun siapa sangka Elis malah terjebak dengan seorang pria yang paling di takuti di dunia bisnis.
Louise Mahendra Maxim adalah CEO dari Boison Grup terkenal dingin dan kejam. Seseorang yang pintar dan juga cerdas namun sayangnya malah jatuh hati pada Elis putri seorang pengusaha licik dan serakah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Cristof
Mendengar suara pintu terbuka tak membuat Elis mengalihkan pandangannya pada arah sumber suara itu. Ia terlalu malu untuk melihat siapa yang masuk. Yang ternyata adalah Bobby.
"Tuan, ini pesanan anda." Bobby membawa sebuah paper bag yang berisi pakaian untuk istri tuannya.
"Letakkan saja di sana." perintah Louise memberi isyarat menunjuk ke arah meja sofa.
"Setelah ini kau antarkan istri ku pulang." perintahnya lagi.
"Baik, tuan."
"Sekarang kau boleh keluar."
Elis baru bisa bernafas lega setelah Bobby keluar.
"Itu pakaian ganti untuk mu." tunjuk Louise pada meja sofa.
"Terima kasih." balas Elis sambil ingin beranjak dari pangkuan Louise.
Tapi Louise tidak melepaskannya sebelum menyesap bibir wanita itu terlebih dahulu. Setelah itu baru Elis beranjak mengambil paper bag dan membawanya ke kamar.
Beberapa menit kemudian Elis sudah selesai berganti pakaian. Dia pun pamit pulang. Bobby langsung mengantarkan Elis ke rumah karena hari memang sudah sore.
*
Beberapa hari lagi ulang tahun Aryo yang ke lima puluh. Pria tua itu sedang mempersiapkan pesta ulang tahunnya dengan meriah sekaligus untuk ajang pencarian jodoh buat Lidia. Lagi-lagi Aryo meminta kepada Elis untuk datang bersama Louise.
Hari ini setelah cafe agak lengang, Elis pergi ke sebuah mall untuk mencari kado buat sang ayah. Setelah mendapatkan barang yang ia cari, Elis kemudian menuju sebuah butik yang ada di mall itu untuk membeli gaun yang akan ia kenakan di pesta ulang tahun ayahnya nanti.
"Hay, Nona Elisa."
Elis menghentikan langkahnya ketika ada seseorang menyapanya.
Seorang pria berjalan mendekat ke arah Elis.
"Lama tidak bertemu." lanjut pria itu yang tak lain adalah Cristof.
Sejak Elis menikah, Cristof memang tidak lagi berusaha untuk mendekati wanita itu. Cristof sadar diri jika suami Elis bukanlah saingannya. Level Louise jauh berada diatasnya.
"Oh, Tuan Cristof." balas Elis menyapa.
"Bagai mana kabar mu ?" tanya Cristof setelah berdiri di depan Elis.
"Aku baik. Seperti yang anda lihat." jawab Elis apa adanya.
"Apa kau sendirian ?" tanya Cristof lagi.
"Hem." jawab Elis singkat.
"Aku permisi." kata Elis sambil beranjak karena ingin segera pergi menghindari pria itu.
"Apa kau ingin ke sana ?" tanya Cristof yang mengikuti Elis berjalan menuju sebuah butik yang ada di depan mereka.
Elis hanya mengangguk tanpa menghentikan langkahnya.
"Kebetulan aku juga ingin kesini." kata Cristof.
Padahal Cristof hanya lewat dan tidak sengaja melihat Elis berjalan sendirian.
Elis merasa sangat tidak nyaman karena merasa Cristof sengaja mengikutinya. Di butik ini hanya menjual pakaian untuk wanita. Tapi Cristof mengatakan jika dia ingin mencari gaun untuk ibunya. Pria itu bahkan minta tolong pada Elis untuk mencarikan gaun yang bagus untuk sang ibu.
"Maaf tuan Cristof, aku tidak pernah bertemu dengan ibu anda. Jadi aku tidak tahu gaun seperti apa yang cocok untuknya." tolak Elis dengan sopan.
Sungguh Elis benar-benar tidak nyaman dengan keberadaan Cristof.
"Permisi, aku sudah selesai."
Elis kemudian membawa sebuah gaun yang sudah ia pilih ke meja kasir untuk membayar. Setelah itu dia cepat-cepat keluar dari butik agar Cristof tidak mengikutinya lagi.
Namun ternyata Elis salah, Cristof masih tetap mengejarnya dan memanggil namanya. Awalnya Elis ingin pura-pura tidak mendengar tapi suara Cristof mengundang banyak orang yang melihat kearah mereka. Jadi Elis terpaksa menghentikan langkahnya dan berbalik.
"Maaf, tuan Cristof. Aku sedang buru-buru."
jangan sampai Rafly yg datang, biar Rafli sama Amanda saja Thor